#5

23 6 0
                                    

Ini hari baru. Sejenak aku benar-benar terlupa akan rinduku padamu. Tentang rindu yang selalu diantarkan semesta padaku.

Aku sangat menikmati hari ini. Meski tak begitu cerah, aku bahagia bisa menghirup udara se segar pagi ini. Merasakan angin yang lain. Angin yang tak mengantarkan rindu yang selalu ingin kuantarkan jauh-jauh.

*****

Rasa kantuk menghampiriku siang ini.

"Sudah lama sekali, yaa".
Pikir ku.

Iya. Sudah lama sekali au tak pernah merasakan gejolak mengantuk di siang hari pada bola mataku. Hari ini memang hebat. Sangat terasa berbeda.
Aku pun terlelap dalam kantukku.

Hingga tak sadar malam telah menelan sore yang tak kurasakan hari ini. Nyenyak sekali aku tidur.
Entah tadi aku mimpi apa. Aku tak begitu ingat. Yang jelas bukan tentang kamu (lagi).

*****

Lelah tidur seharian, ku bawa dan ku manjakan tubuhku. Ku ajak jalan-jalan mengitari komplek rumahku. Kurasakan deburan angin malam yang begitu menghangatkan.

Aku pun terduduk pada salah satu ayunan besi tua di taman sekitar komplek. Hanya ada aku sendiri disini.
Menikmati sendiri dan sepi.

Ku dongkak kan dagu ku kearah langit. Ku tatap langit dalam-dalam. Ku lihat bulan begitu indahnya. Dia seakan tersenyum padaku. Pun, aku tersenyum pada bulan.

Hanya ada bulan di langit malam ini. Dia hanya sendiri. Tidak ada satu pun bintang yang muncul.

Aku seakan disadarkan dengan suasana ini. Dengan keadaanku yang selalu saja ku sangkut-pautkan.

Bulan itu sekarang hanya sendiri pada bentangan langit yang sangat luas. Namun ia tetap saja tersenyum menghiburku. Tetap saja memancarkan sinarnya untuk menerangi seisi bumi. Tak ada gelap yang tercipta karena kehadirannya.

Aku mulai berfikir.
Bulan saja bisa setegar itu. Dia sendirian namun tak pernah merasa sepi. Meski kadang ditemani bintang yang tak benar-benar pasti.

"Lalu, mengapa denganku?
Maksudku, ada apa denganku?"

Aku yang terus saja terkurung rindu. Di pasung kenangan tentang kamu yang tak mau lagi membuka pintu.

Begitu bodohnya aku selama ini!!

Mau saja diikat rindu, padahal tak ada yang mau membalas rindu itu.

Aku tersenyum banyak sekali malam ini. Berterimakasih pada bulan yang mengajarkan aku tentang mengikhlaskan rindu.

Malam semakin larut saja, ku langkahkan kaki ku kembali pulang kerumah.
Rasa kantuk juga mulai menghampiriku.
Tanpa banyak berfikir, aku pun terlelap malam ini.
Tak ada (lagi) rindu yang menghantui ku. Tak ada (lagi) rindu penghantar tidurku.

SEIKAT RINDU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang