Stage 6 : First Training (1)

483 40 15
                                    

Angin pagi ini cukup membuat tubuhku sedikit mengigil.

Sembari mengesap gelas plastik berisikan teh hangat, aku berjalan menyusuri jalan setapak sendirian.

Aku merasa angin yang berhembus menusuk kulit, terasa nyeri tapi inilah yang akan menjadi rutinitasku setiap harinya.

Hari ini, masa pelatihanku akan dimulai.

Lily belum bangun, dia di pilih untuk masuk ke tim medis. Ya, jujur aku sedikit terkejut ketika mendengar Lily terpilih untuk masuk ke tim medis, dan aku menjadi anggota dari sebuah tim yang khusus untuk menyerang para kelainan bipolar, harus siap mati dimanapun dan kapanpun.

Ugh, cukup menyebalkan sebenarnya.

Aku berjalan dengan banyak beban di pikiranku, terlalu rumit untuk diolah menjadi sebuah pemikiran yang sederhana dan mudah dipahami.

Kata-kata yang terlontar dari mulut Eric, cukup mempengaruhiku. Dia berkata, seolah-olah menyarankan agar aku segera lari dari tempat ini.

Kenapa?

Jika disamakan dengan sebuah film, akan selalu ada tokoh yang menjalankan peran protagonis dan antagonis.
Jadi, siapakah yang menjalankan kedua peran tersebut?

Eric, apakah dia Antagonis? Ataukah dia protagonis?

Atau aku sendiri yang secara tidak sengaja menjalankan peran antagonis?

Aku tahu, memang terlalu dini untuk berusaha mencari tahu apa yang semestinya aku tidak boleh tahu.

Memang ini bertentangan dengan prinsip awalku, aku hanya ingin bertahan hidup dan berlindung di sini.

Aku berjalan sembari memikirkan hal-hal seperti itu.

"Apa yang kau pikirkan sepagi ini?"

Aku menoleh. Sedikit terkejut, tapi berusaha untuk terlihat tenang.

"Kau?"

Drake.

"Kita bertemu lagi."

Aku hanya tertawa kecil menanggapinya. Tertawa terpaksa lebih tepatnya.

"By the way, Eric itu saudaramu?" tanyanya datar.

Eric? Bagaimana dia mengenalnya? Se-populerkah itu Eric?

"Kau mengenalnya?"

"Tidak juga, aku tidak terlalu mengenalnya."

"Lalu?"

"Seorang pengawas, adalah orang populer di sini."

"Benarkah?"

"Ya, mereka memiliki hidup yang tergolong damai."

"Kau merasa itu aman?"

"Ya, mereka bebas berpendapat, dan hidup mereka bebas melakukan segala hal." ucapnya.

"Apa kau tidak tahu didalam tubuhnya... Ah, lupakan." aku menyeringai.

Aku mencoba menahan perkatakaanku untuk sementara ini, mungkin Drake dan kawan-kawannya tidak tahu tentang bom tanam yang ada di tubuh para pengawas.

"Apa?"

"Tidak."

"Aku hanya mengobrol sekali dengan Eric."

Woah. Populer sekali Eric itu ya.

"Benarkah?"

"Ya, saat dia melihat berkas biodatamu, dia langsung memintaku untuk memasukkanmu ke tim."

Jadi, Eric memang sudah merencanakan aku masuk ke tim ini!

Aku ber-oh ria tanda mengerti. Aku tidak mau berbicara terlalu banyak dengannya.

Seiring berjalannya waktu, aku melihat sebuah gedung kecil. Mungkinkah itu tempat latihannya?

"Itu tempat latihannya?"

Drake mengangguk ringan.

Aku berjalan mengikutinya masuk ke tempat gedung pelatihan.

Drake hanya berdeham, tanda mengatakan 'iya'.

Aku masuk. Dan, aku terkesan.

Di sini sangat banyak alat-alat senjata yang mendukung untuk penyerangan.

Ada banyak beragam jenis pistol dari yang kecil hingga besar.

Anggotanya pun, ya bisa terhitung sekitar seratus lebih anggota. Tapi, tidak sampai dua ratus mungkin.

Drake berjalan mendahuluiku lebih jauh lagi. Aku terhenti di antara para kawanan anggota.

"Hai, namaku Alexa!" ucap seorang wanita berperingai tinggi menjulang ke atas. Mungkin, 175 sentimeter.

"Ah, Aby." aku tersenyum samar.

"Kenalkan ini saudara kembarku, Matt."

"Aby."

"Matt."

"Kau anggota baru kan? Kami juga anggota baru disini."

"Kalian berdua?"

"Ya, kami baru satu minggu berada di sini."

Aku ber-oh ria sembari menganggukkan kepalaku.

"Kau dekat dengan Drake?"

"Tidak, itu kedua kalinya aku mengobrol dengannya."

"Kau tahu?"

"Apa?"

"Kudengar, Drake itu benar-benar monster, jadi, apa dia tadi mengancammu?"

Aku tertawa geli mendengar ucapannya. Drake? Monster? Memang sih, dari yang terlihat Drake cukup tegas, tapi, aku tak takut dengannya, kalaupun dia mengancam akan membunuhku, akan kubunuh duluan dia.

"Tidak, dia tidak mengancamku."

"Terakhir dia mengunci anggota baru selama 3 hari, hanya karena telat dua menit."

Mmm... Boleh juga.

"Oh, kami hanya berbincang santai tadi."

Tak berselang beberapa lama kami mengobrol, ada suara yang cukup familier di telingaku, Joy.

Ah. Aku ingat, dia adalah ketua pelatih di lantai dua ini.

Tunggu, kalau Eric sebagai pengawas, Joy sebagai pelatih, lalu Drake?

"Apa posisi Drake di sini?"

"Dia pemimpin latihan dari semua sektor dan juga pemimpin penyerangan."

Ohhh, aku mengerti.

"Hari ini, kita akan mulai pelatihan kita, masing-masinh anggota akan di berikan senjata dasar."

Senjata dasar?

"Kalian, lihat kan kotak yang ada di belakangku, pilihlah senjata yang kalian inginkan.

Lalu, aku berjalan untuk mengambil senjata tersebut, dan memilih pistol sederhana.

Jadi, ini inikah rasanya latihan, semoga, aku bisa memecahkan sesuatu yang menjadi maksud dari perkataan Eric semalam.

Inilah latihan pertamaku. Langkah awalku.

Latihan sudah dimulai!

***
Hai.. Sorry stage 6 nya sangat2 lambat update. Because, saya mau imlekkan, so sangat sangat sibuk wkwk, doain biar dpt banyak angpao ya!

Gong xi fa cai!!!

-kimi J

Bipolar Disorder : Part of Aby StrangerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang