Bagian 16• Pra-UN

355 31 5
                                    

"siapa?"

"kak Zandi." jawab Amanda. "Mau nganter makanan buat Bang Ali."

"Zandi? Oh. terus sekarang dia kemana?" Ali menyapukan pandangannya keseluruh ruangan mencari keberadaan laki-laki itu, akan tetapi hasilnya nihil.

"Udah pulang, katanya salam aja buat abang."

📖📖📖

"Ngapa diem mulu woy!" teriak Dani saat melihat sahabatnya hanya diam. Padahal kedatangannya kerumah Zandi karena ada dua alasan : pertama, pengen numpang makan masakan Bi Uni yang super enak dan kedua, ini kali pertama Dani melihat sahabatnya peduli dengan perempuan- Apalagi cewek itu seperti Amanda, gadis yang kemarin sudah menyelamatkan nyawanya dari aksi tawurannya sendiri. Meskipun Zandi tidak pernah menceritakan masalah yang sedang ia hadapi, tapi Dani cukup tau bahwa sahabatnya itu sedang dalam kondisi tidak baik-baik saja.

"Elo?ngapain kesini?"

"Kayak gue gapernah kesini aja!" sewot Dani.

Zandi lebih memilih untuk tidak menghiraukan sahabatnya itu. Dani memang sahabat yang baik, akan tetapi dia juga bisa menjadi sahabat yang menyebalkan seperti saat ini.

"Minggu depan ujian nasional, Zan." Kata Dani mengingatkan.

Gotcha! Bertambah sudah pikiran Zandi. ia memang bukan siswa yang pintar disekolah, akan tetapi senakal apapun murid disekolah pasti akan merasa malu jika hasil ujian nasionalnya hancur. Paling tidak Ia harus mendapatkan nilai minimal lah untuk lulus dari sekolah ini.

Sedangkan Dani, selama ini ia sudah seperti bayangan dengan Zandi. Kemanapun Zandi pergi, Ia pasti akan pergi. Masalah Ujian nasional pun begitu, hampir semua ujian milik Dani selama ini adalah hasil mencontek dari Zandi. Dan anehnya lagi, kenapa mereka berdua tidak pernah ketahuan oleh pengawas? Karena jawabannya Dani jago menyembunyikan sesuatu. Akan banyak cara untuk menyembunyikan contekan yang diberi oleh Zandi, bisa melalui kertas yang diletakan di kaos kaki, kertas yang ia letakan di saku, kertas yang ia lipat sekecil mungkin lalu ia selipkan kedalam jam tangan dan masih banyak lagi. Itu sebabnya nilai mereka berdua selalu tidak jauh berbeda.

Zandi berjalan menuju meja belajar yang hampir tidak pernah ia sentuh, bisa dibilang Zandi akan menggunakan meja belajarnya setiap kali ada ujian nasional saja. Ia mengambil buku-buku prediksi Ujian Nasional yang dibelikan oleh Bi Uni beberapa pekan yang lalu.

"Ketahuan banget kalau gak pernah belajar, itu buku aja masih perawan, bersegel, harganya juga masih ada, hahaha." ucap Dani berkomentar.

"Lo lebih parah, Anyinggg! Lo aja tiap ujian nyontek gue. See? Siapa yang terbukti nggak pernah belajar?" sindir Zandi yang mendapat cengiran dari sahabatnya itu. Tanpa memperdulikan Dani lagi, laki-laki itu berjalan keluar kamarnya untuk menemui bi Uni. Meskipun pekerjaannya hanya seorang pembantu, bi Uni bisa dibilang cukup tangkas untuk memahami sesuatu. Terkadang Zandi berpikir, kenapa seseorang yang cukup cerdas seperti bi Uni tidak bisa melanjutkan pendidikannya daripada ia yang tidak cukup cerdas tetapi tetap dipaksa untuk melanjutkan pendidikan oleh papanya. Itu semua karena faktor perekonomian.

bi Uni adalah orang paling sabar yang pernah Zandi kenal seumur hidup. Beliau tidak pernah menghukum kenakalan Zandi bukan karena ia adalah majikannya, akan tetapi Bi Uni sudah menganggap Zandi seperti putranya sendiri. Awal kepergian Dryna, Bi Uni lah yang sering datang memenuhi panggilan kantor karena kenakalan dan tawuran yang Zandi lakukan, dan bukan PAPANYA...

"Bi, hari ini bibi masak apa?" kata Zandi menatap bi Uni yang sedang mencuci piring di dapur.

"Kesukaan, aden." bi Uni segera membilas tangannya yang penuh busa sabun lalu menghidangkan makanan untuk majikannya.

"Bi Uni, ajarin Zandi ya? Bi Uni bisa?" Zandi memengang pergelangan tangan bi Uni saat beliau sudah menyiapkan makanan untuknya. "bi Uni disini aja sama Zandi. bi Uni harus makan juga sambil ngajarin Zandi."

📖📖📖

"Bentar lagi kita bakal banyak liburan tambahan nih, Zy." celetuk Meme.

Kedua gadis itu sedang duduk sambil menikmati tayangan film Frozen di televisi. Duduk di hari minggu, beberapa macam cemilan di meja dan disuguhkan oleh tayangan kartun berwajah cantik memang sangat menyenangkan.

Kedua gadis itu memang penggemar film fantasi yang bercerita tentang putri kerajaan.

"Kok liburan, Zy? Kan beberapa bulan lalu udah? Pas ke bromo?"

"Senior ujian, Zy. Kita bakalan sering-sering libur." Kata Meme, Bangga.

"Sering-sering libur kok bahagia. Lagian dirumah juga mau ngapain? Nonton teve mulu juga bosen."

"Ya bahagia dong! Gue bisa seharian bikin vidio buat akun yutup gue." Meme nyengir, memamerkan deretan giginya yang bersih. "Lumayan kan, tambahan uang jajan."

"Ngomongin liburan mulu," celetuk Ali. Cowok itu tiba-tiba ikut bergabung dan duduk diantara Meme dan Amanda. "Nih, gue bawa nastar. Masih anget lho!"

"Rizky Nastar, itu artis kalee.."

"NAZAR WOY! NAZAR!" Seru Ali tepat di samping telinga Meme. Lelaki itu secara tiba-tiba melayangkan jitakan di kepala Meme.

"Lah? Suka-suka gue dong! Yang nyebut gue, bukan situ."

"Nama orang kali, jangan di ganti-ganti."

"Sinis mulu kerjaannya, padahal gue cuma becanda."

Ali menatap Amanda yang hanya tertawa cekikikan mendengar perdebatan mereka, "Lha?Zy? Dia baper, ngambek."

"Bodo!"

❤❤❤

Cerita pertama

Semoga suka☺, kalau suka jangan lupa vote dan Bantu Rekomendasiin ke temen-temen kamu ya,
Makasih buat yang udah baca

REVISI (PERBAIKAN KATA DAN ALUR BIAR JADI LEBIH MENARIK💪🙏). Surabaya, 01 juli 2018

INI LAGI MASA REVISI YA, JADI DIPENDEKIN BEGITU😂 di ringkes (rangkum) biar rapi dan gak kepanjang juga...

Nah aku juga nambahin beberapa adegan dalam sejarah "KAMU" 😂 baca ya, intinya aku lagi berusaha membangun feel yang baik supaya ngena di hati pembaca. lagi belajar juga🙏

jangan lupa VOTE atau pendapat kalian tentang cerita ini. VOTE kalian itu penyemangat buat aku, aku juga dengan senang hati menerima kritik dan masukan dari kalian..

With love, Fanni

KAMUWo Geschichten leben. Entdecke jetzt