#6 [SELESAI]

32 5 0
                                        

Malamku berakhir begitu saja.

Tak ada lagi gelap yang kurasa. Tak ada lagi warna hitam yang kau titipkan padaku. Eh, bukan di titipkan, tapi kau beri seutuhnya padaku.
Iya. Telah menjadi milikku, terserah padaku saja mau di apa kan. Sekarang bagaimana caranya aku memperhatikan si hitam. Merawatnya dan menjadikannya indah dalam hidupku.
Hitam pekat itu kini telah kuberi sedikit warna lain. Meski tak terlalu menonjol, setidaknya tak hanya ada hitam. Itu saja.

Gelap yang selalu menutupi diriku sekarang telah kuberi cahaya warna-warni. Gelap perlahan beranjak pergi, hingga benar-benar hilang dari pandanganku.

Lebih baik hidupku, sekarang.
Ku jalani hari-hari yang kini tak lagi sepi. Ku lirik kan senyum indahku pada embun pagi di kaca jendela kamarku. Ku cibirkan hujan yang masih saja sibuk mencari embun yang telah jauh-jauh pergi.
Ku nikmati tiap hembusan angin, ku tangkap setiap helai dedaunan yang menamparku jatuh. Ku peluk erat motor bebek kesayanganku. Ku teriaki bintang yang muncul malam ini, betapa bodohnya ia meninggalkan bulan sendirian. Cahaya bintang tak terlalu gemerlap. Sebab, malam ini tak kulihat bulan kesepian itu, tak ada cahayanya yang terus saja tegar. Bulan telah hilang, ia tak berharap lagi pada bintang yang tak pasti.

Dan, kini aku merasa jauh lebih baik. Lebih memperhatikan diriku sendiri. Iya. Hanya diriku sendiri. Tak ada lagi kamu dalam pikirkanku. Tak ada lagi rindu tentang kita.

Tak akan lagi aku menunggu di depan pintu. Tak ada lagi harapan tentang kenangan indah.
Seikat rindu kini telah tak ku genggam lagi.


SEIKAT RINDU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang