Masalah dengan Wendrick telah selesai dan tuntas makanya Sheviana dan Selena memilih pergi tempat Chiko untuk menceritakan semuanya padanya. Mereka berdua melihat Chiko sedang berdiskusi dengan rekannya.
"Hei, Koo...."
panggil Selena menghampirinya diikuti Sheviana.
"Heeeiiii, kalian, kenapa tidak memberitahuku kalau mau ke sini?"
kaget Chiko melihat Sheviana.
"Aku takut mengganggumu."
kata Sheviana.
"Tapi kau sudah mengganggu kami."
gumam Melia tidak senang akan kedatangan Sheviana.
"Apa Anda bilang?!?"
tegur Sheviana mendengarnya.
"Ahhh, tidak."
balas Melia memilih diam.
"Masalah kalian sudah selesai?"
tanya Chiko menggenggam tangan Sheviana.
"Sudah."
jawab Sheviana singkat.
"Belum bagiku. Aku masih marah pada si Tengil itu."
sahut Selena melihat Roy lewat.
"Hei, KAU?!?"
teriak Selena menghentikan Roy.
"Astaga, jangan mulai lagi."
lemas Sheviana menepuk dahi.
"Tenanglah. Semua baik-baik saja, oke."
balas Chiko menggenggam tangan Sheviana.
"Mereka mau buat onar di sini apa?!?"
gumam Melia kesal.
"Jaga ucapanmu, Nona."
tegur Sheviana malas meladeni Melia. Selena menghampiri Roy,
"Ada apa, Nona? Kenapa kau marah?"
tanya Roy. Selena meninju wajah Roy.
"Ini, kau sudah ceroboh menghilangkan berlian itu."
jawab Selena lalu memukul lagi.
"Ini, kau sudah menyalahkan Papiku atas kesalahanmu."
lanjut Selena dan memukul lagi.
"Ini, kau sudah membuat Papiku malu di depan umum dan pukulan ini belum cukup bagiku."
sambung Selena terus memukulnya hingga semua orang menontonnya. Sebagian orang hanya melihat mereka, namun beberapa ada yang menjelekkan Selena yang telah mengacau di kantor ini. Chiko menengahi Selena,
"Sudah, Lena."
tahan Chiko memeluk Selena yang berontak. Pemimpin Chiko datang karena adanya kericuhan di kantornya ini. Pemimpin itu bernama:
Oscar Yunica.
"Ada apa ini?"
tanya Oscar.
"Pak, mereka datang dan membuat keributan dengan menghajar Roy."
jawab Melia membuka suaranya. Sheviana melirik ke arah Melia.
"Siapa maksudmu, Nona? Kami membuat keributan, ehmmm?"
sinis Sheviana.
"Memang kaukan yang membuat keributan di sini."
balas Melia berani.
"KAU?!?"
geram Sheviana.
"Tn. Oscar, kau dapat darimana anak buahmu ini?"
tanya Sheviana sinis.
"Hei..., kau berani menegurku seperti tadi."
jawab Oscar hendak menjitak kepala Sheviana.
"Siapa yang takut padamu."
cuek Sheviana.
"Huiiifffhhhh, kita bahas nanti. Aku ingin tau kenapa Adikmu itu memukul Anak Buahku yang lain,
Sheviana Louise?"
tanya Oscar menahan gregetnya.
"Dia pantas mendapatkannya, Tuan. Dia sudah membuat malu Papi atas apa yang dia lakukan sendiri saat Pameran kemarin."
jawab Sheviana cuek.
"Aku ingin kau memberi Roy sangsi, Oscar."
minta Selena tanpa embel-embel Pak or Tuan.
"Heiii, Nona. Jangan panggil aku dengan nama."
tegur Oscar.
"Memangnya kenapa?"
cuek Selena. Hal itu membuat Chiko menahan tawanya.
"Hei, kalian di sini rupanya."
tegur Louise baru datang. Spontan seluruh Karyawan heboh karena mengenali siapa Louise.
"Oscar, apa mereka membuat heboh Kantormu lagi?"
tanya Louise.
"Ya begitulah, Sersan. Selena menghajar Roy karena Roy telah mempermalukan Anda."
jawab Oscar.
"Itu semua sudah clear, Oscar. Gionald dan Wendrick sudah mendapat hukumannya karena penipuan itu. Hanya saja Gadis-gadis ini malah berbuat hakim sendiri."
jelas Louise menunjuk ke Sheviana dan Selena yang mendengus kesal.
"Tapi Selena benar, Sersan. Roy, kau akan tetap akan mendapat sangsi karena tak bertanggung jawab atas pekerjaan yang diberikan hingga benda itu lepas dari pantauanmu."
kata Oscar memberi pendapatnya.
"Tapi, Pak..."
bantah Roy.
"Kau itu BODOH, orang itu mengambil berlian di depan matamu saja tidak lihat. Bagaimana kau bisa jadi anggota FBI."
potong Selena kesal.
"Lena! Roy, kau aku pindahkan ke ruang arsip dan renungi keteledoranmu itu."
suruh Oscar. Roy akhirnya menurut perintah Oscar.
"Kalian semua lanjutkan pekerjaan kalian. Dan Melia, jangan ulangi sikapmu tadi."
sambung Oscar.
"Baik, Pak."
balas Melia mengikutinya.
'Siapa mereka berdua? Sheviana Louise? Sersan Louise? HAH?!? Mereka Putri Sersan Louise. Mati kau, Melia.'
batin Melia langsung kembali ke kursinya.Oscar mengundang Louise bersama Sheviana dan Selena juga Chiko ikut bergabung menikmati kopi buatan Sheviana di ruang kerjanya. Selena duduk bersebelahan dengan Oscar.
"Ishhh, kau ini iseng sekali."
gerutu Oscar melihat Selena membongkar laci Oscar.
"Memangnya kenapa? Apa ada rahasia di dalam, ehmmm?"
balas Selena menatap tajam Oscar.
"Tidak ada. Hanya berkas kasus saja. Sudah, sekarang kau diam dan minum kopimu itu."
sahut Oscar menutup lacinya dan bersikap tenang.
"Ehmmm, terlihat diwajahmu, Oscar. Kenapa tidak kau berikan saja."
kata Chiko meminum kopinya. Oscar melotot ke arah Chiko yang cuek minum.
"Apa? Apa yang kau sembunyikan?"
tanya Selena melirik Oscar.
"Huifffhhhh, baiklah. Tadinya aku mau memberikan ini saat kita makan malam nanti, tapi karena kau penasaran, aku akan memberikannya."
jawab Oscar membuka lacinya dan mengambil kotak itu.
"Ini hadiah ulang tahunmu dariku."
kata Oscar memberikannya.
"Ulang tahunkukan sudah lewat."
balas Selena bingung.
"Memang, tapi aku tak sempat memberikannya karena kepindahanku ke sini waktu itu."
jelas Oscar. Selena tersenyum mengembalikannya.
"Berikan ini padaku sesuai rencanamu. Aku tunggu undangannya, oke?"
paham Selena.
"Baiklah. Nanti malam aku jemput jam 7. Dandan yang cantik."
undang Oscar.
"Ehmmm, kita masih di sini kali."
sindir Sheviana.
"Ya sudah, daripada Papi jadi nyamuk di sini, lebih baik Papi jemput Mami di Bandara."
pamit Louise berdiri.
"Mami datang, Pi?"
tanya Sheviana.
"Yapz, jadi Papi tidak sendiri, byeeee....."
jawab Louise pergi.
"Hei, Princess, pergi yuk. Malas nih di sini."
ajak Chiko menarik tangan Sheviana pergi.Sheviana telah berdiri memandangi pemandangan di luar jendela di ruang kerja Chiko. Dia terus saja menikmatinya, Chiko memeluk Sheviana dari belakang.
"Apa pemandangan itu lebih menarik dariku, ehmmm?"
tanya Chiko meletakkan dagunya ke pundak Sheviana.
"Yapz, lebih bisa menenangkan pikiranku."
jawab Sheviana cuek.
"Ishhh, jahat sekali."
cemberut Chiko.
"Eitzz, kau mau kemana?"
tanya Sheviana memeluk Chiko.
"Memelukmu seperti ini membuatku nyaman sekali dan menatap matamu seperti aku melihat masa depanku bersamamu, Chiko."
lanjut Sheviana malu.
"Ehmmm, Princessku, sudah bisa merayu rupanya."
goda Chiko mengelus pipi Sheviana.
"Kan kamu yang ajarin."
balas Sheviana tersipu.
"I love you, Evi. My Princess..."
ucap Chiko.
"I love you too, Chiko, My Prince..."
balas Sheviana. Chiko memeluk erat Sheviana lalu mendekat dan mencium bibir Sheviana lalu berubah menjadi lumatan lembut hingga nafas mereka tersengal. Akhirnya mereka mampu jujur akan perasaan mereka satu sama lainnya.The End.
▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪
![](https://img.wattpad.com/cover/94836205-288-k138823.jpg)
YOU ARE READING
Double S
FantasyNew story... Semoga suka ya... Kedekatan dan keakraban dari Kakak dan Adik... Keep reading guys... oke...