Enam.

5.2K 41 8
                                    

Ibu dan ayah tak sabar untuk besok.Karna dia akan secepatnya untuk mendapatkan uang dan keuntungan yang banyak saat memberikan anak itu kepada bu Sulis.

Keesokan harinya...

"Buu,bangun kita ada janji hari ini"

"Iyah yah,sebentar"

"Bu,bagaimana kalau dia tidak mau dengan anak kami?"

"Sudahlah yah,biarkan semua berjalanan dengan seadanya.Ibu yakin jika ibu memasang wajah haru ibu.Ibu Sulis akan menaruh belas kasian pada kami"

"Hemm ya semoga kita berhasil"

Setelah lama berbincang-bincang.Ayah menggendong anak cacat itu dan mengatakan

"Tak lama lagi hidupmu sudah tak ditangan ayah nak,maafkan ayah.Ayah tak bisa merawatmu.Kamu anak yang akan menyusahkan ayah dan ibu saja."
Ujar ayah sambil mengelus-elus kening bayi itu dengan ekspresi wajah-wajah jahat

Taklama kemudian..
Jam mulai menunjukkan pukul 4 sore.
ayah dan ibu sudah berpakaian rapi dan tentunya mereka sudah siap untuk menemui ibu Sulis.

"Ibu kemarilah,cepat!!"
Suruh ayah dengan wajah terburu buru nya.

"Sebentar ayah,anak mu ini harus dijaga hati hati."

"Iyah sudahlah cepat."

"Nah sudah selesai."

Ibu keluar dari kamarnya dan mulai pergi ke alamat rumah bu Sulis.

Mereka berdua tampak bingung mencari rumah bu Sulis.

"Bu,ini kan nama jalan nya dan ini kita sudah tepat dibawah gang nya.Lantas,mana rumahnya?"

"Iyah,ibu tau tapii dimana yah?"

"Emm kita tanyakan saja pada orang yang disana"

Ayah sangat terburu buru dan tidak sabar sekali atas pertemuan ini.Tampak raut muka dari nya bahagia dan senang melihat anak keduanya yang cacat itu akan jauh dari pandangan nya.

Tak sengaja dilihatnya ayah melihat seorang laki laki yang tepat duduk didepan teras rumahnya yang sedang membaca koran.Yah,sudah tampak orang itu adalah orang yang usianya akan menempuh usia lanjut.

"Bu,liat ada orang.Bagaimana kita tanyakan saja?"
Saran ayah kepada sang ibu dengan nada yang terbirit birit dan wajah yang sangat semangat sekali

"Iya boleh."

Sesampai nya didepan rumah orang itu

"Permisi,pak boleh kami tanya?"
Tanya ibu dengan nada yang halus,dan sopan.

"Oh boleh."
Jawab sang laki laki itu.

"Rumah ibu Sulis yang mana yah?"

"Bu Sulis?"
Laki laki itu tampak sedikit bingung karna di kampung itu banyak orang yang bernama sulis

"Iyahh,ibu Sulistiawati."

"Ohhh,itu istri saya."

"Yahh,alhamdulilah kalau begitu.Boleh kami bertemu beliau?"

"Boleh tentu saja.Mari masuk"

*krieekkk.....*

"Bu,ada tamu."
Teriak laki laki itu dengan segera menyusul ibu Sulis di kamar.

"Rumahnya biasa kan bu,bagaimana nanti dia akan mampu menjaga anak kita?"
Bisik ayah dengan kening yang mengkerut menandakan ketidakyakinan nya menaruh anak cacat nya

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 11, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Antara ibu kandungku dan ibu tirikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang