BAB 9

172 6 0
                                    

Namanya juga kenangan, ya fungsinya untuk di kenanglah. Mengingatnya bisa karena deja vu, rindu atau sedang ingin.

***

Sudah tiga minggu Ari mendekati Alina. Setelah kejadian di AW tempo lalu, membuat Ari malah mendekati Alina. Rasa penasarannya membuat Ia melakukan pendekatan dengan gadis berambut panjang.

Walaupun Alina adalah adik kelasnya. Ari tidak malu-malu untuk terus mendekati Alina.

Alina berangkat ke sekolah seperti biasa, sejak tiga minggu yang lalu kebiasannya bukan naik angkutan umun lagi, tapi bersama Ari.

Padahal Alina sudah berkali-kali menolak untuk terus berangkat bersama. Tetapi Ari selalu muncul tanpa diduga di depan rumah. Membuat Alina tidak enak jika menolak.

Setelah sampai sekolah. Seperti biasa sejak tiga minggu yang lalu, Ari mengantarkan Alina sampai kelas. Barulah Ari ke kelasnya yang berada di lantai dua.

"lo pacaran sama Ari?" tiba-tiba Irfan bertanya seperti itu. Alina sudah melupakan kejadian di AW, jadi dia sudah tidak marah dengan Irfan.

"just a friend"

"bokis lo"

"serius, Fan"

"yaudah deh bagus"

"emang kenapa?"

"yaelah pura-pura bego. Lo sebenernya udah tau siapa Ari belom sih?"

"apaan?"

"ck. Ari itu bahaya, Lin. Gue sebagai temen sekelas lo mau ingetin, kalo Ari itu bahaya. Gak seharusnya lo yang notabene-nya cewek baik-baik deket sama cowok kaya dia." kata Irfan membuat Alina jadi lebih memfokuskan pendengarannya.

"Gue ini sering nongkrong bareng dia. Kalo diibaratin nih ya, dia itu kaya ketua genk kita di tongkrongan. Sadis banget kalo udah berantem, semua guru Bk juga kenal sama Ari. Gue aja nyesel udah secara nggak langsung ngenalin lo ke dia. Mendingan lo cari cowok yang baik-baik aja deh. Jangan sama Ari"

Alina diam saja. Apa yang di ucapkan Irfan memang ada benarnya. Alina juga pernah beberapa kali mendengarkan gosip itu.

Tapi Alina belum pernah melihatnya secara langsung. Jadi Ia merasa aman dan nyaman saja berdekatan dengan Ari. Karena selama Alina mengenal Ari, Alina tidak pernah melihat sikap buruk cowok itu seperti yang Irfan katakan.

Saat istirahat, Alina bergabung dengan salah satu kelompok kelasnya di kantin. Terpaksa sih, soalnya Alina belum memiliki teman yang benar-benar teman.

"Lin, akhir-akhir ini lo lagi deket ya sama kak Ari?"

Alina hanya mengangguk malas. Pasti kali ini yang akan jadi bahan gosipan adalah dirinya dengan Ari.

"enak nggak Lin deket sama kak Ari?"

"enak gimana maksudnya?"

"pasti lo ngerasa di lindungin kan? Gila. Kak Ari itu di seganin sama anak-anak satu sekolah. Pasti cowok-cowok yang tadinya mau ngedeketin lo langsung mundur deh pas tau kalo disamping lo udah ada kak Ari"

Alina hanya meringis mendengarnya.

"iya, gue juga setuju! Lumayan Lin, kak Ari tuh ganteng tau. Cuma ya, ketutup aja sama tampang kriminalnya. Jadiin aja Lin, kan enak jadi punya bodyguard"

Alina masih diam saja mendengarkan. Bahkan es teh manis yang sedang di minumnya seakan berubah jadi teh pahit dimulut Alina.

"hahaha parah lo. Tapi bener juga sih. Nih ya, gue kasih tahu. Kata temen gue yang satu tongkrongan sama dia. Katanya kak Ari tuh sekarang jadi berubah. Jadi gimana ya, udah jarang bikin ulah sama guru. Apalagi berantem deh, dia kaya udah nggak mau ikut campur lagi." cewek itu menyedot minumannya sebentar.

ALINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang