Bell of Judgment

372 49 21
                                    

Hallo, [~_^]

Saya kembali lagi dengan lanjutan cerita dari Levitation.

Happy Reading, saya harap para pembaca mau meninggalkan Vote dan satu dua komentar untuk penulis baru ini heheheh....

Peringatan !

Karakter dalam cerita bukan punya saya, tapi om Hiro masima,

saya hanya pinjam doang Wkekekekek

Over All maafkan aku yang gaje ini hehehehe

.

.

.

Chapter 2

sebelumnya :

TENG-TENG....

"Apa itu???" nampak raut wajah itu menggambarkan rasa panik yang luar biasa,

"itu Lonceng penghakiman.. Kita terlambat... kau mungkin akan langsung diseret paksa." Ujar Levy

" B-bbagaiman.. ini" Balas Lucy panic.

"A-ku..."

"Tunggu Nona-nona, simpan saja obrolan kalan dipengadilan nanti !!" sebuah suara menginterupsi mereka, Lucy terbelalak kaget saat tau dua malaikat lain sudah datang untuk menjemput paksa dirinya.

------------- <Levitation> ------------

Hembusan angin menyelinap dari jendela putih ruangan itu, mengisi ruangan dengan udara yang baru. Nampak Natsu masih saja terus membisu disamping gadis bersurai putih yang ia cintai, menunggu dia untuk segera membuka kedua kelopak matanya, sesekali ia menautkan jemarinya, berusaha untuk menepis rasa takut akan kehilangan orang yang sangat ia cintai itu. Yah ini mungkin hanya sebuah perasaan yang sepihak darinya , namun ia sadar betul, rasa cinta sepihak ini sudah sangat cukup untuknya.

Matanya menatap nanar gadis itu, gadis yang terus saja menolak keberadaanya, gadis yang terang-terangan pernah mempermalukannya. Ingin rasanya ia membencinya, namun rasa cintanya jauh lebih besar seakan menekan rasa itu.

" Aku tak tahu apa mungkin ini bisa disebut cinta atau rasa egois dariku. mengatakan kata-kata cinta yang sepihak, sedangkan kau sendiri bukanlah kekasihku. Satu sisi dari hatiku berharap kau tetap seperti ini agar aku selalu bisa berada disisimu, namun sisi lainnya berharap agar kau cepat sembuh dan bisa tersenyum lagi, walau pada akhirnya aku tahu senyuman itu taakan tertuju padaku dan aku pun takan lagi bisa berada disisimu." Seulas senyuman kecil terukir di wajah Natsu.

"Yah, kau sangat jauh dari jangkauanku, aku tak berharap kau mau mencintaiku atau bahkan mau menjadi temanku, namun yang bisa kuharapkan agar kau bisa segera siuman, walau pada akhirnya kau tak akan memandangku. Jadi bisakah aku menyimpan rasa cinta sepihak ini hanya untukku???"

"Heheh, mungkin ini sedikit bodoh, tapi terimakasih karena aku diberikan kesempatan untuk berada disini di saat masa-masa tersulitmu." Dipegangnya tangan pucat itu erat, lalu merapikan sisi selimut yang tersibak.

Natsu kemudian meninggalkan Lisana, berjalan menuju kearah pintu keluar ruangan itu, dan langsung berpapasan dengan Mirajane yang menunggunya diambang pintu.

Natsu kemudian meninggalkan Lisana, berjalan menuju kearah pintu keluar ruangan itu, dan langsung berpapasan dengan Mirajane yang menunggunya diambang pintu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
LevitationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang