"Ayo turun" ucap rei, dengan cepat nadine langsung turun dari motor rei dan berniat jalan lebih dulu tanpa menunggu rei.
"Tunggu" perintah rei
"Helmnya" lanjut rei yg membuat nadine menyadari kebodohannya, nadine langsung berbalik, dan mencoba membuka helmnya. Melihat nadine yg kesusahan dengan cepat rei turun dari motornya dan langsung mengambil alih untuk membantu membuka helm nadine. Nadine hanya diam dan menatap wajah rei yg begitu dekat dengan wajahnya.
"Udah, jangan lupa nafas ya, udara gak bayar kok" ucap rei dengan senyum menggodanya saat sudah melepas helm nadine dan membenahi rambut nadine yg berantakan. Nadine melangkahkan kakinya lebar-lebar, wajahnya sudah memerah, niat hati ingin menghibur diri dengan belanja sendiri sepuas hati di mall, tapi yang terjadi malah nadine harus terjebak dengan Rei yang memaksa ingin ikut, yang membuat fungsi jantung nadine tidak berfungsi normal, Rei bersikap seakan-akan mereka memang sepasang kekasih, meski rei sudah menyembunyikan identitasnya dengan memakai topi dan kaca mata tetap saja banyak pasang mata yang seakan-akan ingin memangsa pria itu. Nadine berniat meninggalkan rei dengan pergi ke toko pakaian dalam tapi pria itu tetap mengekor di belakang nadine dengan wajah tanpa malunya.
"Kayanya ini pas buat kamu" ucap rei saat melihat bh berwarna merah.
"32B, ukuranya pas" nadine melotot
"Bagaimana kamu tau?" Tanya nadine menyilangkan tangannya di depan dadanya untuk menghindari tatapan menilai dari rei.
"Aku udah cari tau segalanya tentang kamu"
"Sampai daleman aku juga kamu cari tau?"
"Soal itu sekali lihat aja aku udah tahu" jawab rei tetap fokus mengamati pakaian di sana.
"Jadi kamu pernah liat?" Tanya nadine garang
"Kadang" jawab rei tenang
"Ngeselin bgt sih lo" saat nadine akan memukul rei, dengan sigap rei langsung menangkap tangan nadine.
"Lo!"
"Aku-kamu, mulai sekarang kita pakai aku kamu" perintah rei lembut
"Gue gak mau" jawab nadine keras kepala dan cup sebuah kecupan langsung mendarat di bibir merah nadine. "Kalau mau aku cium, kamu boleh pakai lo-gue lagi"
"Lo issh" dan cup kali ini agak sedikit lama. "Gila ya lo ini tempat umum, ada CCTV " protes nadine
"jadi kalau gak di tempat umum dan gak ada CCTV boleh?"
"Ya.. ya ga gitu juga rei.. maksud gue--" dengan sekali hentakan rei mendorong nadine hingga bersandar di tembok, tanganya langsung mengunci nadine hingga nadine tidak dapat melarikan diri. Rei mencium nadine begitu intens, rei memegang tengkuk nadine saat merasa nadine ragu-ragu membalas ciumanya.
"Rei.. hh ada cctv" ucap nadine memperingati di sela-sela ciuman mereka. Rei melepas ciumannya dan melihat bibir nadine yang bengkak membuat ia ingin mencium bibir itu lagi.
"Seandainya ini bukan tempat umum, kamu ga bakal aku lepasin sayang"
Bisik rei tepat di telinga nadine.***
Saat sampai di rumahnya nadine langsung masuk dan menutup pintu lalu menyenderkan bahunya di pintu.
"Nad bisa-bisanya tadi lo bales ciuman rei, ck dasar bodoh" sesalnya, nadine langsung memukul kepalanya saat bayangan rei yang menciumnya terekam bagai kaset rusak di otaknya yang terus berputar dengan adegan yang sama.
Tiba-tiba phonselnya berbunyi tanpa melihat nama si penelpon nadine langsung mengangkat panggilan itu.
"Jangan telphon lagi, gue--"
"Maaf kalau aku ganggu" ucap orang di sebrang.
"Kak dylan?, sorry kak aku ga tau yg telphon kakak" ucap nadine, nadine pikir yang menelponnya adalah rei, karna memang seminggu terakhir ini hanya rei yang kerap kali menelphonya.
"Iya gak apa-apa, bisa ketemu?"
"Kapan kak? Bisa kok" jawab nadine
"Sekarang bisa? Aku udah depan rumah kamu"
"Seriusan? Aku keluar sekarang" bukanya keluar nadine malah ke kamarnya dan mengganti bajunya dengan baju baru yg ia beli tadi tanpa mandi. Setelah di pikir penampilanya sudah ok, nadine sedikit mengoleskan bedak dan lipstick naturan, nadine ingin ia tidak ingin terlihat jelek di mata dylan. Saat nadine keluar benar saja pria itu telah sedia di depan rumahnya sambil bersandar di mobilnya. Nadine menunduk malu saat dylan memandanginya tanpa berkedip.
"Ayo masuk" ucap dylan sambil membukakan pintu mobil. Saat nadine sudah masuk dylan langsung berlari menuju kursi kemudi.
Ternyata dylan mengajaknya kerestoran tempat biasa mereka makan, tidak ada orang lain selain mereka, seluruh isi restoran dihias sedemikian rupa, dan sedari tadi genggaman tangan dylan tak perna lepas dari tangannya sampai tiba di sebuah meja yang memang sudah di siapkan. Saat nadine Dan dylan sudah duduk, Pelayan datang dan menulis pesanan yang nadine dylan pesan. "Nadz.. " panggil dylan saat pelayan sudah pergi.
"Iyaa? Kenapa kak?" Jawab nadine, tiba-tiba dylan meraih dan menggenggam tangannya.
"Aku pengen jawaban kamu sekarang, bisa? Maaf jika aku terlalu egois, meski aku tau kamu sudah dengan pria lain, aku gak mau menyerah sebelum berjuang, aku gak mau dibilang cowok lemah yang sudah mundur sebelum berperang, walau nantinya jawaban kamu tidak sesuai dengan harapan aku, aku masih akan terus berjuang" ucap dylan sambil memandang tepat di manik mata nadine.
"Aku.., aku sama rei gak pacaran" jawab nadine meski ia sendiri tidak yakin dengan yang ia ucapkan.
"Aku tau, aku cuma butuh kamu bilang kamu juga cinta sama aku"
"Aku.. aku.. hhmm" nadine menarik nafas banyak-banya sebelum ia mulai bicara.
"Dulu aku memang suka sama kakak, bahkan mungkin lebih dari sekedar suka, tapi.." nadine menghentikan ucapannya
"Tapi apa nad?"
"Tapi sekarang semuanya udah beda kak, karena sekarang--"
"Sekarang nana sudah sama gue, jadi tolong berheti berharap lo bisa ngerampas dia dari gue" ucap rei yang tiba-tiba datang dan langsung menarik nadine. Sebenarnya saat rei mengantar nadine pulang saat belum terlalu jauh dari rumah nadine, rei melihat mobil dylan masuk ke pekarangan rumah nadine, rei memutuskan mengundurkan niatnya pulang, rei malah mengamati dylan dari jauh dan memutuskan untuk mengikuti mobil dylan saat melihat nadine pergi dengan pria itu.
"Rei lo--" cup sebuah kecupan mendarat tepat di bibir merah muda nadine di depan dylan
"Ingat perjanjian kita? Dan aku suka kamu pakai baju yang aku pilihkan, tapi baju itu harus ya kamu pakai untuk pria lain? " ucap rei di telinga nadine. Nadine hanya diam bingung dan terkejut dengan hadirnya rei dan tindakan pria itu.
"Ayo ikut aku!" Perintah rei dan saat rei menarik tangan nadine, dylanpun juga ikut menarik tangan nadine yang satunya.
"Jangan paksa dia, kalau dia gak mau" ucap dylan yang membuat rei naik pitam. Rei menarik nadine dalam satu tarikan dan -------------
BERSAMBUNGJangan lupa tinggalkan jejak, ini baru saja aku ketik di hp jadi pasti banyak typonya coz ga sempet baca ulang tp tetep ya butuh komentar kalian heee
KAMU SEDANG MEMBACA
UNEXPECTED
Teen FictionBerawal dari Nadine yang di paksa ikut menonton konser Band Kesukaan Liza Hidupnya berubah setelah seseorang menarik tangannya untuk lari dari Pemburu Berita membuatnya ikut terseret kedalam dunia sang Superstar Warning! Beberapa Part di Private