Malam tadi, hujan begitu derasnya turun di kota ku.
Pagi ini kulihat embun sisa hujan semalam masih tegar menempel pada dinding kaca jendela kamarku. Hujan telah meninggalkannya sendirian.
Hujan bilang, ia akan kembali lagi di pagi ini menemani dan menjemput embun. Namun kenyataannya, hingga siang hujan tak kunjung datang dan embun pun beranjak pergi meninggalkan jendela kaca kamarku.Berbeda denganku, pada hari-hari hidupku aku masih saja berdiri pada pintu yang sama. Tanpa mau beranjak pergi sedikitpun. Hanya aroma kenangan yang tersisa pada lekukan gagang pintu itu. Berharap pintu akan terbuka kembali dan memberi ruang untukku bisa masuk serta mengulang semua kenangan yang pernah kita lalui bersama.
Namun, kenyataan benar-benar manamparku begitu hebatnya. Pintu itu tak kunjung terbuka. Mungkin tidak akan pernah terbuka (lagi).
Air mataku mulai berjatuhan turun mengalir pada pipiku yang kian hari makin menyusut. Aku menangis.
Menertawakan diriku sendiri yang masih saja ingin mengobrol dan berkumpul bersama kenangan tentang kamu. Selalu saja menanti seorang seperti kamu yang tak pasti. Juga seorang yang selalu kubawa pada setiap helaan nafas.
Sulit bagiku melupakan ingatan tentang senyuman indahmu. Seakan menyatu dalam darah yang dialirkan jantung ke otakku.Tentunya aku sangat marah pada diriku sendiri yang tak pernah bisa beranjak pergi. Hanya diam dan berlama-lama membiarkan rindu menetap pada hati dan pikiranku.
Sore hari hujan datang (lagi).
Mungkin hujan menjemput dan mencari embun yang telah pergi siang tadi.Aku teramat cemburu pada embun.
Hujan begitu setia padanya, meski sempat ingkar janji. Hujan kembali membasahi jendela kaca kamarku. Aku mengamatinya dengan sangat. Malam pun datang menjemput, meski hujan tak kunjung usai.
Aku kedinginan dan kesepian ditengah keramaian hujan yang sibuk mencari embun.
Mulai ku rebahkan tubuhku pada ranjang mungil di kamar sempitku. Ku tarik selimut tebalku yang mungkin saja dapat mengusir rasa dinginku. Aku pun perlahan terlelap bersama bisik hujan yang membuat aku semakin rindu denganmu.*****
Terkadang aku malu pada embun yang seakan mencibirku setiap pagi usai hujan turun.
"Mengapa masih kau sembunyikan rindu dibawah selimutmu?
Bangunlah sayang, langit begitu cerah hari ini. Kau bisa menitipkan rindumu pada angin."
Begitulah embun membangunkanku.Seketika saja aku terbangun dan bersemangat kembali. Ku singkirkan selimut tebalku. Aku bangkit dan menarik segala rindu yang akan kutitipkan pada angin. Berharap angin akan mengantarkan rindu pada kamu yang aku tuju.
Namun, belum apa-apa hatiku sudah dipatahkan lagi melalui angin. Angin berbalik mengantarkan luka padaku. Angin pun menundukkan wajahnya padaku, seakan tak ingin menampakkan kesedihan dan keprihatinannya padaku.
Dia masih menggenggam erat rindu yang tadinya ku titip. Akupun bertanya pada angin, agar lega jua hatiku."Wahai angin yang baik, apa yang membuat wajahmu begitu bersedih melihatku?
Mengapa rindu masih bersamamu?
Mengapa masih kau genggam erat rindu yang tadi kutitipkan?"Angin hanya diam. Tak satupun kata yang keluar dari mulutnya.
Angin pun tiba-tiba menangis, di sela tangisnya angin berkata bahwa orang yang kutuju tidak menginginkan rindu. Dia telah membuang rindu dari hidupnya dan dia juga telah membuang kunci dari pintu kenangan yang kutunggu selama ini.Rombongan air mata kurasa pelan-pelan mengintip dari kelopakku. Tampaknya mereka tak sabar lagi ingin keluar dari persembunyiannya. Aku tak mampu membendung mereka lagi. Aku menangis sejadiku dan kubiarkan mereka mengalir menelusuri garis wajah ini.
Aku meratap bersama angin yang dari tadi juga tak kunjung hening dari tangisnya.Aku tak akan pernah bisa lagi bermain bersama kenangan. Bernostalgia bersama daun kering yang kita kutip di pinggir danau. Bersama jejak kenangan dipinggir kota tempat kita berjalan beriringan, dahulu.
Hanya ada rindu di sini. Rindu yang harus kupeluk erat di setiap malamku yang kian dingin kurasa.
Harusnya aku belajar banyak pada embun yang tak lagi menanti hujan. Embun yang enggan berlama-lama menunggu hujan yang tak pasti dan ingkar janji. Dan kini kubiarkan rindu menetap dalam jiwaku. Hingga rindu melebur dan hilang bersama waktu.
![](https://img.wattpad.com/cover/97291914-288-k88884.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SEIKAT RINDU
Короткий рассказDo'a adalah perjalanan panjang dari mana mau kemana. Pengharapan dari dunia menuju surga. Dan, juga dari rinduku pada dirimu💚 Yang aku tahu, wanita itu lebih gampang jatuh cinta ketimbang pria. Dan, paling banyak juga menyimpan rindu. Entahlah. Sep...