Gadis dengan gaun putih itu berjalan tak tentu arah, sesekali surai kuning keemasannya tersibak oleh hembusan angin. Iris kecoklatan itu menatap intens sekelilingnya, hal pertama yang ia pikirkan sekarang ialah menjauhi manusia yang merusak buku takdir itu, sangat jelas raut wajah itu menggambarkan kekesalan. Ia terus saja berjalan tak tentu arah, mengangkat sedikit gaun putih yang ia kenakan untuk mempermudah langkahnya, semua mata menatap bingung padanya yang memang cukup aneh dengan gaun putih khas abad pertengahan. Langkah gadis itu terhenti ketika melihat sosok yang mungkin dikenalnya.
"Hei Levy..." Pekiknya lalu melambaikan tangan kearah orang yang ada di sebrang jalan itu, namun tak digubris juga. "yuhu Levy..." Pekiknya kuat.
Suara sumbang dari pejalan kaki lainnya seakan iya abaikan, banyak yang mengatakan bahwa ia sudah gila, ada pula yang miris melihat keadaannya. Karena diabaikan ia pun memutuskan untuk menyebrang, ia tak menyadari bahwa sebuah truk besar tengah bergerak kearahnya, namun ia teramankan karena supir truk itu menginjak rem kuat sebelum pada akhirnya menabraknya.
"Apa Kau sudah Gila !!! atau kau tidak punya mata???" Bentak supir itu, gadis itu bergidik ngeri, nampak tubuhnya bergetar hebat.
"Ma-a-afkan Ak-u" ujarnya terbata-bata, bersamaan dengan isakan kecil yang keluar dari bibirnya.
"Kau mau membuatku mati?? brengsek jika kau ingin mati, matilah sendiri ! cari tempat lain dan jangan sampai orang lain ikut terbunuh karena ulahmu !!"
"Ma-af-kan Ak-u"
"Maaf-maaf.. Gampang sekali kau bilang maaf, bagaimana jika aku mati hah!!!" bentak supir itu semakin kuat, mengangkat tangannya untuk memukul gadis itu, sepersekian detik tangan orang itu ditahan oleh seorang pemuda.
"Pantaskah seorang laki-laki dewasa menampar seorang gadis yang sedang terisak?" ia lantas menepis kuat tangan supir itu.
"Apa maumu bocah ingusan!"
"Yang saya inginkan? Tidak ada hanya saja saya ingin bapak memafkan dia, lagi pula dia sudah minta maaf bukan, bisakah bapak memaafkan dia??? Mungkin saja dia tak sengaja."
"ya sudahlah pak, kasian dia" seorang dari kerumunan membuka suara,
"kasian dia"
"Cih" supir itu mendecih dan meninggalkan kerumunan kembali ke mobil.
"ayo.." pemuda itu mengulurkan tangannya pada gadis itu, sebuah senyuman tulus terukir di wajah pemuda itu, menyebabkan semburat merah muncul dan menghiasi wajah sang gadis , dia menerima uluran tangan itu dan pergi keseberang jalan.
"ehm Trimakasih ya.."
"untuk apa??" balas pemuda itu santai
"trimakasih karena sudah menolongku." Ujar gadis itu setengah membungkuk mengucapkan terimakasih.
"Oh sama-sama hehehe..." balas pemuda itu santai, "oh ya, aku Rogue, namamu siapa???" nampak gadis itu seakan bingung dan tak tahu apa yang harus ia ucapkan.
"Aku Lucy, Lucy Heartfilia" ujarnya ragu.
"Lucy ya... heheh nama yang cantik." Wajah Lucy merona ketika mendengar kata itu.
"maafkan aku Rogue, sepertinya aku harus pergi, temanku sedang menunggu disana." Ia menunjuk kearah halte dekat perempatan jalan.
" oh iya perlu kuantar sampai kesana???"
"tak usah, hehe lagi pula kau sudah banyak membantu bukan."
"heheh tak perlu sungkan padaku, anggap saja ini niat baik dari seorang teman."
KAMU SEDANG MEMBACA
Levitation
FantasyBagaimana jika kehidupanmu berubah ketika kau menyaksikan kematian seseorang dengan kedua bola matamu, dan kau pun harus terjebak dan terlibat dengan seorang malaikat kematian, karena kau merusak buku takdir seorang yang sangat kau cintai. baga...