"Ini editan." Kata Dimas. Matanya masih terfokus pada foto yang menjadi perkara kemurkaan Disa pada Abi.
Abi menghela napas lega, sementara Disa masih pada posisinya yang juga ikut menatap foto tersebut.
"See, sayang.. editan. Aku nggak mungkin ngelakuin itu." Ujar Abi.
Disa melemaskan bahunya dan bersandar pada sandaran sofa dibelakangnya. Didi dan Ika hanya duduk diam diseberang Abi, Disa, dan Dimas yang duduk berderet.
"Kamu masih nggak percaya?" Tanya Abi setelah melihat Disa yang tak merespon apapun dan hanya menghela napas saja.
Disa menggeleng. "Bukan gitu. Tapi siapa orang yang tega ngelakuin ini? Aku hampir aja keguguran pas lihat foto itu." Balasnya dengan suara pelan.
Abi memeluk Disa, membenamkan wajah Disa didadanya. "Maafin aku.. aku yang terlalu teledor sampai-sampai dia mengirim foto itu kerumah kita." Gumam Abi.
"Emangnya siapa yang ngirim foto laknat kayak gini?" Tanya Dimas yang masih sibuk melihat-lihat foto-foto yang lainnya.
Foto dimana ada dua orang tanpa busana diatas ranjang yang terlihat seperti habis bercumbu. Foto-foto itu memang nampak seperti sungguhan tapi Abi berani bersumpah, Abi tidak pernah tidur dengan gadis manapun selain Disa.
"Coba lihat." Kata Ika meminta salah satu fotonya.
"Kenapa ada banyak banget foto-fotonya?" Didi ikut menimpali. Ia juga tengah melihat-lihat foto-foto tersebut.
"Ini Rena yang kirim, dan dia disuruh sama Karin." Ujar Abi. Keempat orang lainnya sontak terkejut.
"Gimana bisa? Bukannya dia ada dipenjara?" Kata Ika.
"The power of women, baby. Lo tahu kan Karin itu apa? Dia bisa ngelakuin apapun yang dia mau. Merayu petugas disana rasanya terlalu mudah buat dia." Sahut Dimas.
"Sok tahu." Cemooh Didi.
"Ciyee ngebelain.." kata Dimas dengan wajah mengejek.
Didi menyeringai masam. "Sialan lo."
Hoekk
Mereka semua reflek menatap Disa yang tengah menutup mulutnya dengan dahi yang mengkerut dalam.
"Kenapa? Kamu kenapa?" Tanya Abi khawatir.
Disa tidak langsung menjawab, ia sedikit menggeser duduknya menjauhi Abi dan merapat pada Dimas. "Cuci muka sana. Aku eneg lihat muka kamu." Ujarnya.
Abi, Ika, Didi, dan Dimas melongo dibuatnya. Tapi Dimas menjadi orang pertama yang tertawa terbahak yang diikuti Ika dan kekehan Didi.
Wajah melongo Abi langsung berubah menjadi wajah datar. "Kan kamu sendiri yang ngedandanin aku kayak gini."
Yap. Sedari tadi Abi memang belum mencuci muka ber-makeup-nya. Jangankan mencuci muka, hendak ganti baju saja dilarang Disa.
"Udah, Bim.. kamu mah cakepan kayak gitu." Seru Ariana dari arah dapur.
"Makan dulu yuk. Makan siangnya udah siap." Lanjutnya lagi.
Setelah ketiga sahabat Abi pergi ke ruang makan, Disa tetap tinggal bersama Abi.
"Maafin aku ya, bikin kamu malu didepan temen-temen kamu." Kata Disa. Mendadak rasa mualnya hilang begitu saja.
Abi tersenyum dan mendekat pada Disa. "Asalkan kamu nggak marah lagi sama aku, aku nggak pa-pa."
Disa memberikan cengirannya dan memeluk Abi. Disa menggesek-gesekkan wajahnya diceruk leher Abi.
"Kamu cantik loh.. kira-kira kalo anak kita cewek, apa dia bakalan mirip Ayahnya yang cantik ini ya?" Ujar Disa sambil menahan tawanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DisAddict 2 - After Married [TAMAT]
Romance[Sebagian Part Sudah Dihapus] Info lebih lengkap ada didalam. *** CUP Disa membelalakkan matanya lantas memukul mulut Abi kencang. "Banyak orang. Gimana sih!" Omelnya setelah menerima kecupan singkat dari Abi dibibirnya. "Ya nggak pa-pa... udah sah...