Chapter 1

1.5K 574 697
                                    

Kring Kring Kring...

Berbunyilah alarm mungil bermotif polkadot yang terletak di atas meja kecil. Mendengar bunyinya yang mengganggu, muncullah tangan di balik selimut yang langsung mematikan alarm tersebut.

"Ah! suara ini sangat mengganggu," ucapnya yang kembali tidur.

Brak!
Terbuka pintu kamarnya dengan keras.

"SEYNA! BANGUN! DASAR KEBO." Netly kakaknya datang untuk membangunkannya.

"Kamu masih nggak mau bangun, anak kecil?" Kemudian Netly menarik selimut yang menutupi seluruh tubuh Seyna dan mendekatkan handphone Netly yang memutar lagu band kesukaannya dengan nyaring ke telinga Seyna.

"Argh! hentikan! kamu dan lagumu itu sangat mengganggu." Seyna langsung bangun sambil menutup telinganya dengan bantal.

"Akhirnya kamu bangun juga, dasar pemalas."

"Kenapa sih kakak terus-terusan bangunin aku dengan lagu-lagu mengganggu itu? Aku nggak suka!" Muka kesal terbit di wajah Seyna.

"Haha, cuma itu yang bisa buat kamu bangun. Eh Kamu bilang mengganggu? sialan! beraninya kamu ngatain lagu band kesayanganku!" Netly bangkit dari tempatnya dan menjitak dahi Seyna.

"Aduh, sakit tau! kenapa sih kakak banggain band itu mulu, tiap hari muter lagunya, teriak-teriak sambil nari-nari nggak jelas. Aku jadi curiga, jangan-jangan kakak lebih mencintai band itu daripada aku?" Seyna melotot ke Netly sambil meringis kesakitan.

"Kenapa kamu berpikiran seperti itu adik ku sayang?" Netly mendekat dan memusut lembut rambut Seyna.

"Em, tentu saja aku menyayangi band itu," ucap Netly kembali menjitak kepala Seyna dan melarikan diri.

"Astaga yang benar saja, hei berhentillah menjitak kepalaku."

*****

Seyna sudah rapi dengan baju sekolah dan duduk manis di samping kakaknya yang dari tadi sudah menunggunya untuk sarapan di meja makan.

"Lagi-lagi memutarnya, bisa nggak sih ka, matiin musik band itu saat kita lagi makan?"

"Nggak bisa!! Lagu ini akan mengantarkan makanan ke dalam perut ku dengan lembut dan tenang." Netly mengayun-ayunkan telunjuknya pada Seyna.

"Kakak ngerasa nggak sih berubah jadi orang aneh?"

Seyna memilih melahap makanannya dengan cepat dari pada terus berdebat dengan Netly, ia berharap bisa cepat pergi dari hadapan kakaknya. Karena bagi Seyna berada di sekitar Netly sangat membuatnya risih dan terganggu bahkan hanya dengan beberapa detik saja, Seyna sudah melambaikan bendera putih tanda tidak sanggup berada lama di dekat kakaknya.

Bukan karena dia tidak suka dengan Netly, hanya saja Seyna merasa terganggu dengan lagu-lagu band yang diputar kakaknya ataupun teriakan histeris jika sedang menstalking personil band kesukaannya itu.

Selain itu, Seyna tidak suka dengan sikap kakaknya yang sekarang, menurut nya Netly sudah banyak berubah, yang dulu selalu menemani serta perhatian dengan Seyna, sekarang cuma asyik dengan idolanya dan kurang memperhatikan adiknya, bahkan waktu untuk mereka bersama pun sudah jarang dirasakan Seyna. 

Setau Seyna, Netly dulu tidak pernah punya ketertarikan dengan band. Tapi sekarang? Entah apa yang membuat Netly lebih memilih menghabiskan waktunya untuk menjadi seorang fans fanatik band itu.

"Makan makananmu! jangan cuma nari-nari sambil nyanyi nggak jelas!" Seyna mulai menceramahi kakaknya lagi, yang daritadi hanya menari meiringi musik.

"Kamu ini ganggu aja, dasar anak jadul, ini lagu band Erstren yang lagi terkenal saat ini, aw mereka itu memang menggetarkan hatikuu."

"Terserah deh! aku geli tau lihat tingkah kamu itu. Oh iya dimana Poppa?".

Poppa merupakan kucing kesayangan Seyna yang berjenis persia himalaya, dari kecil Seyna sudah banyak menghabiskan waktunya bersama dengan Poppa. Karena bagi Seyna, Poppa bukan hanya sekedar hewan peliharaan, tapi merupakan bagian dari keluarganya.

"Tuh dibawah meja lagi makan juga."

*****

Seyna sampai di sekolah dan langsung duduk di samping sahabatnya dari kecil bernama Verly dengan ciri khasnya yang selalu menguncir dua rambutnya. Verly itu orangnya heboh tidak bisa meliat sesuatu yang aneh, beda ataupun mengesankan dia akan histeris sendiri.

Apalagi jika bertemu dengan kakaknya Seyna, maka mereka akan asyik membicarakan band Erstren yang sama-sama menjadi idola mereka, sampai-sampai Seyna pun bisa terabaikan.

Seyna menatap lama pada Verly yang dari tadi asyik sendiri mendengarkan lagu dengan headset, sambil menggerakkan tangannya tidak jelas, dan kepala yang manggut-manggut.

"Verlyyyyyy, lo nggak liat dari tadi gue disini?" Seyna melepas salah satu headset Verly dan berteriak di telinganya.

"Eh maaf, gue keasyikan dengerin lagu ini, sampe nggak nyadar kalo lo udah datang." Verly melepas headset satunya sambil cengengesan.

"Lo dengerin lagu apasih?" Seyna memasang wajah penasarannya.

"Yaelah. kayak nggak tau aja, lagu band Erstren kesayangan gue dong." Verly mengayunkan jarinya diudara sambil membentuk love. Memang terkesan lebay, tapi itulah yang kadang membuat Seyna Kangen dengan sahabatnya yang satu ini jika lama tidak bertemu. 

"Astaga! dimanapun gue berada pasti band itu mulu. Lo sama saja kayak kakak gue, ck! gue merasa terabaikan tau!" Seyna menundukkan kepalanya diatas meja.

"Bukannya gitu, cuma lo nya aja yang kudet. Coba liat noh anak-anak cewek yang lain." Verly menunjuk kearah gerombolan anak-anak cewek dengan dagunya.

Seyna melihat kesekeliling, dan benar saja teman-teman cewek sekelasnya tengah asyik membicarakan band Erstren, yang saat ini sangat terkenal dan lagi naik daun. Seyna menghebus napasnya dengan kasar sambil memutar kedua bola matanya.

Tentu saja dia merasa risih dengan keadaan seperti itu. Disaat banyak cewek-cewek yang mengidolakan band Erstren yang notabane nya punya wajah tampan-tampan, lagu-lagunya yang menyentuh hati. Cewek manapun pasti akan langsung menyukai mereka. Tapi tidak dengan Seyna, baginya kegiatan seperti itu hanya membuang-buang waktu saja.

Seyna lebih memilih untuk menghabiskan waktunya bergulat dengan buku-buku pelajaran. Apalagi dia sudah duduk di kelas 3 SMA, Seyna memiliki tekad untuk bisa lulus dengan nilai yang memuaskan. Pokoknya mengidolakan band itu bukan dunianya Seyna.

"Pagi-pagi udah bete! gue pergi ke perpustakaan aja." Seyna bangun dari kursinya dengan lesu.

"Alah, bilang aja lo mau ngehindar karena banyak yang ngebicarain Erstren."

"Apaan sih, lo ikut nggak? Kalo nggak gue tinggal nih." Seyna lari meninggalkan Verly.

"Seyna tungguin, lo ini main tinggal-tinggal aja."

Loveliest Stars Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang