Seyna duduk di taman belakang rumahnya. Dengan ditemani secangkir jus jeruk dan sebuah novel ditangannya.
Angin yang sepoi-sepoi menambah suasana nyaman yang dinikmati Seyna untuk menghabiskan hari liburnya. Tidak seperti hari libur biasanya, kali ini Seyna ingin merefresing otaknya dengan bersantai daripada belajar seperti biasa.
Novel memang terbuka dan menutup sebagian muka Seyna. Orang yang melihat sekilas akan mengira bahwa ia sedang membaca novelnya. Tapi itu salah, Seyna hanya membolak-balikkan novelnya tanpa ia baca.
Pikirannya melayang kemana-mana. Seyna melamun dan mengingat kejadian tidak terduga yang menimpanya kemaren.
*****
"Sialan nih Verly. Sahabat macam apa kayak gitu. Main ninggalin aja!" Seyna menginjak-injak aspal dengan kesalnya.
Sepulang sekolah Seyna berjalan sendiri menuju halte. Sepanjang jalan ia hanya menggerutu kesal. Mengingat semua hal yang terjadi di sekolah hari ini yang membuatnya bosan dan badmood. Ditambah lagi, Verly yang meninggalkannya pulang duluan tanpa memberitahu.
Tiba-tiba terdengar klakson mobil yang dibunyikan berkali-kali di belakang Seyna.
Seyna pun menoleh ke arah sumber suara. Kemudian mobil tersebut berjalan sejajar dengan Seyna dan berhenti tepat di sampingnya.
Seyna hanya terdiam kebingungan.
Keluarlah seorang laki-laki yang kira-kira sudah berumur 30-an. Dengan kacamata hitam yang menutupi matanya dan setelan jas rapi yang senada dengan warna kacamatanya.
"Hallo, maaf kalau saya mengejutkan kamu ya." Laki-laki itu membuka pembicaraan sambil melepaskan kacamatanya.
"Woaaah, kamu memang orang yang tepat. tidak salah lagi," sambung laki-laki itu tersenyum. "Ayo ikut kami dek."
Seyna semakin bingung mendengar ucapan laki-laki itu.
"Gak mau, buat apa juga ikutan." Seyna beranjak pergi meninggalkan laki-laki itu.
"Jangan sampai lolos, ayo bawa dia," Teriak laki-laki itu.
Beriringan dengan suara perintah laki-laki itu, keluarlah dua orang berbadan tegap dan besar yang kemungkinan bodyguard nya dari dalam mobil.
Seyna ketakutan dan mencoba lari. Tapi usahanya nihil, ia sudah tertangkap oleh bodyguard itu. Dan Seyna dimasukkan secara paksa ke dalam mobil.
"Jangan takut gitu dong, tenang aja saya baik kok." Laki-laki itu duduk di samping Seyna untuk mencoba menenangkannya.
Mobil itu pun berjalan tanpa arah yang diketahui Seyna. Seyna mulai panik dan merasa ketakutan.
"Apa-apaan nih? ini penculikan yah? ya kan? nggak salah lagi nih." Seyna memberontak sehingga tangannya tidak sengaja meninju hidung laki-laki itu.
"Seharusnya saya yang takut sama kamu, sakit tau nggak! nyulik enggak malah ditonjok, anak kecil berani sekali nonjok orang tua." Laki-laki itu memegang hidungnya yang keluar darah akibat tinjuan Seyna.
"wihh, keren juga tonjokan gue." Seyna dengan bangga melihat ke arah tangannya yang telah menonjok orang itu.
Beberapa menit perdebatan dan pemberontakan yang dilakukan Seyna yang tidak ada hasilnya. Mobil itupun akhirnya berhenti di depan gedung besar yang mewah.
Semua orang yang di mobil itu keluar begitu juga dengan Seyna.
"Kita masuk yuk," kata laki-laki itu sambil menggandeng Seyna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Loveliest Stars
ספרות נוער"Aku tidak suka band!" kalimat yang menjadi andalan Seyna jika ditanya mengenai band. Tapi takdir malah membuat Seyna bergabung dengan band ternama yang digandrungi banyak cewek. Bagaimana hari-hari Seyna bersama 4 cowok tampan personil band itu?