“ nah, rambutmu sudah cantik…” kata si wanita yang sedari tadi tidak henti-hentinya bercerita tentang anaknya yang pergi keluar negeri untuk menimba ilmu dan sampai sekarang belum memberi kabar sama sekali. Aku menatap cermin. Aku sangat cantik. Aku tersenyum dan mengucapkan terimakasih kepada mereka. Aku menyuruh mereka berdua untuk istirahat dan makan kue-kue didepan dulu sebelum mereka memakaikan aku make up. Mereka akhirnya keluar dari kamarku. aku buru-buru mengambil handphoneku yang kutinggal diranjang. Kecewa. Tinggal 5 jam lagi aku menikah, Austin sama sekali belum memberiku kabar sama sekal.
Apakah aku harus meneleponnya. Aku mencari kontak namanya lalu secara perlahan menekan tombol dial. Aku menunggu sampai ada yang mengangkat.
“ Hallo!” jantungku berdebar karena nomor yang aku hubungi, perempuan yang menjawab
“ Hallo, selamat siang- apa betul ini nomor ponsel Austin?”
“ Oh ya ya! Betul sekali.. tapi ponselnya tertinggal…”
“ Oh, pantas saja..” aku menggumam- kesal kenapa dia tidak memberitahuku
“ Kalau boleh saya tahu, ini siapa ya?” Tanya perempuan tersebut
“ Oh, maaf sebelumnya- aku temannya Austin. Namaku Haley…”
“ OH HALEY!” wanita itu terdengar girang mendengar namaku. Aku jadi bingung
“ Oh maaf Haley, Austin sedang tidak disini- dia keluar beberapa hari yang lalu..” kata wanita itu
“ Keluar? Mmm maaf, kalau boleh tahu- ini saya berbicara dengan siapa dan dilokasi mana ya?”
“ Oh, aku hanya maid hotel disini- kebetulan aku sedang membersihkan kamarnya, dan handphonenya tertinggal.. eh jangan salah sangka ya, aku tidak..”
“ Oh ya ya ya! Tidak apa-apa, aku percaya pada anda..” aku bernafas lega. Itu hanya maid hotelnya
“ Jadi, Austin kemana ya? Dan kenapa kau bisa tahu tentangku?” tanyaku lagi
“ Oh, maaf sebelumnya- namaku nyonya phelps..”
“ hai nyonya phelps..”
“ dan Austin sedang pergi keluar entah kemana saya juga tidak tahu, mungkin kerumah temannya..”
“ apakah dia sendirian?”
“ ya, tanpa wanita..” ada gelombang lega mengetahui austin ternyata belum menikah sekaligus juga rasa ngeri bahwa aku akan menikah sebelum austin. Atau bukan dengan austin.
“ oh ya, austin sering bercerita tentangmu..”
“ ohya?” aku senang mendengarnya, aku duduk diranjang sambil mengangkat kakiku
“ apakah austin baik-baik saja disana? bagaimana hidupnya di…?”
“ new york- ya dia baik-baik saja..” Austin di New York? Bagaimana dia tidak pernah memberitahuku
“ mm begini nyonya phelps, boleh kau ceritakan bagaimana dia disana? aku akan mendengarkan dengan sabar, itupun kalau kau mau dan kau sedang tidak sibuk tentu saja..”
“ oh- aku suka sekali berbicara, haley- kalau kau menyuruhku berbicara aku tidak akan berhenti, seperti sekarang ini, dengar?” aku tertawa mendengarnya.
Nyonya Phelps menceritakan dari awal austin datang. Dia kelihatan marah dan ada masalah saat pertama kali datang disini katanya, dan akhirnya dia memutuskan untuk menginap dengan jangka waktu yang lama. Akhirnya sang pemilik hotel yang merasa kasihan uangnya terkuras terus untuk membayar hotel membiarkan dia tinggal asal dia bekerja sebagai pelayan direstoran hotel mereka, dan Austin mengiyakan. Beberapa bulan austin disana, dia mendapat pekerjaan sambilan juga disana, lagi-lagi sebagai bartender. Dan selebihnya, kata nyonya phelps austin hanya terlihat saat dia mau keluar kamar dan masuk kedalam kamar, tidak pernah lebih dari itu. Nyonya phelps satu-satunya orang yang dekat dengan austin di newyork. Dia tidak punya teman sama sekali, dan dia tidak pernah kelihatan bersama dengan perempuan manapun katanya.
Begitu mendengar ceritanya, aku agak lega dia masih jelas ada dimana dan ada pekerjaan, walaupun aku juga sedih dia sendirian disana. aku tidak mengerti kenapa austin pindah ke new york, dia sama sekali tidak pernah membicarakan ingin kesana denganku. Ia tidak suka kota besar.
“ kata austin kau wanita yang hebat, haley..” kata nyonya phelps
“ ah, dia juga lelaki yang hebat nyonya phelps..” nyonya phelps menggumam
“ jadi ada hubungan apa sebenarnya antara kau dan austin sih? Maaf aku tahu ini personal tapi aku benar-benar penasaran. Austin bilang kalian hanya teman dekat, apa iya seperti itu?”
“ ya, kami teman dekat nyonya phelps..”
“ oh please, honey- panggil aku hilda saja..” katanya
“ oh, baiklah hilda..” aku tertawa kecil
“ hmm, teman baik? Apakah kalian pernah menjalin cinta?”
“ ah tidak tidak! Kami benar-benar hanya teman, hilda..”
“ dari cerita yang aku dengar, austin sepertinya sayang sekali denganmu..”
“ aku juga sayang sekali padanya..”
“ aww! Sudah lama aku tidak mendengar cerita roman seperti ini, ayo ceritakan lebih…”
“ hilda,” aku tertawa, “kami hanya teman kok, dan lagi- beberapa jam lagi aku akan menikah..”
“ Menikah??” tanya Hilda terkejut sampai sampai dia seperti berteriak
“ yeah—“ jawabku, “bukan dengan austin tentu saja…” kataku menambahkan
“ oh, Haley- kenapa kau tidak menikah saja dengan austin!” hilda seperti sedang menonton film dan menggerutu karena ceritanya keluar jalur.
“ umm, karena aku sudah punya tunangan tentu saja.. aku tidak bisa menikahi austin..”
“ ya ya ya, aku mengerti! Maaf, aku minta maaf..” ujarnya, “apakah lelaki ini temanmu juga? Teman austin juga?” tanya hilda.
“yeah, kami saling kenal. Malah kami satu kampus semuanya dulu…”
“ Justin, benarkah?” aku mengerutkan dahiku, bagaimana hilda bisa tahu? Apakah austin bercerita tentangku sampai sedetail itu? Tapi untuk apa?
“ Justin, ya! Kau tahu darimana? Apa austin pernah bicara tentang justin juga?”
“ Oh yeah- setiap kali dia menyebut nama Justin, dia seperti kesal…”
“ dia memang tidak suka pada justin..” kataku mengiyakan
“ apakah dia pernah menyebut kenapa?” tanyaku. Hilda berdehem dan terdengar seperti berpikir
“ sebenarnya ya, dia pernah bilang- tapi aku lupa kenapa…” katanya. Aku kecewa mendengarnya.
“ tidak apa, hilda… umm, kalau kau bertemu dengan austin- atau austin sudah pulang, bisa beritahu aku untuk menghubungiku?” tanyaku
“ oh yeah, tentu saja sayang… dan semoga berbahagia- kau dan justin itu ya..” klik. Sambungan kami putus. Aku menghela nafas.
“ yeah- semoga..” gumamku pelan sambil menatap diriku dicermin.
![](https://img.wattpad.com/cover/11826309-288-k354741.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
A Pair Of Shoes
RomanceBerlatar alur flash-back antara acara pernikahan Haley dan juga kehidupan lamanya, membuatnya bimbang- benarkah dia menikahi pria yang tepat dan benar-benar dicintai olehnya?