Sebelumnya di The Throne
"Aku sudah menentukkan siapa yang pantas untuk menduduki posisi itu, dan orang itu adalah, pangeran Kangjeon, putra pertamaku."
"Jeonha, maafkan kelancangan hamba, tapi kenapa anda mengusulkan pangeran Kangjeon untuk menjadi putra mahkota?" Tanya perdana mentri Hong.
"Perdana mentri, kenapa aku mengusulkan Kangjeon menjadi putra mahkota adalah karena ia adalah putra tertuaku, dan aku rasa ia layak menjadi putra mahkota," jelas raja Haejong.
"Maafkan hamba jeonha, tapi hamba rasa pangeran Kangjeon sama sekali tidak layak untuk menjadi putra mahkota."
"Oho! Apa kau baru saja menolak keputusanku?!" Raja Haejong kesal dengan apa yang dikatakan perdana mentri yang sangat ia percayai itu.
"Maafkan hamba jeonha. Tapi beberapa waktu lalu hamba melihat dengan kedua mata hamba sendiri, pangeran Kangjeon mendatangi rumah gisaeng. Karena itu hamba berani mengatakan bahwa pangeran Kangjeon tidak layak untuk menjadi seorang putra mahkota."
"Apa?! Apa itu benar?!"
"Ya jeonha. Selain perdana mentri Hong yang melihatnya, hamba juga melihatnya dengan mata kepala hamba sendiri. Pangeran Kangjeon terlihat mendatangi rumah gisaeng, dan ternyata ia datang kesana tidak hanya sekali saja, tapi sudah beberapa kali," jelas mentri Song membantu perdana mentri Hong.
"Jeonha, mohon maaf jeonha. Tapi sebaiknya anda tidak terlalu mempercayai perdana mentri Hong. Mungkin saja dia mengatakan itu karena ia tidak mau jika posisi putra mahkota jatuh pada pangeran Kangjeon," jelas mentri Yeom.
"Perdana mentri Hong," panggil raja Haejong.
"Ya jeonha," jawab perdana mentri Hong.
"Lalu menurutmu siapa yang pantas untuk menjadi seorang putra mahkota?" Tanya sang raja.
Part 2
Seulas senyuman tersungging diwajah sang perdana mentri. Ia merasa kemenangan ada dipihaknya saat ini. "Hamba rasa, pangeran Taesun atau mungkin pangeran Lee Joon pantas untuk mengisi posisi itu," jawab perdana mentri Hong.
Raja Haejong mengangguk-anggukkan kepalanya mengerti. "Baiklah, akan aku pikirkan lagi apakah posisi putra mahkota itu akan aku berikan pada Kangjeon atau Taesun atau mungkin pangeran kecilku." Ia bangkit berdiri. "Pertemuan aku akhiri disini, terimakasih." Raja Haejong pergi meninggalkan tempat pertemuannya itu.
Setelah sang raja meninggalkan tempat pertemuan. Para mentri yang hadirpun ikut meninggalkan tempat itu.
Perdana mentri Hong yang hendak beranjak dari tempatnya tiba-tiba ditahan oleh mentri Yeom. "Ada apa mentri Yeom?" Tanya perdana mentri Hong.
"Perdana mentri Hong, kali ini apa yang kau rencanakan?" Tanya mentri Yeom.
"Apa yang aku rencanakan?" Perdana mentri Hong tertawa kecil. "Aku sama sekali tidak merencanakan apa-apa," jawab perdana mentri Hong. Ia mendekati mentri Yeom dan membisikan sesuatu ditelinga mentri Yeom. "Kau, sepertinya sangat membenciku hingga mengatakan hal yang tidak-tidak. Sebaiknya kita akhiri permusuhan ini, Yeom Sung Han." Perdana mentri Hong menepuk-nepuk pundak mentri Yeom sebelum akhirnya pergi meninggalkan tempat itu.
Mentri Yeom menatap kepergian musuhnya itu dengan wajah kesal bukan main. Hubungan keduanya memang sangat tidak harmonis. Selain karena keduanya berbeda fraksi, faktor yang lainnya juga adalah alasan kenapa keduanya saling membenci.
~”~
Pangeran Kangjeon tengah berlatih memanah ditemani dengan pangeran Taesun dan juga pangeran Jeong-Ah. Ketiga pangeran itu ternyata sama-sama memiliki bakat memanah yang luar biasa. Setiap anak panah yang mereka lepaskan, selalu mengenai lingkaran merah dipapan sasaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Throne [END]
Historical FictionTahta, kekuasaan, jabatan adalah sesuatu hal yang sangat menyeramkan bagiku. Kenapa? Karena hal tersebut dapat membuat orang-orang yang menginginkannya menjadi gelap mata. Mereka yang sangat menginginkan sebuah tahta, mereka yang sangat mengingi...