♡ ~ Sepuluh ~ ♡

8 0 0
                                    


Kingsford Smith Airport terlihat ramai dengan lalu lalang orang-orang yang datang dan pergi dari Kota Sydney ini. Salah satunya ialah Jonathan Kilbert yang sedang menenteng koper kecilnya sambil berjalan santai menuju Check In. Dia mengenakan kacamata hitam kesukaannya.
"Ini, Tuan, boarding passnya."
kata Petugas menyerahkannya pada Jonathan.
"Thank you."
balas Jonathan segera beranjak dari sana. Namun matanya menangkap sosok seseorang yang selama beberapa hari ini telah mengganggu pikirannya. Seorang gadis berdiri di dekatnya.
"Dia ada di sini juga."
gumam Jonathan menimbang-nimbang apakah dia akan mendekatinya atau tidak.
"No, Mi. Aku tidak ada hubungan apa-apa dengannya. Jadi stop membicarakan Theo lagi."
kesal Gadis itu yang sedang menelpon Maminya.
"Dia sedang dijodohkan apa?!?"
gumam Jonathan mengamatinya.
"Sudahlah, Mi. Ini pasti kerjaan Papi untuk menyuruh Mami mendesakku, iyakan?"
tuduh Gadis itu.
"Aku belum mau dan tidak sekarang membicarakan soal pasangan, Mi. Huiifffhhhh, aku harus pergi sekarang. Oke, bye, Mi."
tutup Gadis itu menutup telpon dengan kesal lalu pergi meninggalkan tempat itu.
"Hei..."
panggil Jonathan yang terlambat karena Gadis itu sudah jauh.
"Gadis unik. Jangan sampai dia menerima perjodohan itu, karena aku akan patah hati nanti."
ucap Jonathan yang terus menatap punggung Gadis itu.
"Ehmmm, kau bisa bodoh juga karena cinta."
gumam Jonathan menggelengkan kepalanya lalu pergi menuju ruang tunggu.

Seluruh penumpang dengan Penerbangan no. PRL-039 telah memasuki pesawat dan memenuhi kursi yang tersedia. Sheviana telah lebih dulu duduk di kursi belakang sebelah kanan pesawat mengenakan kacamata minusnya.
Jonathan berjalan menuju kursi sesuai nomor boarding passnya ini.
"Ehmm..."
gumam Jonathan melirik ke arah Sheviana yang sibuk dengan ipadnya. Dirinya duduk dan terus melirik ke arah belakang.
"Permisi, Tuan. Itu kursiku."
kata Selena berdiri di depan Jonathan.
"Oh, oke. Silakan, Nona."
kaget Jonathan yang melamun sejak tadi. Dia segera berdiri memberi jalan untuk Selena.
"Lena. Namaku Selena, Tuan. Kau?"
kata Selena memperkenalkan dirinya.
"Oh, J... engg... Nathan. Jonathan, Nona Lena."
balas Jonathan menjabat tangan Selena. Tak terasa pesawat yang ditumpangi sudah take off menuju kota teromantis, yaitu Paris.
"Permisi, Tuan, Nona, ada yang mau air putih?"
tawar Pramugari menawarkan air putih.
"Tentu, aku haus sejak tadi."
minta Selena.
"Baik, sebentar."
kata Pramugari menuangkan air putih namun ada seseorang yang menyenggol tangannya.
"Byuurrr..."
air itu mengenai kaki Jonathan.
"Ah, maaf, Tuan."
sesal Pramugari spontan melap kaki Jonathan dan sepatunya.
"Hati-hati donk, Nona."
tegur Selena melihat kejadian itu.
"Sudah tidak apa. Tadi juga karena ada yang menyenggolnya tadi."
bela Jonathan menengahinya.
"Nona, tidak apa. Hanya air putih, nanti juga kering."
lanjut Jonathan menyuruh Pramugari itu bangun.
"Sekali lagi, saya minta maaf, Tuan."
ucap Pramugari itu.
"Ini minumannya, Nona."
kata Pramugari menyerahkan segelas air putih ke Selena.
"Terima kasih."
balas Selena menerimanya. Pramugari berjalan meninggalkan mereka lalu mendekati Sheviana.
"Sudah?"
bisik Sheviana dan dijawab dengan anggukan. Pramugari itu pergi. Sheviana memulai pekerjaannya mengaktifkan GPS yang ditempelkan diujung celana bagian dalam saat Pramugari itu melap sepatu Jonathan.

Perjalanan yang begitu panjang dan lelah namun Jonathan terus saja diajak bicara oleh Selena yang tak ada henti-hentinya mengoceh. Jonathan hanya menanggapinya sesekali saja.
'Huiiiifffffhhhh, kapan Gadis ini diam?'
batin Jonathan kesal.
"Maaf, saya mau ke toilet."
kata Jonathan langsung bangun dan berjalan ke toilet belakang pesawat. Matanya melirik Sheviana yang tengah tertidur.
"Ehmmm, dia selalu saja tidur jika di pesawat."
gumam Jonathan tersenyum lalu memotret wajah Sheviana diam-diam dan melanjutkan perjalanannya ke toilet.
"Huiiiffffhhhh, rasanya lelah sekali."
eluh Jonathan membuka email yang diunduhnya sebelum naik pesawat.
"Dia mulai bertindak juga."
gumam Jonathan menatap layar handphonenya itu.
"Dia tidak sadar sedang berlawanan dengan siapa."
sinis Jonathan menyimpan handphonenya lalu keluar. Dia sempat menatap wajah Sheviana lebih lama lalu kembali ke kursinya.
"Akhirnya dia tidur juga."
lega Jonathan mendapati Selena tengah tidur. Jonathanpun tertidur di kursinya menunggu waktu pesawat ini sampai tujuan.

Suara kegaduhan menyusup ke telinga Jonathan yang masih terlelap dalam mimpinya. Pramugaripun mengetuk mic untuk menarik perhatian seluruh penumpang.
"Maaf, jika kami mengganggu waktu istirahat Anda semua. Karena kita sebentar lagi akan tiba di Eiffell Karl Airport."
kata Pramugari memberitahukan informasi untuk Penumpang.
"Ehmmm..., ada apa?"
tanya Jonathan serak khas bangun tidur.
"Bangun juga nih, Pangeran Tidur kita."
ledek Selena melihat Jonathan bangun.
"Kita akan sampai dalam waktu 15 menit lagi, jadi pakai seltbeltmu."
lanjut Selena dan diikuti Jonathan memasang seltbelt itu. Pesawatpun mendaratkan dirinya dengan sangat mulus dan lancar hingga berhenti di tempat yang ditunjukkan.
"Para Penumpang yang terhormat, kita telah sampai di Eiffell Karl Airport.
Waktu saat ini menunjukkan jam 3 sore waktu setempat. Perhatikan barang bawaan Anda jangan sampai tertinggal.
Semua awak Penerbangan no. PRL-039 berharap Anda puas akan pelayanan kami dan terima kasih sudah mempercayai kami dalam perjalanan Anda.
Kami ucapkan selamat jalan dan sampai jumpa di Penerbangan kami selanjutnya di lain waktu. Mohon turun satu per satu."
kata Pramugari mengucapkan selamat jalan untuk para penumpang. Jonathan segera mengambil kopernya.
"Nathan..."
panggil Selena menahan Jonathan.
"Ehmmm..."
gumam Jonathan melihat ke Selena.
"Senang bisa kenal denganmu."
ucap Selena tersenyum.
"Tentu, sampai jumpa."
balas Jonathan meninggalkan pesawat. Selena dan Shevianapun segera turun dari burung raksasa itu.
"Ada apa denganmu, Lena? Tidak biasanya kamu seperti ini pada pria asing."
tegur Sheviana tau watak Selena.
"Ce, sepertinya aku menyukainya."
jujur Selena menatap kosong.
"Apa?!? Kau gila? Dia TO kita, Lena."
kaget Sheviana menyentak lengan Selena.
"Masih mungkin, Ce. Belum tentu dia TO kita."
bantah Selena.
"Ce, aku mau mengejarnya. Aku mau menyatakan perasaanku sekarang."
kata Selena akan keinginannya ini.
"Kau bisa kena masalah sama Papi, Len."
cegah Sheviana.
"Justru itu, sebelum Papi menemukan dia, aku harus menemuinya dulu. Aku pinjam ipadmu."
bantah Selena merebut ipad Sheviana yang menunjukkan arah GPS dari Jonathan lalu kabur meninggalkan Sheviana.
"Lena...."
panggil Sheviana menepuk dahinya.
"Anak itu benar-benar nekat sekali."
dumel Sheviana mengikuti Selena yang sudah agak jauh.

>•.•<

Wahhh....., Lena lagi jatuh cinta nih sama Nathan sampai dia nekat begitu...
Keep reading...

Double SWhere stories live. Discover now