Chapter 2

892 509 502
                                    

Malam hari memang menjadi rutinitas Seyna untuk belajar dengan fokus dan penuh konsentrasi, entah itu mengerjakan PR ataupun mengulang kembali pelajaran disekolah. Seyna termasuk siswi yang berprestasi di sekolahnya, sehingga ia selalu belajar agar bisa mempertahankan prestasinya.

 Ditengah-tengah konsentrasinya bergelut dengan rumus-rumus rumit pelajaran kimia,  Seyna dikejutkan dengan jeritan kakaknya yang sangat nyaring. Karena khawatir, Seyna langsung berlari cepat menuju kamar kakaknya.

"Kaaaaa aku akan menyelamatkanmu." Seyna mendobrak kamar kakaknya dengan keras sampai-sampai ia terpental jatuh di lantai.

"Kenapa ka? Ada maling? Orang mesum? Dimana? Dimana kaa?" Seyna memasang kuda-kuda sambil mengepalkan tangannya.

Walaupun Seyna sering berantem dengan kakaknya, tapi jauh di dalam hatinya ia sangat  menyayangi kakaknya, bahkan  jika kakaknya sakit,  Seyna akan seharian menunggui dan merawat kakaknya dan memilih izin sekolah demi Netly, padahal Seyna termasuk orang yang anti tidak masuk sekolah. Satu hari saja izin, baginya adalah sebuah bomerang yang bisa saja berakibat fatal bagi nilainya.

"Haha, apa-apaan sih kamu bocah? Sedang latihan drama action?" Netly tidak bisa menahan rasa tawanya melihat tingkah adiknya.

"Hah? Jadi nggak ada apa-apa nih? Tapi kenapa  kakak teriak?"

Netly yang awalnya tertawa melihat tingkah Seyna langsung berteriak keras lagi.

 "Ada apaan sih? Tadi ketawa sekarang nangis. Udah gila ya?"

"Kamu minta dijitak ya? Aku masih waras tau! Cuma hati ini menjadi retak," kata Netly sambil menepuk-nepuk dadanya.

"Hatimu retak? Yakali, Punya pacar aja nggak, masa hati retak." Seyna tertawa sambil menepuk-nepuk pipi kakaknya.

"Kok nyesek ya dengernya? Omongan kamu ngebuat hatiku makin retak." Netly kembali berteriak keras.

Seyna mulai melotot kearah Netly. "Banyak basi-basi nih alay, kenapa nangis sih?"

Ini nih yang membuat Seyna kadang kesal dengan kakaknya,  semakin hari makin aneh saja kelakuannya. Ada saja  tingkah kakaknya membuat Seyna cuma bisa geleng kepala. Dari menari-nari di tengah hujan sambil memutar lagu Band Erstren yang berjudul Rain, dengan alasan ingin lebih menghayati lagu sesuai dengan judulnya. Merengek-rengek pada Seyna untuk meminjamkan uang karena tabungannya tidak mencukupi untuk menonton konser Band Erstren. Berbicara sendirian seolah-olah sedang syuting drama romantis dengan member Erstren. Serta yang paling membuat Seyna darah tinggi yaitu Netly sering bermimpi sambil berjalan ke kamar Seyna, dan langsung memeluk Seyna bahkan ingin menciumnya sambil menyebutkan nama member Erstren, tanpa ada rasa sungkan, Seyna menonjok pipi kakaknya saking sebal dan ingin menyadarkannya dari alam mimpi mesumnya itu.

"Hati ini mati rasa bagai diguyur es yang memiliki racun mematikan." Netly kembali berpuitis, dan tentu saja hal tersebut membuat Seyna semakin kesal.

"Bisa nggak sih jelasinnya sama bahasa yang normal? Gak usah terlalu alay, nyakitin telingaku aja."

"Hatiku sakit. Band Erstren akan menambah personil lagi, tidaaaaak." Netly menangis sejadi-jadinya padahal air matanya saja tidak keluar,  Seyna cuma bisa berdecak melihat Netly. Ternyata rasa khawatirnya berlebihan.

"Ah sialan, kamu membuang energiku aja datang kesini, cuma buat dengerin hal kaya gitu. Tapi kenapa juga nangis? baguskan bisa nambah tuh cowok-cowok tampan yang kakak sukai."

Lagi-lagi berkaitan dengan band Erstren itu. Seyna sampai enek mendengar ocehan kakaknya yang setiap hari hanya band itu terus. Sampai-sampai apa saja yang dilakukannya pasti terkait band itu.

Loveliest Stars Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang