#2

48 15 5
                                    

Sudah lama sekali rasanya aku tak melihat langit secerah hari ini.

*****

Aku selalu merasa langit seakan ditutupi awan hitam nan pekat.

Entahlah. Hal ini mungkin saja karena mendung enggan beranjak dari kedua mataku. 

Tetap saja aku teringat tentang hujan yang pastinya akan datang setelah ditandai mendung. Tentang hujan yang ingkar janji (lagi) menjemput embun.

Aku rindu pelangi yang tersenyum setelah gemiricik hujan turun membasahi atap kamarku.
Warna-warni itu tak jua muncul meski aku lelah menanti. Sangat lama ku nanti.
Entah itu karena aku sendiri yang enggan memberi warna pada hidupku atau pelangi yang enggan melihat sorot mendung dari mataku.

Rasanya sangat sulit saat aku ingin kembali melukis kehidupan dengan banyak warna.

Aku kesulitan menemukan warna-warni itu. Seakan tiba-tiba saja buta warna akut menyerangku sejak kau menghilang.

Hanya hitam yang terlihat olehku.
Hanya hitam saja yang tersisa saat ini.

Katakan apa yang bisa aku lukis dengan warna hitam ini?

Katakan bagaimana bisa kau menutup semua warna dihatiku dengan warna sepekat ini?

Aku benci hitam !

Aku benci gelap !

Dan aku benci mendung !

"Kau telah membuat aku benci dengan semua hal itu."

Kenapa melukis pelangi, jika kau turut membawa warna hitam bersama warna lain nan indah. Apa ini caramu membuatku bahagia di awalnya, lalu menghancurkanku di akhir cerita.

Sesakit inikah cerita yang kau tawarkan? 

Andai saja waktu itu kau izinkan aku membaca cerita yang kau tulis, akan kuhapus bagian terjahat dari cerita itu dan akan ku rangkai dengan cerita indah dari rencanaku.

Mungkin menurutmu, bagian yang kuanggap jahat adalah sebuah lelucon untuk melengkapi ceritamu.

Dengar, ini adalah seburuk-buruk candaan yang pernah kuterima. 

"It's Not Funny!!"

Terimakasih.
Atas lukisan hitam, mendung yang selalu kau tawarkan, dan cerita cinta terhadapku. Aku masih berusaha melukis kembali pelangi yang pernah kau rampas dalam hidupku dan merangkai cerita bahagia tanpa ada skenario terjahat seperti lelucon yang kau rangkai diceritamu.

Hingga akhirnya aku mampu mengucap kalimat selamat tinggal kenangan. Selamat tinggal kamu, semoga aku tidak pernah rindu lagi padamu.




SEIKAT RINDU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang