Bagian 1•Hari Pertama Masuk

1.2K 64 0
                                    

Amanda berjalan melewati koridor kelas yang masih sangat sepi, hanya beberapa murid yang sudah berada di area sekolah. Jelas saja masih sangat sepi, Amanda selalu datang lebih pagi dari murid yang lain agar dapat menghindari tatapan tak bersahabat dari kakak kelas nya. Amanda sendiri tidak mengerti sebab dan apa salah yang sudah ia perbuat. Amanda berjalan sambil bersenandung kecil menikmati lagu yang sedang di dengarkannya melalui ponsel miliknya.

"Udah lama?"

"Lumayan"

"kali-kali kek, dateng telat." sindir Meme.

Kringgggggggg...

Bel tanda pelajaran akan segera dimulai sudah berbunyi nyaring disetiap telinga siswa-siswi yang berada dikawasan sekolah.

"Assalamu'alaikum anak-anak, buka buku paket halaman 126... " ucap Bu Denok yang sudah memulai jam mengajarnya di kelas Amanda.

📖📖📖

Bunyi bel kembali berbunyi nyaring untuk yang kedua kalinya di telinga para murid SMA Unggulan Bina Insani. Semua murid telah berhamburan keluar dari dalam kelas untuk menuju kantin sekolah, taman, lapangan atau sekedar menenangkan otak dan pikiran mereka, setelah kurang lebih lamanya 4,5 Jam telah bergumul dengan pelajaran-pelajaran yang cukup menguras isi otak mereka. Namun, itu tidak berlaku untuk seorang Amanda Anazya.

"Kantin yuk?" Meme menyandarkan dirinya pada punggung kursi

"emmmm," ucap Amanda bimbang. Biasanya, setiap istirahat pertama Amanda akan langsung pergi ke Perpustakaan Sekolah.

Meme mendesah kecewa,"Yaudah gue ikut lo ke perpustakaan deh." tambahnya dengan wajah yang semakin murung hingga membuat Amanda berpikir dua kali jika tetap mementingkan ego dari pada sahabatnya.

"Yaudah ayok ke kantin." Akhirmya Amanda memutuskan untuk mengesampingkan egonya demi Meme, sahabatnya.

"Yang bener lo? seriusan?" tanya Meme meyakinkan Amanda. 

"Iya Mey, aku gak mau jadi orang yang egois sama sahabat sendiri. Bagaimanapun kita sahabatan dari jaman masih anak-anak alay. Aku juga masih bisa ke perpustakaan sepulang sekolah." Amanda tersenyum, sangat manis.

"Makasih sayangku, dari dulu lo emang sahabat terbaik gue. Selalu aja jadi penyeimbang gue yang kekanak-kanakan dengan sifat lo yang dewasa banget. Yah, meskipun lo juga kadang kekanak-kanakan sih. Eh, tapi pokoknya gue sayang lo, Man" Meme dengan penuh semangat memeluk Amanda, sungguh mempunyai sahabat seperti Amanda itu menyenangkan.

Ketika Meme sedih, Amanda akan selalu ada buat menjadi tempat sandaranya. Pun ketika Meme Senang, Amanda akan selalu menjadi orang pertama yang terus mendukungnya—selama itu masih dalam hal positif. menyenangkan bukan? Ya, iya, yang nama nya SAHABAT itu susah senang bersama, bukan waktu susahnya datang eh senang nya dia bagi bareng orang lain. Bukan begitu?

Suasana kantin pagi ini sangat tidak terkendali, bahkan di ruangan yang tidak sepenuhnya tertutup terasa sangat gerah dan sesak disetiap sudutnya. Amanda menyapukan pandangannya ke seluruh bagian kantin, mencari celah kursi—yang mungkin sedang kosong dan belum ada yang menempati.

Tiba-tiba saja beberapa murid cowok berlarian melewati Amanda, bahkan ada beberapa murid yang menyenggol bahu Amanda dengan cukup keras. Untuk beberapa saat Amanda menatap kemana arah mereka pergi, itu Gang sempit di samping kantin. Ia sendiri tidak tahu penyebab kegaduhan yang baru saja terjadi, lagipula itu bukan urusan dia.

"Gimana udah dapet?" tanya Meme.

Amanda mendesah, pasrah. Ia menengok ke arah Meme, "gak ada. Apa mungkin karena hari pertama masuk sekolah ya Me?"

Kini, giliran Meme yang menyapukan pandangannya. Tidak butuh waktu lama, bibir Meme membentuk sebuah senyuman lebar. Ia melihat seseorang yang bisa dijadikan tumpangan untuk makan.

Meme berdiri disamping meja yang ditempati Bella dan Carla yang sedang duduk sendirian. "Boleh gabung?"

"Oh iya, boleh kok" Carla menggeser duduknya, mempersilahkan.

Meme mulai membuka percakapan, sedangkan Amanda mulai membuka buku paket yang ia bawa dari kelas. Dengan begitu, Amanda tidak perlu repot untuk mencari topik apa yang pas untuk pembahasan kali ini. Bukan karena ia sombong, Amanda tidak terbiasa berinteraksi dengan seluruh orang, sejak kecil ia hanya mengenal Rayna, Husen, Ali dan Meme. Seluruh anggota keluarga tidak memperbolehkan Amanda keluar tanpa pengawasan, Amanda hanya akan keluar dengan anggota keluarganya saat akhir pekan atau saat sedang berlibur keluar kota dengan mereka. Amanda bahkan hampir tidak mengenali seluruh daftar teman-temannya sejak jaman masih anak-anak, miris.

"Wih, ngomongin apa nih seru banget." Bella meletakan nampan makanan yang mereka pesan di atas meja

"Udah-udah makan yuk, laper nih gue" Meme mengambil makanannya lebih awal, lalu dengan segera ia melahap bakso miliknya dan diikuti oleh Manda, Bella dan Carla.

"Eh mand, gue boleh tanya soal cowok ganteng yang selalu antar-jemput lo gak?" Tanya Bella sambil sesekali menyeruput jus jeruk miliknya.

Uhukkk.. uhukkk

Amanda terbatuk-batuk mendengarkan ucapan gadis blesteran Negara Inggris itu. Cowok yang suka antar-jemput dia, hanya Ali Abangnya. Lalu apa hubungannya dengan Ali? Apa Bella kenal dengan Ali? apa dia punya hubungan dengan Ali? selama hampir enambelas tahun bersama, Amanda sangat mengenal betul bagaimana watak kakak laki-laki nya yang terbilang cuek dan sinis dengan orang asing, terlebih lagi makhluk hawa. Ia juga setia terhadap satu gadis yang sudah di pacarinya sejak beberapa tahun lalu. Maka, sangatlah tidak mungkin jika Ali mempunyai hubungan dengan Bella. Berbagai macam pertanyaan berkeliling di otak cantik Amanda.

Meme memberikan satu gelas Teh Hangat pada Amanda,"Nih minum dulu Mand, lo gak papa kan?"

"Nggg, iyah aku gak papa kok, Mey. Makasih."

"Cewek cupu kayak lo kalo senyum cantik juga ya." celetuk Bella, tanpa merasa bersalah. "canda sayang, tapi ya, meskipun lo cewek cupu tapi gue bisa ngeliat kalo lo tuh sebenernya cantik banget, baik juga sama orang"

"Sering-sering ketawa neng, biar kelihatan hidup. Diem aja, udah kayak orang mati." kini Carla mulai menimpali perkataan Bella.

"Emangnya kenapa dengan cowok yang biasa anter-jemput aku?" Lagi-lagi Amanda hanya tersenyum tipis menanggapi perkataan dua teman barunya itu, ya, meskipun masih sedikit canggung,"sebenarnya dia itu...." tambahnya, namun sudah terlebih dahulu dipotong oleh ucapan Carla, jadi Amanda memutuskan untuk terus mendengarkan cerita dari Carla tentang abang nya itu.

" Jadi begini mand............"

Cerita pertamaSemoga suka☺,
kalau suka jangan lupa vote dan Bantu Rekomendasiin ke temen-temen kamu ya, Makasih buat yang udah baca


REVISI (PERBAIKAN KATA DAN ALUR BIAR JADI LEBIH MENARIK💪🙏). Surabaya, 26 Desember 2019

KAMUWo Geschichten leben. Entdecke jetzt