1. Cewek Predator

555 62 1
                                        

Nadine menyemburkan jus yang baru saja ia minum akibat tv di depannya, bukan! Bukan tvnya! lebih tepatnya siaran di tv saat cowok itu Rei lengkapnya Reinald Devendra, ya cowok itu terlihat memeluknya begitu erat seolah-olah mereka benar-benar sepasang kekasih dan sialnya wajahnya sempat tertangkap kamera walau hanya sekilas, entah bagaimana nasib nadine sekarang untuk keluar dari rumah saja sekarang ia enggan.
"Nad! Nadine!!! " Suara cempreng yang sangat familiar itu sudah pasti milik liza, tanpa berniat menjawab nadine merebahkan tubuhnya di senderan sofa sampai liza dengan hebohnya menghampiri nadine.
"Lo mesti jelasin sama gue! gue cari cari lo kemarin eh lo malah dua2an sama Rei, ngaku lo nad, ada hubungan apa lo sama Rei? Sejak kapan lo deket sama dia? Kenapa lo ga bilang lo kenal sama Rei atau lo emang pacarnya Rei?" Semprot liza bertubi-tubi.
"Nanya satu-satu kali liz.."
"Yaa... Pokonya lo harus ceritain sama gue sekarang!"
"Yaudah lo dengerin jangan potong omongan gue ngerti?" Liza maengangguk mengiyakan dan mengalirlah cerita nadine mulai dari ia meninggalkan area konser sampai ia di kejar-kejar Wartawan.

"Oh my Dog! Beruntung banget sih lo nad! Gue juga mau kali ada di posisi lo!" Pekik liza di akhir cerita nadine.
"Beruntung? Gue malah berharap kemarin itu mimpi!" Nadine menghela nafas berat sembari memijit pelipisnya.

"ini semua gara-gara lo liz, kalau sampai ada yang nge hate gue-- "

"ikut gue!" Ucap seseorang yang tiba-tiba saja masuk ke dalam rumah nadine
"eh eh lepasin tangan gue!" Nadine mencoba melepaskan tangannya dari cengkraman Rei ya cowok yang masuk rumah nadine dengan lancangnya adalah Reinald Devendra.
"Maaf non orang ini memaksa masuk" ucap pak eko satpam di rumah nadine.
"Gak apa-apa pak, bukan salah bapak kok, orang ini aja yang gak punya sopan santun" desis nadine
"Gue bawa temen lo sebentar!" Ucap Rei acuh tanpa peduli penolakan nadine. Liza mengangguk dan menghentikan pak Eko satpan rumah nadine yang ingin menolong majikannya itu. Liza sangat menikmati adegan nadine yang hanya bisa pasrah itu, jarang-jarang ada yang bisa menundukan nadine seperti halnya Rei sekarang. Dengan semangatnya liza melambaikan tangan ke arah nadine yang mencoba keluar dari mobil Rei, tapi sepertinya Rei Sudah mengantisipasi hal itu dengan segera mengunci pintu mobil. "Bang sepertinya lo bakal punya saingan" ucap liza dengan masih memandang dua sejoli itu yang mobilnya semakin jauh

"Mau lo tuh apa sih?" Bentak nadine saat Rei sudah menjalankan mobilnya
"Mau gue? Lo duduk, diem dan gak usah belagak kaya lo lagi di culik"
"Ini emang penculikan! Lo seret gue tanpa tanya gue mau ikut lo atau gak!"
"Gue ga minta jawaban lo, lo mau ikut atau gak, yang jelas kalau lo berisik lagi..." Rei menggantungkan kalimatnya dan memacu mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata.
"Ok fine, gue diem"
"Anak pinter" Rei tersenyum Menang, dilihatnya nadine yang mencak-mencak di sampingnya, mungkin mulai sekarang ini akan jadi tontonan favoritnya. Entah karena apa, membuat gadis disampingnya ini mencak mencak menjadi kesenangan tersendiri bagi Rei. Bukan hal yang mudah mencari alamat gadis cerewet ini, Rei harus menyewa beberapa orang suruhanya untuk mencari alamat nadine.

***
Sungguh nadine belum mengerti maksud Rei, Kenapa pula Rei membawanya ke toko perhiasan di salah satu mall besar di bandung dan dengan sedikit menguping nadine dengar Rei ingin membeli Cincin, saat nadine tengah sibuk dengan pikirannya secara tiba-tiba Rei menarik tangan Nadine dan memakaikan sebuah cincin di jari manis nadine.
"Mulai sekarang lo tunangan gue" ucap Rei seakan tak bisa di bantah, nadine membulatkan matanya dan di balas Rei dengan tampang seakan bertanya kenapa?
"Ckck kenapa harus gue?"
"Karna wartawan taunya lo pacar gue"
"Terus---"
"Terus lo nanya sekali lagi, lo bakal gue cium"
"Fine!" Ucapnya pasrah
"Anak pintar, yaudah ayo!"
"Kemana lagi?"
"Cari baju buat lo"
"Gak usah gue punya banyak baju kok di rumah"
"Dan semuanya baju lo kaya baju yang lo pakai sekarang?"nadine mengangguk, apa masalahnya dengan baju oblong kebesaran dan celana jeans panjang, nadine memang menggunskan pakaian dengan tipe yang sama tiap hari.
"Kalau gitu jangan bantah lagi atau---"
"Ayo! Katanya mau beliin gue baju?" Potong nadine cepat dan berjalan mendahului Rei. Melihat tingkah nadine rei hanya mengelengkan kepalanya.

Rei menunggu nadine yang tengah mengganti bajunya sambil melihat-lihat dress lain yang mungkin cocok untuk nadine.
"Rei.. " Rei menoleh dan dilihatnya nadine yang tengah menarik narik dressnya kebawah membuat Rei terkekeh geli melihat tingkah polos nadine, padahal dress yang Rei pilihkan masih tergolong dress yang lumayan panjang.
"Ishhh kenapa ketawa? Gak lucu!" Kesal nadine sambil mendorong Rei Hingga tanpa sengaja topi yang Rei gunakan agar tidak ada yang mengenalinya terlepas hingga beberapa pengunjung wanita mulai berbisik-bisik.
"Itu bukannya Rei ya?"
"Iya itu Rei, gila aslinya ganteng banget"
Alarm tanda bahaya di otak Rei berbunyi hingga Rei menarik Nadine Untuk lari.
"Cewek Predator!" Ucap Rei dan berlari dengan menggenggam tangan nadine, tapi sial mereka telah terkepung Reiders (nama penggemar Reinald) Nadine yang tak mengerti mencoba keluar dari kerumanan itu, ia masih ingin hidup untuk menjadi ayam cincang, hingga nadine tanpa sadar menabrak seseorang.
"Nadine?"
"Kak Dylan?"
"Ngapai disini? Tumben ga bareng liza"
"Emm ga kak, liza lagi males katanya" bohong nadine, padahal liza juga ikut ambil bagian dalam terjebaknya nadine di dalam situasi ini.
"Anak itu emeng kalau moodnya lagi ga bagus males kalau di ajakin kemana-mana"
"Kak dylan sama siapa kesini?"
"Sendiri, tapi sekarang udah sama kamu"
"Hah?"
"Emm udah mau pulang? Ayo kakak anter"
"Hah?"
"Hah.. hah mulu,  masih ada yang mau dibeli?" Nadine menggeleng hingga tatapannya bertemu dengan tatapan mata Rei yang tengah diserbu fans.
"Yaudah ayo" ajak Dylan menarik tangan nadine, nadine hanya menurut sambil memandang Rei yang masih sibuk dengan penggemarnya itu.

***
"Dia sama gue!" Ucap Rei yang tiba-tiba menarik tangan nadine saat nadine akan menaiki mobil Dylan. Dylan yang tadi membukakan pintu untuk nadine menutup pintu mobilnya kembali.
"Aku duluan kak" pamit nadine saat Rei menariknya. Dylan hanya mengangguk dengan perasaan entah bagaimana melihat cowok yang posternya banyak di tempel di kamar liza itu menggenggam tangan Nadine posesif, Dylan menggelengkan kepalanya berusahaa menepis perasaan aneh yang mendominasi di dadanya.

"Atas izin siapa lo pergi hah?" Tanya Rei marah, yang dimarahi malah terlihat menahan tawa.
"Kenapa ketawa? Ada yang lucu?"
"Di pipi lo? " ucap nadine dengan suara setengah tertawa.

"Kenapa ketawa? Ada yang lucu?" "Di pipi lo? " ucap nadine dengan suara setengah tertawa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Nadine sama Rei)

Rei memasang wajah kurang mengerti
"Ada lipstick di pipi lo" ucap nadine lagi.
"Sial!!!" Saat Rei akan membersihkan lipstick itu dengan tangannya, nadine terlebih
dahulu membersihkan bekas lipstick itu dengan sapu tangan yang biasa ia bawa.
"Namanya juga fans, lo ga boleh marah, kalau ga ada mereka lo ga bisa kaya gini sekarang" ucap nadine masih focus membersihkan bekas lipstick itu sedangkan Rei, Rei malah fokus menatap wajah nadine yang begitu dekat dengannya, Manis kata itu yang terlintas di otaknya, entah dorongan dari mana Rei meraih tangan nadine yang menggenggam sapu tangan dan menatapnya lekat.
"Lo tunangan gue, lo mesti inget itu"

Tbc

Votmentnya please....
Di mulmed Nadine sama Rei ya

UNEXPECTEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang