[6] Day One p.2

26 2 0
                                    

Connor POV

"Cih!" Katanya sambil meninggalkanku pergi.

"Ya elah, mau diajak practise malah pergi." Lelaki itu menggeleng-gelengkan kepalanya.
Saat ini sudah sampai dengan scene 10, sebelumnya hanyalah Connor dan pemeran yang lain yang berperan. Kini Connor sedang mencari-cari dimana keberadaan Katelyn setelah ia meninggalkannya.

"Aigoo, kemana sih. Aneh-aneh aja deh." Dimulai dari mencarinya di ruang dress up, kamar mandi, hingga ke hutan lokasi shooting.

Akhirnya ia menemukannya didekat sebuah sungai. Terlihat baju berwarna pink dengan motif bulu-bulu yang terlihat bersinar karena pantulan matahati. Ia masih membawa kertas dialog dan pergi tanpa sepatu.

"Ya!" Ucapku.

"Omo!"

"Ngapain disini, coba?"

"Cih! Nggak bisa lihat ya?" Katanya sambil menunjukkan kertas dialognya.

Connor mengangkat dagunya sambil melihat kakinya.
"Itu?"

"Hm?" Kakinya tanpa sepatu, tapi tetap menggunakan kutek (nail polish)

"Tu? Kenapa nggak pakai sepatu?"

"Hmm..."

Dengan nada yang lebih ditegaskan lagi, aku bertanya
"Tu? Kenapa nggak pakai sepatu?"

"Hmm..." nih orang napa nanya-nanya mulu? "Enak gini. Tanpa heels. Capek aku pakai sepatu ber-hak."

Jika kamu pikir, Lyn adalah orang yang 'anti ' akan sesuatu seperti itu, no. Lyn memang sangat super duper dua rius rempong. Tapi, Lyn lebih memilih memakai sepatu sneakers daripada high heels. Hanya saja, media sosial tidak pernah melihat sisi itu.

Sumpah? Cewek yang dibilang 'ratu rempong' se dunia, nggak pakai sepatu walau ke tempat basah begini?

"Oh. Ayo balik. Sebentar lagi scene-mu." Connor langsung menggandeng lengan Katelyn dan menariknya.

"Ya! Ya! Pelan-pelan sih!"

🎷

Katelyn POV

Shooting hari ini selesai. Tepat jam 11 malam.

Connor membuat 'batuk-buatan'nya supaya Katelyn menengok kearahnya.

"Ekhem."

"Hm?" Lalu cewek itu menoleh keatas seraya memakai sepatunya.

"Minta nomor telfon."

Heh? Berani banget minta nomor telfonku. Baru kenal, udah berani minta nomor telfon seniornya? Cih.

"Hah? Bilang apa barusan?"

"Kenapa? Saya bilang minta nomor telfon."

Nyolot.

"Buat apa?"

"Nggak pernah dengerin Mr.Kim ngomong ya? Masing-masing pemain harus punya se-enggaknya nomor telfon yang bisa dihubungi. Biar bisa dapet perannya."

Ngomong apa coba ni cowok?

"Cih. Bilang aja alesan."

"Saya nggak alesan."

"Hih! Yaudah yaudah! Nih."

Setelah itu, cowok itu pergi meninggalkan Katelyn yang masih mengenakan sepatunya.

Sambil Katelyn berjalan ke mobil, dia mengata-kata-i lelaki itu.

"HEHHH! BILANG AJA ALESAN. MAU MINTA NOMOR AJA ALESAN. NGGAK GENTLE BANGET SIH! BARU KENAL JUGA! HIIIHHHH!!!"

KoalaTalk-ClassicUs

Classic Us [PAUSED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang