Seorang pangeran kecil terlihat tengah bergembira bermain bersama dengan teman-teman yang sebaya dengannya. Senyuman tidak pernah hilang dari wajahnya yang manis itu. Pangeran kecil itu adalah pangeran Lee Joon, putra keenam bagi raja Haejong, penguasa Joseon saat ini.
Pangeran Lee Joon memiliki lima orang saudara dari ibu yang berbeda-beda. Dia memiliki empat orang kakak laki-laki dan satu orang kakak perempuan, jadi dia adalah anak bungsu bagi raja Haejong.
Keempat kakak laki-lakinya itu adalah pangeran Kangjeon anak pertama raja Haejong yang lahir dari mendiang ratu Jang, ratu pertama bagi sang raja.
Lalu, pangeran Taesun, dia adalah anak ketiga bagi raja Haejong yang lahir dari ratu Kim, ratu Joseon saat ini. Dan ia adalah satu-satunya saudara kandung bagi pangeran Lee Joon.
Yang ketiga adalah pangeran Jeong-Ah anak keempat bagi raja Haejong yang lahir dari selir Heo. Dan yang terakhir adalah pangeran Yonggak, putra kelima bagi raja Haejong dan anak kedua bagi selir Heo.
Sementara kakak perempuannya bernama putri Myeong-hwa anak kedua bagi raja Haejong yang lahir dari mendiang ratu Jang juga, dia adalah adik perempuan pangeran Kangjeon.
Karena menjadi anak bungsu, pangeran Lee Joon adalah anak yang paling disayang oleh raja Haejong. Apapun yang ia inginkan, ayahnya pasti akan langsung memberikannya. Berbeda dengan kakak-kakaknya yang harus menunggu cukup lama untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan.
Keseruan dari permainan yang sedang dimainkan oleh pangeran dan teman-temannya itu ternyata diperhatikan oleh kedua orang tuanya. Raja Haejong dan juga ratu Kim.
Raja dan ratu itu terlihat tersenyum melihat anaknya bermain dengan akrabnya bersama teman-temannya yang kebanyakan adalah putra dan putri dari para mentri.
"Senang rasanya melihat Lee Joon mau bermain dengan teman-temannya lagi," kata raja Haejong tiba-tiba yang membuat sang ratu menoleh kearah suaminya itu.
"Dua tahun lalu benar-benar masa-masa yang sulit, Lee Joon kita sama sekali tidak mau berbicara dengan orang-orang luar, ia hanya mau berbicara denganku dan juga denganmu saja." Sang raja menoleh kearah istrinya itu.
"Itu adalah sebuah masa lalu jeonha, jadi tolong jangan dibahas lagi. Lagipula saat ini Lee Joon terlihat bergembira bermain dengan teman-temannya," jelas ratu Kim.
"Ah, aku ingin menanyakan sesuatu padamu." Raja Haejong menatap kedua mata istrinya lekat-lekat.
"Apa yang ingin anda tanyakan jeonha?" Tanya ratu Kim.
"Apa kau tidak masalah jika tahta putra mahkota aku berikan pada Kangjeon?"
Pertanyaan raja Haejong itu sontak membuat sang ratu terkejut. Ratu Kim heran kenapa suaminya itu tiba-tiba menayakan hal itu padanya.
"Aku menanyakan ini karena aku tidak ingin terjadi perselisihan diantara keluarga kita, maka dari itu aku bertanya padamu sebelum aku menyampaikan hal ini pada mentri-mentriku itu," jelas raja Haejong seakan tahu apa isi dari pikiran istrinya itu.
Seulas senyuman akhirnya tersungging diwajah cantik dari ratu Kim menandakan bahwa ia tidak keberatan jika Kangjeon diangkat menjadi putra mahkota.
"Jeonha, Kangjeon itu adalah putra pertama anda dari mendiang ratu Jang. Dan ratu Jang itu adalah sahabat kecil hamba. Jadi hamba sama sekali tidak keberatan jika pangeran Kangjeon diangkat menjadi putra mahkota. Lagipula, hamba pikir pengeran Kangjeon memang pantas untuk menjadi penerus negri ini."
Raja Haejong tersenyum puas karena istrinya itu tidak keberatan jika ia mengangkat pangeran Kangjeon, anak pertamanya itu menjadi putra mahkota. "Terimakasih jungjeon, tidak salah aku memilihmu untuk naik tahta menjadi seorang ratu."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Throne [END]
Historical FictionTahta, kekuasaan, jabatan adalah sesuatu hal yang sangat menyeramkan bagiku. Kenapa? Karena hal tersebut dapat membuat orang-orang yang menginginkannya menjadi gelap mata. Mereka yang sangat menginginkan sebuah tahta, mereka yang sangat mengingi...