Lena berlari dengan sekuat tenaga, mengabaikan dadanya yang seakan terbakar sesak nafas tapi lena tidak perduli dan terus berlari.
Saat meeting lena ditelepon oleh pihak rumah sakit yang memberitahu bahwa arleta kecelakaan dan dilarikan kerumah sakit, belum sempat pihak rumah sakit memberitahukan kabar itu lena sudah berlari meninggalkan ruang rapat dan terjatuh ketika menyadari bahwa dia mengenakan hels yang tinggi, lena lalu melepaskan hels itu dan terus berlari mengabaikan kakinya yang telanjang dan mengendarai mobil seperti orang kesetanan.
Lena kalut dan tidak sengaja menabrak pohon di parkiran rumah sakit akibat terburu-buru, keningnya menghantam setir mobil dengan cukup keras karena lena tidak menggenakan sabuk pengaman.
Lena mengambil nafas berusaha mengabaikan denyutan keras di kepalanya, membuka mobil lalu langsung berlari menuju resepsionis rumah sakit.
Lena seakan kehilangan seluruh dunianya, merasa hampa dan tidak merasakan apapun walau bahkan nafas yang dia hirup.
Lena menutup mulut, meredam teriakan yang ingin sekali dia jeritkan lalu mendekati perlahan-lahan tubuh yang telah tertutup kain tersebut.
Lena seketika menjadi lemas dan seolah-olah lumpuh saat berjalan, lena oleng lalu mendapat dekapan hangat seseorang di belakang tubuhnya.
Lena mengenali aroma khas adibta, tapi tidak perduli dan terus berjalan gontai.
Lena membuka kain penutup itu, memandang wajah pucat arleta yang sudah tidak bernyawa.
Lena menangis terisak "dek... leta... bangun, kamu ninggalin kakak dek. Kakak mohon bangun, kakak ngga bisa hidup tanpa kamu"
Lena menepuk kecil pipi arleta seperti yang selama ini kerap dia lakukan ketika membangunkan adik yang di sayanginya itu.
Lena terus menepuk pipi dingin adiknya dan mencium kening sang adik, lena menyentuhkan hidungnya pada arleta agar bisa merasakan oksigen yang leta hirup tapi nihil, tidak ada tarikan ataupun hembusan nafas adiknya.
Lena menangis dalam diam sambil terus menciumi wajah sang adik lalu tiba-tiba semuanya menjadi gelap untuk lena...
___
1 hari setelah kejadian itu....Lena terbangun dengan denyutan nyeri dikepalanya dan berusaha duduk, lena menyadari kepalanya yang diperban dan teringat arleta.
Lena menangis lalu berusaha melepaskan selang infus di tubuhnya, adibta yang melihat kejadian itu langsung menghampiri lena dan berusaha menenangkan.
"Adik kamu sudah dimakamkan" dibta mengatakan itu dengan rasa bersalah yang membungkam lalu arlena menatapnya seakan-akan adibta adalah hantu.
"Kemarin kamu pingsan dan tidak sadarkan diri sampai saat ini" ucap adibta lirih. Arlena syok dan menatap diam lurus kedepan, pikirannya kosong dengan air mata deras yang terus menuruni wajah cantiknya.
Seorang dokter lalu masuk ke kamar lena "syukurlah anda sudah sadar, saya turut menyesal dengan kejadian yang menimpa adik anda dan suaminya tapi di sisi lain saya juga bersyukur karena ternyata bayi itu masih hidup dan bertahan sampai saat ini"
Lena menatap sang dokter dengan tidak percaya "lalu bagaimana keadaan adik ipar saya dan anaknya dok?"
"Suaminya masih koma hingga sekarang, dan keponakan anda masih berada dalam inkubator karena dia terlahir prematur tubuhnya sangat kecil dan memerlukan bantuan beberapa alat medis untuk bisa bertahan"
"Bayi... bayi arleta... terima kasih tuhan... setidaknya ada sebagian dari diri leta yang masih hidup di dunia ini dan bisa terus mendampingiku, aku mohon tuhan biarkan bayi itu tetap hidup dan bersamaku" doa lena dalam hati.

KAMU SEDANG MEMBACA
Alena & Adibta
RomanceAlena dan kedua orang tuanya sedang berada dalam sebuah mobil untuk mengunjungi sebuah acara perusahaan. Arlena bosan dan melirik ke kanan dan kekiri untuk melihat pemandangan jalan. Pemandangannya sangat indah sehingga arlena tidak melepaskan panda...