Entah berapa lama aku tertidur, karena saat aku mendadak terbangun, tubuhku sudah diselimuti dan ruang tamu nampak gelap karena lampunya dimatikan. Seungcheol sepertinya masih membersihkan kamarku karena lampu di lantai atas masih menyala.
Aku menyalakan lampu dan berjalan pelan menuju dapur untuk mengambil segelas air, bertepatan dengan Seungcheol yang turun membawa kantong sampah.
"Ah aku pegal" pemuda itu berhenti sejenak sambil menepuk-nepuk lehernya.
"Sini, biar aku saja" Aku meraih kantong sampah di tangannya dan berjalan keluar. Langit rupanya masih gelap dan jalanan juga masih lengang.
"Jisoo-ya, senar gitarmu ada yang putus, mau kubawa ke toko untuk diperbaiki?" ujar Seungcheol yang telah duduk di lantai ruang tamu.
"...tidak usah, terima kasih" Aku ikut duduk dan menyenderkan kepalaku di pinggir sofa.
"Soal Jeonghan..."
"Bisa kita tidak usah membicarakan dia lagi?" aku memotong kalimatnya dengan nada sinis.
"Kau ini..dia masih sahabat kita, lho" balas Seungcheol. Nampaknya ia sama sekali tak ingin menyerah.
"Iya masih, tapi entahlah aku...aku bingung"
"Hong Jisoo, aku tidak ingin persahabatan kita bertiga rusak hanya karena hal ini"
"Aku tau!" seruku spontan membuat pemuda bersurai hitam itu mengatupkan bibirnya.
Sesaat tidak ada yang berbicara diantara kami. Aku hampir mengira Seungcheol ketiduran saat tiba-tiba suaranya memecah keheningan.
"Aku tau Jeonghan sudah bersama yang lain sekarang ini" tatapannya menerawang. "Aneh kalau aku bicara begini, tapi memang cinta harus selalu dibuktikan dengan menjadi kekasih?"
Aku ingin mengomentarinya namun seperti ada yang menahan suaraku dan memaksaku mendengar terus.
"Belajarlah untuk mengerti, Jisoo. Aku tidak mengerti sejak kapan kau jadi keras kepala begini, padahal kau tipe orang yang selalu mengalah"
Tanpa kusadari, titik-titik aneh bermunculan di hoodie abu-abu yang kukenakan. Aku mengusap pipiku yang ternyata telah basah. Seungcheol tersadar dan langsung memelukku erat.
Malam itu aku kembali menangis sampai mataku terasa pedih dan aku tertidur lagi karena kelelahan.
"Tidurlah, aku disini bersamamu" suara samar Seungcheol mengantar diriku menuju alam bawah sadar.