Jatuh Hati

291 7 0
                                        

Adibta sengaja mencipratkan air laut ke tubuh lena dan mulai menyeringai ketika melihat arlena telah basah kuyup.

Lena yang awalnya hanya berdiam diri  mulai kesal dengan tingkah dibta dan semakin bersemangat mengejarnya.

Ketika lena mulai lelah mengejar dibta, lena melemparkan sendalnya ke arah dibta dan tepat sasaran.

"Yeeeyyyy.... " tanpa sadar arlena melonjak kegirangan melihat dibta yang mengaduh kesakitan memegangi kepalanya.

Lena mulai merasakan merinding ketika dibta menatapnya dengan sorot tajam dan menerjangnya.

Mereka berguling-guling di hamparan pasir dan adibta menindih arlena dibawahnya lalu mulai mencium bibir yang telah menjadi candunya selama ini.

Lama mereka berciuman dan arlena terhanyut oleh perasaan yang dibawa adibta untuknya, adibta mengerang dan menghentikan ciuman itu.

"Menikahlah denganku" adibta menempelkan keningnya di kening arlena dan menutup mata berusaha menormalkan degub jantung dahsyat yang hanya bisa dirasakan ketika bersama lena.

Arlena menatap wajah dibta dan merasa teduh "sejak kapan aku mulai merasakan perasaan ini, tuhan... aku mulai merasa nyaman dengannya tapi aku takut... aku begitu takut untuk menyayangi dan kehilangan lagi"

Arlena mengelus lembut pipi dibta dan  merasakan kehangatan dihatinya.

Dengan usil arlena mengusap pasir basah ke pipi dibta lalu mulai tersenyum geli melihat dibta yang terus memejamkan mata menikmati sentuhannya.

Dibta membuka mata dan tersenyum lalu dengan reflek mencium kening lena yang sontak membuat lena menghentikan tawanya.

Lena mulai menyadari kehadiran dibta, mulai merasakan semilir hawa sejuk ketika dibta berada di sampingnya.

Awalnya lena merasa bahwa dibta mempermainkannya tapi lambat laun waktu menjawab semuanya.

Setiap menit, jam dan hari dibta tidak pernah berhenti untuk meyakinkannya hingga batu yang membelenggu hati arlena kian terkikis oleh cinta dibta yang selalu ada.

Alena & Adibta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang