Varel dan Alina adalah sepasang sahabat yang tak pernah terpisahkan. Entah sebuah kebetulan atau apa yang membuat mereka selalu satu kelas hingga sekarang kelas XI SMA. Dan tentu saja mereka memilih duduk satu bangku. Tak sedikit yang salah mengartikan kedekatan mereka. Banyak yang mengira mereka adalah sepasang kekasih. Karena dimana ada Varel disitu juga ada Alina. Seperti saat ini mereka sedang berjalan beriringan di koridor sekolah sambil bercanda."Haha, lucu lo Rel." Tawa Alina saat Varel terus saja mengeluarkan lelucon dari mulutnya.
Dari arah berlawanan terlihat seoranģ gadis cantik nan anggun yang melangkahkan kaki dengan lihainya bak seorang model yang berjalan di atas catwalk. Membuat kaum adam yang melihatnya langsung terpanah, tak terkecuali Varel.
'Cantik sekali dia, bagaikan jelmaan bidadari.' Pikiran Varel langsung melayang-layang, tak menyadari jika gadis tersebut sudah ada di hadapannya.
"Heh, minggir gak lo?"
"Cantik eh cantik." Latah Varel, dan ia pun langsung menutup mulut dengan tangannya. Seketika siswa-siswi yang melihat kejadian tersebut menertawakannya.
"Hai. Lo anak baru ya? Kenalin gue Varel." Ucap Varel memperkenalkan diri sambil mengulurkan tangannya. Mengabaikan teman-temannya yang masih menertawakan dirinya.
"Gak perlu." Gadis tersebut berlalu meninggalkan Varel dengan angkuhnya. Membuat murid-murid lainnya semakin tertawa terbahak-bahak.
"Ish. Ayo kita pergi." Alina yang sudah tak tahan dengan situasi ini pun menyeret Varel yang masih terpaku untuk menjauh. Telinganya udah panas dengan suara tawa dan ledekan teman-temannya pada Varel.
"Belagu banget sih tu cewek. Udah berasa paling cantik aja." Gerutu Alina.
"Emang dia cantik, Alin."
"Aduh Varel, lo bodoh atau gimana sih. Jelas-jelas tadi dia mempermalukan lo, masih aja belain dia."
"Udah ah, gak baik ngomongin orang." Ucap Varel dengan mempercepat langkahnya. Meninggalkan Alina yang ternganga dengan tingkahnya barusan.
"Ish nyebelin lo Rel."
* * *
"Selamat pagi!" Sapa Bu Andini, guru kesenian sekaligus wali kelas XI MIA 2.
"Pagi Buuu."
"Oke. Hari ini kalian kedatangan teman baru, dia-."
"Cewek pa cowok Bu? Kalo cewek cantik gak?" Celetuk seorang siswa memotong ucapan Bu Andini.
"Huuu." Sorak yang lainnya, membuat suasana kelas menjadi riuh.
"Alin, kayaknya cewek yang tadi deh murid barunya." Bisik Varel pada Alina yang ada di sampingnya.
"Iya kali Rel. Soalnya gue belum pernah liat cewek tadi." Balas Alina berbisik pula.
"Sudah DIAM SEMUA!!" Bentak Bu Andini, seketika kelas menjadi hening.
"Silahkan masuk dan perkenalkan dirimu." Perintah Bu Andini pada murid baru tersebut yang berdiri di ambang pintu.
Murid baru itu pun masuk ke dalam kelas dan membuat kaum adam yang ada di kelas XI MIA 2 terpesona, tak terkecuali Varel.
"Wow cantiknya."
"Bidadari turun dari khayangan ini mah."
"Oksigen mana oksigen? Gue butuh oksigen." Begitulah kira-kira kalimat yang terucap dari bibir para siswa."Ekhem. Nama gue Zeilina Tamara, panggil saja Zelin. Gue pindahan dari Jakarta." Ucap Zelin memperkenalkan dirinya dengan selalu mengangkat dagunya. Memperlihatkan betapa angkuhnya dirinya.
'Jadi namanya Zelin. Nama yang cantik.' Batin Varel tersenyum dengan terus memandang lekat Zelin yang berdiri di depan kelas.
"Apa ada yang mau ditanyakan?" Tanya Bu Andini.
"Single or taken?" Tanya Aldi.
"Kalo single jadian yuk sama gue." Sambung Aldo.
"Apaan sih lo, Do? Dia itu milik gue." Teriak Aldi tak terima.
"Gue."
"Gue."
"Enak aja, lo ama mpok Markonah aja sono."
"Lo."
"Lo."
Dan terjadilah adu mulut antara si kembar Aldi dan Aldo. Mereka memang biang rusuh kelas XI MIA 2.
"DIAM!!" Teriak Bu Andini, seketika Aldi dan Aldo pun langsung kicep.
"Aldi, Aldo! Kalian berdua selalu saja bikin keributan. Coba sehari saja kalian gak ribut."
"Iya maaf Bu."
"Janji deh gak ribut lagi."
"Saya butuh bukti, bukan janji." Tegas Bu Andini, ia benar-benar sudah lelah menghadapi sepasang anak kembar ini. Setiap hari selalu bikin keributan. Jika di nasehati jawabannya cuma itu-itu mulu.
Dan besoknya akan kembali bikin keributan lagi.Bu Andini menghela nafas beratnya. Tanda ia tak mau memperpanjang masalah ini lagi. Lalu ia menatap Zelin yang masih berdiri di depan kelas. "Baiklah, Zelin kamu duduk dengan Elsa." Ucap Bu Andini sambil menunjuk seorang gadis berkacamata.
"Baik Bu." Ucap Zelin lalu berjalan menuju bangku yang ditunjuk oleh Bu Andini tersebut.
"Hai bertemu lagi. Kayaknya emang kita jodoh deh." Bisik Varel pada Zelin yang baru tiba di bangkunya yang ternyata tepat di samping Varel.
Sedangkan Zelin langsung duduk di bangkunya, mengabaikan Varel yang masih terus menatapnya. Ia hanya memutar bola matanya kesal. 'Dasar cowok aneh.'
* * *
"Zelin, kamu mau ke kantin? Bareng aku aja yuk." Ajak Varel pada Zelin.
Mendengar itu pun Zelin melengos.
"El, Ti. Temenin gue keliling sekolah!" Ajak Zelin pada kedua teman barunya, Elsa dan Tiara."Oke." Jawab keduanya. Lalu tanpa berkata apa-apa Zelin melangkah pergi meninggalkan Varel.
"Rel, gue duluan ya." Ucap Tiara dengan senyum yang dibuat semanis mungkin.
"Yang sabar ya, Rel." Ucap Alina sambil menepuk bahu Varel. "Bareng gue aja ke kantinnya." Sambung Alina kemudian.
Varel hanya mangangguk dan tersenyum tipis. Lalu mereka berdua menuju kantin bersama.
* * *
12 Oktober 2017
KAMU SEDANG MEMBACA
Bestfriend & Love | √
Novela Juvenil[Completed] Tentang dua orang yang selalu bersama bagaikan sepasang kekasih, namun status mereka hanyalah sebatas SAHABAT. Dan siapa sangka salah satu diantara mereka memiliki perasaan lebih. Akankah status mereka bisa berubah?