Berjam jam ibu dan ayah melepas rindu lewat telfon.Ibu mengira ayah tidak akan memberi kabar kepada ibu,ternyata ayah masih mengingat ibu.
"huaaaaaa..huaaaaaahhh" terdengar suara tangisan kaka yang baru saja bangun dan melihat ibu tidak ada disampingnya.
Ibu bergegas menuju kamar dan mulai melihat kakak.
"Duh kaka,ustt ustt ustt..Jangan nangis lagi yahh ibu sudah ada didekatmu" mengecup kening kaka dan masih menenangkan kaka yang masih menangis dalam timangan hangat sang ibu sedangkan kakak masih saja tetap menangis.
--------------------------------
Keadaan kembali tenang,dengan suasana heningnya rumah ku yang penuh dengan kedamaian ini.Aku masih saja tidur dan terlelap diranjang bayi.Sedangkan ibu terdiam di balkon sebelah kamar.
Ibu menunggu kedatangan ayah yang akan datang besok pagi.
Ayah sangat disiplin sekali tidak mungkin dia akan mengkhianati apa yang dikatakanya.Jadi,ibu tetap menanti ayah karna ibu juga bingung bagaimana membeli susu untuk sikembar ini,uang ibu sudah menipis karna biaya membeli obat
untuk kaki ku ini memakan uang banyak
Malam yang sunyi ini menyelimuti tidur ibuku yang menanti datangnya ayah besok pagi.
Ibu terlelap disofa coklat yang empuk dan membuat nyaman setiap siapa saja yang duduk disitu.Sang mentari mulai memancarkan sinar hangat nya,jendela rumahkuu mulai terhiasi oleh indahnya warna matahari.Ibu masih terlelap di sofa itu kemudian,suara tegas sepatu mulai terdengar
glug glug glug glug
"Halo ibuuu,aku sudah kembalii mana anak kita?, ibuuu bangun "
Ternyata suara tegas itu adalah ayah.
"Uwaa uwee uwaaa"
tangisan ku dan kakak mulai terdengar dan membuat ibuku terkejut seketika.
Ibu bangun dikejutkan oleh kehadiran ayah yang baru saja datang.Ibu sangat senang sekali saat ibu membalikan badannya karna ada sosok lelaki gagah yaitu ayahku,saking senang nya sampai sampai tangisanku tak dihiraukan ibu.Ibu belum menamai kita berdua karna ibu menunggu kehadiran ayah."Halo ayah selamat pagi,kau datang tepat sekali dengan apa yang kau bicarakan ditelfon semalam." ujar ibu dengan wajahnya yang sangat bahagia dan senyuman yang indah menarik setiap lelaki yang didekatinya
ayah memeluk ibu erat layaknya tak ingin kehilangan seseorang yang dicintainya
"Ibu aku sudah pernah mengatakan,aku adalah orang yang sangat disiplin sekali dengan waktu,jam,dan lain sebagiannya.Kau tau sendiri aku tak akan mau berbohong denganmu.Aku juga tidak melupakan mu bu jadi tenanglah aku akan slalu mengabarimu dan menjenguk mu diwaktu liburku"
Ayah yang mengecup kening ibu menunjukkan dia merindukannya"Iyah ayah,aku juga menunggu mu.Emm ayah ganti baju dulu yah,maaf ibu tidak tau kalo ayah bakal dateng sepagi ini.Dikira akan nanti datangya jadi ibu belum ada persiapan apa apa untuk ayah.Maaf ya yah,kalo ayah mau liat anak kita tuh dia ranjang sebelah,aku belum menamai nya karna aku bingung aku juga ingin kita menamai nya bersama sama."
Jawab ibu dengan suaranya yang lembut dan rambut yang sangat rapi,mata yang berkilau,badan yang sangat ideal dengan baju merah yang menghiasi badan ibuku yang indah."Ayah mengangguk akan hal yang dikatakan ibu tadi.Tetapi ayah tak langsung pergi ke kamar nya karna ayah juga masih ingin melihat kaka dan aku.Dan ibu juga berjalan menuju ranjang kami
Sesampainya di depan ranjang
Ayah sontak terkejut karna bayi salah satu nya cacat,dan menjijikan sekali.
"Apa maksut ibu melahirkan anak ini.Aku tidak sudi menerima nya aku tidak mau mempunyai anak cacat seperti ini.Ibu dengar aku,aku tidak akan pernah pulang ke rumah kalau bayi ini tetap disini.Dan,kamu akan kuceraikan jika kau masih tetap melindungi,menyayangi,dan mengasihi anak ini.Aku membencimu,sekarang aku sudah muak melihat ini.Anak ini akan merepotkan kita berdua.Kita juga akan kerepotan bu,kau mengatakan ditelfon bila harga obat untuk menyembuhkan dia sangat mahal.Tapi,kamu masih tetap saja berusaha untuk mempertahankan anak ini" ayah sangat marah melihat semua ini,dia berpikir bahwa anak cacat nya tidak akan mengangkat derajat nya.Wajah ayah pun yang tadinya senang,sekarang berubah.Dia mengatakan nya dengan mata yang melotot dan dengan nada yang tinggi.
Ibu hanya terdiam melihat ayah dengan menundukan kepalanya dan tiba tiba air mata yang menetes jatuh dikaki ku.Hatinya sangat sedih,dia terjatuh dan bersandar di sebelah ranjang kami.
"Aku tidak punya niatan untuk melukai hatimu yah,aku tidak tau bahwa aku akan punya anak cacat.Orang tua siapa yang mau punya anak cacat,memang didunia ini tak ada yang sempurna tapi kita masih bisa mengusahakan apa yang terbaik untuknya"
Ibu dalam batinnya dengan suara rintihan,dan air mata yang menetes membasahi pipinya.______________________
Keesokan harinya,
"ayah ini sarapan nya dimakan dulu yah"
"Tidak,sebelum kita sarapan kita harus menyelesaikan masalah anak kita."
Seketika ibu mengingat ibu Sulistiawati yang pernah mengatakan bahwa dia ingin mempunyai anak dan jika ada apa apa dengan ibu,ibu bisa datang ke rumah ibu Suliaswati kapan saja.
"Ayah aku teringat saat itu,ada seorang wanita yang usianya hampir saja menempuh usia tua.Dia menghampiriku saat aku barusaja melahirkan.Aku menangis karna aku tidak mungkin bisa menghidupi seorang 2 anak tanpa seorang pendamping di sisiku.Dia pernah mengatakan bahwa dia ingin sekali mempunyai anak,karna suaminya mandul.Dia pernah memberiku alamat rumahnya,apabila aku ada perlu apa apa aku bisa datang kapan saja tapi tidak untuk jam siang.Dia mungkin siap sigap untuk menerima anak kita.Apa kita mungkin berikan saja anak kita dengan tebusan uang yang kita mau."
Ujar ibuku dengan tangan gemetar dan sedikit rasa takut untuk mengatakan ini semua.Karna,sejujurnya dia juga belum siap memberikan anaknya kepada oranglain.Tidak ada ibu yang rela memberikan anaknya kepada orang lain,terkecuali keterpaksaan dan masalah ke ekonomian yang mendesak.sambil di vote yah readers,biar tambah semangat buatnya.