-Kehilangan-
Aku tahu. Rasa itu tabu, tidak bisa dilihat, dimengerti, atau dicari. Aku tahu. Aku mencintamu, dan kamu mencintai aku. Tapi jangan jadikan itu alasan untuk luka yang kamu rasakan sekarang. Luka dan masa lalu bisa mengubah seseorang.
Kaca yang pecah tidak akan bisa disatukan kembali. Kertas yang telah menjadi abu, tidak akan bisa menjadi lembaran putih kembali. Aku mohon, pergi dan jangan ungkit luka yang sempat kamu sematkan dulu.
Jangan meminta aku untuk kembali, aku mungkin tidak pintar tapi aku tidak terlalu bodoh untuk mengulangi kesalahan yang sama. Kamu benar, aku dan kamu berbeda. Tidak ada lagi yang bisa kita lakukan bersama. Pemikiran, serta jalan hidup kita tak sepaham lagi. Jangan memaksa, semua sudah berlalu.
Kemana saja kamu saat aku memilih untuk diam dan menunggumu selama ini? Kemana saja kamu saat aku ada dalam masa sulit di setiap titik karir aku? Apa kamu tahu? Selama ini aku hanya bungkam karena aku tidak mau kamu hilang, aku tidak mau apa yang aku pertahankan selama ini pergi. Hanya itu, aku tidak mau kehilangan kamu.
Tapi, setiap aku berusaha bungkam, ada satu rasa yang memaksa aku untuk menyerah. Aku luka.
Satu hal yang harus kamu tahu tentang aku. Aku juga seorang wanita yang tidak bisa dianggap remeh dalam hal perasaan. Aku, juga wanita yang bisa merasakan cemburu. Aku cemburu, dan kamu tidak pernah mengetahuinya.
Bukan aku yang pintar menyembunyikan rasa cemburu itu, tapi kamu yang terlalu sibuk mengejar yang tak pasti dan menyiakan yang ada di sisimu.
Perlahan, kamu membuang aku.
Perlahan, kamu menghilangkan aku di kamus besar hidup kamu.
Perlahan, kamu menghapus aku dari kisah hidup kamu.
Kamu hebat, hanya sekejap dan semua sirna. Hanya sekejap dan aku sudah pergi dari hidup kamu. Selamat, kamu berhasil melukai hati yang mencintaimu dengan tulus ini.
Jeon Jungkook, jangan pernah melihat ke belakang karena kamu tidak akan pernah melihat aku lagi. Tataplah ke depan, kejarlah dia yang sempat kamu perjuangkan dulu. Jangan menyerah, karena aku pun tidak akan pernah menyerah untuk mencintaimu.
Terima kasih, aku paham akan menghargai perasaan seseorang karena kamu. Dan aku pun paham, cinta itu tidak selamanya bisa bersatu. Kamu langit, dan aku buminya. Kita pernah saling mencintai, bukan berarti kita harus tetap bersama hingga akhir nanti.
Aku hanya masa lalu, masa lalu yang masih mengharapkan masa depannya yang sudah menjauh dan melangkah pergi. Jika saja ada ribuan merpati di sini, itu tidak akan cukup untuk menyampaikan pesanku padamu. Jika saja ada ratusan ikat bunga dengan harum semerbak, itu tidak akan cukup untuk membuatmu mencium kehadiranku kembali. Karena yang ada ... aku sudah pergi untuk selamanya.
Bersama guratan kalimat dalam surat ini ingin kusampaikan sesuatu. Bolehkah aku menjadi wanita yang selalu merindukanmu di setiap harinya? Aku mungkin sudah tidak ada saat surat ini sampai di tanganmu.
Tapi ... seluruh kenanganku akan selalu rindu kepada seorang lelaki yang membuat kenangan itu menjadi indah. Masa laluku akan tetap rindu padamu.
Aku yang tiba-tiba pergi tanpa segurat alasan yang terucap, aku ... merindukanmu Jungkook.
***
Tidak ada penyesalan yang datang di awal. Cinta itu bukan nafsu yang dapat dengan mudah diraih. Sekali kamu mencintai, berkali-kali kamu akan merasakan luka.
Terkadang takdir memang pahit, memaksa siapapun untuk kehilangan sesuatu yang berharga. Dan Jungkook kehilangan dia. Kenangan yang pernah ia buang jauh-jauh. Hanya sebatas surat lusuh delapan tahun yang lalu.
Gadis yang pernah membuat jantungnya berdegup kencang, gadis yang pernah membuatnya jatuh dalam cinta, dan gadis yang pernah ia buang begitu saja.
Mungkin dia bukanlah yang pertama, dia bukanlah yang tercantik, dia ... bukanlah yang paling sempurna. Tapi, bagi Jungkook, dia lah yang paling istemewa, dia yang paling berharga. Berharga yang sudah sirna.
“Aku sudah menemukannya Shina.”
Jungkook terlihat sangat tampan dengan tuxedo hitam disertai sekuntum mawar segar di tangan dengan sebuah kertas lusuh di genggaman. Ia menatap langit dari balik kaca gedung mewah itu. Ingatannya berputar di masa lalu. Kertas yang tadinya terbuka lebar perlahan ia lipat rapi, kembali mengantungkannya ke dalam saku jas.Kesadarannya sudah kembali, tarikan napas pelan memantapkan langkahnya untuk berbalik dan menelusuri setiap inci aula besar dengan tatanan mewah di sana.
Lengkungan manis muncul, langkahnya mendekati seorang wanita berumur seperempat abad yang tampak kebingungan dengan dress putih selutut, menampakkan sebagian punggung belakangnya.
“Kau terlihat cantik malam ini.” Jari-jari mereka saling bertautan, kehangatan semakin menyeruak saat Jungkook memberikan sekuntum mawar kepada wanita yang tidak bisa dibilang biasa saja. Dia sangat cantik.
“Hari ini kau akan resmi menjadi milikku.” Jungkook tersenyum hangat, kali ini ia yakin dan ia tidak mau kembali kehilangan. Cukup sekali di masa lalu, cukup sekali ia jatuh, cukup sekali ia menderita.
Kali ini Jungkook melepas yang lama dan memulai yang baru. Ia berusaha menarik kembali masa depan yang sempat ia hiraukan.
“Aku mencintaimu.”
Jungkook memang pernah melukai, tapi ia pun terluka. Jungkook hanya satu dari sekian yang belajar setelah kehilangan. Karena tidak selamanya kehilangan itu mendatangkan sedih yang tidak berujung. Kehilangan adalah salah satu dari sekian cara di balik takdir untuk menghargai rasa yang pernah terlupakan.
-FIN-
22, Januari 2017
Dedicated to : istrimasjim
Maaf untuk keterlambatannya, mungkin kamu lupa udh pernh request ke Lala :') Dan mungkin beda jauh dr apa yg diminta. Maaf yaaa. Semoga suka. Terima masih sudah mau berpatisipasi tempo hari :* Calangek ❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Flash Fiction [Discontinued]
FanfictionKarena bagiku, sekali mencintai tidak akan mudah untuk melupakan. ••• Kumpulan Flash - Fiction request dari para readers Nerd Couple. Berbeda genre, cast, dan lenght di setiap ceritanya. ©Lailaarmy© Dimohon untuk tidak menjiplak atau me-repost fa...