• his first love •

25 3 0
                                    

"Seoyeon!"

Kudengar Ibu memanggil namaku dari lantai bawah. Kuhembuskan nafasku, lalu bangkit dari tempat tidurku. Sebelum itu kuletakkan terlebih dahulu novel yang sedang kubaca tadi di atas kasur, lalu berjalan ke arah pintu kamarku.

Ketika hendak membuka pintu, tiba-tiba pintu kamarku terbuka lebih dulu. Untung saja kepalaku tidak tertabrak pintu itu. Aku berteriak kaget mendapati seseorang berdiri di depan pintu kamarku. Senyum sialannya itu berubah menjadi tawaan yang mengesalkan.

"Astaga! Kau harus melihat wajah terkejutmu itu, Seo! Sangat lucu!" ucapnya dengan kesulitan karena dia berkata di sela-sela tawanya.

"Siapa yang memperbolehkanmu masuk?!" aku berteriak, tidak sepenuhnya berteriak tapi aku bertanya padanya dengan nada kesal sambil membulatkan mataku.

Taehyung hanya mengendikkan bahunya sambil menunjuk lantai bawah menggunakan ibu jari tangan kanannya.

Kuberlari menuju tangga dan bisa kulihat Ibu duduk di sofa menonton TV sambil tertawa.

"Ibu! Siapa yang menyuruh Taehyung masuk kamarku?" aku berteriak dari tangga teratas. Ibu menghentikan tawanya lalu mendongakkan kepalanya melihat ke arahku.

"Oh iya tadi Ibu menyuruh Taehyung naik saja. Kamu sih dipanggil dari tadi gak jawab," jawab Ibu lalu mengalihkan perhatiannya pada TV lagi.

Aku hanya mendengus kesal setelah mendengar jawaban Ibu, lalu berjalan kembali ke kamarku. Aku langsung melotot kaget melihat Taehyung sudah berada di dalam kamarku, melihat-lihat sekeliling.

"Jangan pegang apapun!" aku langsung merebut boneka kecil yang dipegang Taehyung, lalu mengembalikannya di atas mejaku.

"Kaget tahu! Memangnya harus gitu ya teriak-teriak?" ucap Taehyung sambil menatapku dengan ekspresi kesalnya.

"Kenapa ke sini malam-malam? Masuk rumah orang seenaknya," ucapku ketus sambil berkacak pinggang memerhatikan Taehyung yang masih berdiri di tengah-tengah kamarku.

"Sebelumnya, izinkan tamumu yang tampan ini duduk. Dasar, tidak sopan sekali," ucap Taehyung sambil berjalan menuju tempat tidurku lalu duduk di sana.

Kalau hanya duduk sih tidak masalah, tapi Taehyung tiba-tiba merebahkan tubuhnya di atas tempat tidurku, menarik bantal dan memeluk gulingku.

"Wah, baunya jelas seperti dirimu. Tidak enak!" ucapnya sambil membenamkan wajahnya di bantalku.

Aku membulatkan mataku tak percaya. Beraninya dia tiduran di atas tempat tidurku dan mengatai aku bau. Langsung saja aku berjalan cepat mendekatinya, menarik bantal dan gulingku yang tengah ia peluk, lalu melemparkannya ke sisi lain tempat tidurku.

Bisa kulihat dia memerhatikan betapa kesalnya diriku dengan mata yang menyipit. Tapi sialnya dia malah tersenyum miring, lalu beringsut ke tengah tempat tidurku, menyelimuti tubuhnya dengan selimut tebalku.

Aku berteriak frustasi melihat tingkahnya yang kekanakan itu sambil mengacak rambutku kesal.

Taehyung memerhatikan kekesalanku sebagai hiburan baginya, lalu dia tertawa keras di balik selimut itu. Tapi tak lama kemudian dia bergerak-gerak di balik selimut, seperti sedang mencari sesuatu. Dia terduduk dengan rambut yang acak-acakan yang menurutku sangat lucu, tapi aku menahan tawaku karena aku masih kesal dengannya.

"Kukira kamu tak suka novel romance seperti ini, Seo," ucapnya sambil memegang sebuah buku tebal di tangan kirinya.

dear him ; kthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang