Minggu pagi diakhir bulan, dan ini adalah hari pertama mereka setelah mendapat gelar sarjana mereka. Dan seperti biasa, Disa bangun pagi-pagi sekali kemudian melakukan rutinitas yang sekarang sudah sangat akrab dengannya.
Tepat jam 05:30 Abi dan Disa sudah berdiri didepan pintu utama rumah mereka, siap berjalan-jalan disekitaran komplek. Setelah Abi memastikan sweater yang dikenakan Disa tertutup rapat, menutupi bagian atas tubuh Disa -kecuali kepala, Abi lalu meraih tangan Disa dan mengajaknya keluar rumah. Seketika dinginnya udara pagi hari langsung memasuki pori-pori wajah mereka.
"Dingin?" Tanya Abi. Disa menggeleng dan berjalan pelan menuju rerumputan dihalaman rumah mereka. Berjalan tanpa alas kaki dan membiarkan embun pagi membasahi kakinya.
Angin sejuk pagi hari berhembus pelan, dress rumahan yang dikenakan Disa lantas ikut beranyun mengikuti larinya sang angin.
"Dingin nggak?" Tanya Abi yang mulai khawatir. Disa menggeleng, ia masih sibuk menatap kakinya yang semakin basah ketika dirinya memainkan kakinya diatas rumput basah tersebut.
"Sayang udah ah, itu dingin. Nanti kamu sakit. Mending jalan aja ayo ke taman." Gusar Abi yang melihat Disa yang seperti tidak mau meninggalkan area rerumputan itu.
Disa terkekeh mendengar nada gusar Abi. Namun dia tetap menuruti perintah Abi dan berjalan sembari digandeng Abi menyusuri jalanan komplek yang mulai ramai orang. Hari minggu, jadi maklum saja kalau sudah sebanyak ini orang-orang yang berkeliaran dikomplek mereka.
"Kamu mau sarapan dulu apa olahraga dulu?" Tanya Abi yang masih setia menggenggam tangan Disa, sementara Disa berjalan pelan sambil menatap kaki-kakinya yang melangkah kecil.
"Sayaang.." panggil Abi lagi. Disa lalu mendongak dan menatap Abi dengan tatapan polosnya.
Abi gemas sendiri melihat ekspresi wajah Disa. Dengan cepat Abi mengecup bibir Disa yang tentu saja langsung dibalas pelototan oleh Disa.
"Kebiasaan!" Omel Disa.
"Salah kamu. Kenapa kamu cantik banget kayak gitu coba?" Goda Abi. Disa mencibirnya dan kembali pada kegiatannya tadi.
Abi memutar bola matanya sekilas. "Kamu mau sarapan dulu atau olahraga dulu, sayaaang?"
"Olahraga maaaass... kamu nggak lihat kalo aku lagi sibuk?" Jawab Disa yang Abi mengernyit bingung.
"Sibuk apa? Kamu kan cuma jalan doang, yang."
"Aku lagi sibuk ngitungin langkah kaki aku... Kira-kira berapa langkah ya kalo jalan dari rumah ke taman? Aku lupa tadi udah sampe berapa.." Ujarnya. Abi melongo dibuatnya.
Ia lalu mengabaikan tingkah Disa dan mengalihkan pandangannya, mencari tempat yang sekiranya saat matahari mulai naik nanti, tempat itu tidak terlalu panas.
"Sayang, olahraganya disitu yuk. Tempatnya belom rame." Ajak Abi yang diangguki oleh Disa.
Mereka lalu melangkah menuju tempat dibawah pohon besar yang entah apa namanya, dan disana juga terdapat dua kursi panjang.
Abi kemudian duduk menunggui Disa yang berjalan pelan mengitari jalan setapak yang mengelilingi kebun kecil dibeberapa sudut taman. Mengamati pergerakan istrinya yang sesekali berhenti melangkah dan terlihat sedang mengatur napasnya.
Tak lama kemudian Disa kembali berjalan menuju Abi. Abi dengan cepat berdiri dan menghampiri Disa, menuntunnya dan mendudukkannya dengan perlahan dikursi disana.
"Aku beli minum dulu ya?" Kata Abi. Disa mengangguk dan mulai melepaskan sweater-nya, lalu dengan pelan mengibaskan tangannya didepan wajahnya.
Abi sudah kembali dan langsung menyodorkan botol air mineral pada Disa setelah membuka penutup botol tersebut. Sementara Disa minum, Abi mengusap peluh didahi dan pelipis Disa.
KAMU SEDANG MEMBACA
DisAddict 2 - After Married [TAMAT]
Romance[Sebagian Part Sudah Dihapus] Info lebih lengkap ada didalam. *** CUP Disa membelalakkan matanya lantas memukul mulut Abi kencang. "Banyak orang. Gimana sih!" Omelnya setelah menerima kecupan singkat dari Abi dibibirnya. "Ya nggak pa-pa... udah sah...