it's so hurt park Jimin [ Chapter 12]

2.7K 266 3
                                    

Malam ini Nana kelimpungan, berkali – kali ia keluar masuk ke kamar mandi dan memuntahkan semua isi perutnya. Badannya keringat dingin dan demam. Sialnya lagi ia tidak bisa memberitahu Namjoon karena baru saja Namjoon mengatakan bahwa ia akan pulang malam karena harus mengurus beberapa berkas perusahaan ayahnya yang sekarang diurus Namjoon, lagipula ada atau tidaknya Namjoon juga tidak akan membantunya. Nana tidak ingin Namjoon khawatir, sudah terlalu sering Nana merepotkannya.

" Argh "

Kali ini Nana mengerang, dengan tergesa Nana berjalan ke meja nakas yang terletak di sebelah ranjangnya dan mengambil obat pereda sakit tersebut lalu melahapnya dengan segera, namun kesadaraan terlebih dahulu hilang dan Nana akhirnya ambruk.






Sesak.

Itu yang Nana rsasakan saat pertama kali ia mencoba untuk membuka matanya, Cat berwarna putih dengan bau obat disana sini saat menyengat indera penciumanya. Nana tersenyum miris, ini jelas bukan kamarnya. Kamarnya didominasi cat cream dan beraroma lavender, kini dapat Nana rasakan juga bahwa ia sedang bernafas dibantu oleh oksigen, dengan tangan yang masih lemah Nana mencoba untuk membuka alat bantu bernafas tersebut.

 Kamarnya didominasi cat cream dan beraroma lavender, kini dapat Nana rasakan juga bahwa ia sedang bernafas dibantu oleh oksigen, dengan tangan yang masih lemah Nana mencoba untuk membuka alat bantu bernafas tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" Kau sudah sadar ? "

Tanya suara bass yang sudah Nana kenal. Kim Namjoon. Nana menyunggingkan senyum termanisnya pada Namjoon yang sepertinya sedang marah padanya, tanganya yang ia lipat didepan dada dan muka yang tampak sangat serius membuatnya semakin yakin bahwa Namjoon memang sedang marah padanya.

" Jangan tunjukkan senyum lemahmu itu, aku semakin merasa bersalah karena tidak bisa menjagamu. "

" Tidak apa – apa kak" kata Nana setelah melepas penutup alat bernafasnya.

" Apanya yang Tidak apa – apa ?! Bagaimana kalau semalam aku tidak mengecekmu ke kamar ? kau tau apa yang akan terjadi ? kau bisa saja sudah mati. "

" Oppa~ jangan memarahiku, oke ? "

" Yak. Jangan tunjukkan aegyo mu itu. Kau ini benar – benar membuatku khawatir saja. "

" Jadi kau khawatir padaku ? " Goda Nana.

" Tentu saja, aku keluargamu satu – satunya, kalau sampai terjadi sesuatu padamu mana bisa aku menalani hidupku "

Nana lagi – lagi tersenyum, dan Namjoon hanya bisa memijat pelipisnya. Rasa pusing menghantam kepalanya sejak semalam. Namjoon kalut ketika melihat adiknya itu terkulai di lantai dengan keringan dan suhu tubuh yang tinggi, serta obat yang bececeran dilantai.

" Oppa. "

" Hm. "

" Maaf. "

Nana kini mengeratkan kepalan tanganya, ia takut Namjoon marah. Baru kali ini Nana melihat Namjoon benar – benar kacau, saat kematian orang tuanya Namjoon terlihat sangat tegar, bahkan Namjoon yang berusaha menguatkannya. Mengatakan dengan yakin bahwa mereka bisa hidup berdua dengan baik. Dan sampai beberapa detik Nana mengucapkan permintaan maaf namjoon belum berekasi sama sekali. Hanya sebuah helaan nafas yang terdengar cukup berat.

" Sejak kapan kau membohongi kakakmu ini hm? "

Kini wajah Namjoon terlihat kembali serius, menatap sang adik yang terlihat takut untuk menatapnya.

" Baru 3 bulan yang lalu "

" 3 Bulan yang lalu ? itu sudah lama astaga " Namjoon kembali mengusap wajahnya kasar.

" Kenapa tidak memberitahuku ? " Lanjut Namjoon

" Aku tidak ingin kakak khawatir, kakak harus mengurus perusahaan dan juga belajar untuk ujian dan saat itu keadaan jimin- "

" Jimin, kau masih saja memikirkan orang lain disaat kau akan kehilangan nyawamu hah ? "

Namjoon marah. Emosinya sudah tidak bisa ia kendalikan, ia marah sekaligus kesal. Apalagi ini, setelah kedua orang tuanya apa tuhan juga ingin mengambil keluarga satu – satunya yang ia punya.

" A- aku... aku ini kakakmu, tapi bagaimana bisa aku tidak mengetahui apapun, astaga aku bahkan tidak pantas dipanggil kakak, kau menghadapi semua ini sendirian, aku berusaha menjadi ibu,ayah dan kakak untukmu tapi aku bahkan tidak tau kau merasa kesulitan selama ini,maafkan aku. "

Namjoon menangis, ia tidak bisa membendung air matanya, sekuat apapun Namjoon toh pada akhirnya ia memang seorang kakak yang berusaha untuk memberikan yang terbaik untuk adiknya.

" kenapa kakak menangis hahah.. Yak. Kau terlihat jelek kak "

Dengan air mata yang masih mengalir Namjoon menggelakkan tawanya karna ejekan sang adik. Mencoba untuk mencairkan suasana.

[FANFIC BTS] it's so hurt park jiminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang