Kehilangan

296 6 0
                                        

Arlena menatap nanar pintu ruangan CEO di hadapannya, hampir satu minggu sejak meninggalnya arleta dia tidak pernah lagi melihat adibta.

Arlena akan mengetuk ketika dengan tiba-tiba pintu terbuka dan menampakkan orang yang tanpa sadari arlena rindukan.

Dibta menatap arlena terkejut lalu memasang muka datar dan pergi berlalu begitu saja seolah-olah arlena tidak ada arlena disana.



Arlena membatu dan tersadar ketika merasakan cairan hangat yang jatuh di pipinya, tanpa sadar arlena menangis.

"Air mata... tidak mungkin, hati ku tidak mungkin tersentuh olehnya... waktu itu adibta hanya bercanda dan lihatlah sekarang dia kembali menjadi asing"

Arlena menghapus air matanya dan berjalan menuju lift kembali ke ruangannya.





___
Arlena memeluk guling di sampingnya, berbaring menyamping menatap ponsel yang seakan-akan mati.

Dia merindukan sosok adibta yang selalu mengganggunya, dia lalu membuka sosmed milik adibta.

Di dalam sosmed adibta menjadikan foto arlena sebagai profil, arlena yang sedang tertawa saat berada di sebuah kafe yang waktu itu sedang dia nikmati bersama arleta.

Tanpa sadar arlena tersenyum "bodoh... kenapa baru menyadarinya sekarang, telah ada ruang di hatiku untuk dibta"

Arlena lalu terbangun memakai jaket dan berlari menuju kantornya.

Arlena menatap lift dan memencet angka dengan tergesa, setelah sampai arlena buru-buru lari dan masuk tanpa mengetuk pintu ruangan adibta.

Arlena terkaget ketika melihat seorang wanita duduk di pangkuan dibta dan sedang berciuman mesra tanpa memperdulikan pintu yang tiba-tiba terbuka.

Arlena melangkah mundur, sedikit tidak percaya dengan apa yang dilihatnya dan tanpa sengaja menjatuhkan vas kristal yang berada di ruangan itu.


Pasangan itu menghentikan aktivitasnya dan menatap arlena tak acuh.

"Nona... bisakah anda bersikap sopan dengan mengetuk pintu lebih dulu dan silahkan keluar karena kami membutuhkan privasi" ucap wanita itu dengan santai.

Arlena tergagap "mmaaaaf" lalu langsung berlari meninggalkan ruangan itu.

Arlena menangis di dalam lift dan berjalan pergi tanpa memperdulikan tatapan bertanya security.

Arlena membanting pintu mobilnya mengendarai dengan asal dan berhenti di pingir jalan menenggelamkan kepalanya di kemudi mobil menangis terisak.


___
Adbita mendengus dengan kasar pada wanita di hadapannya "pergilah cel, dan jangan pernah muncul dihadapanku lagi atau kamu tau sendiri akibatnya"

Wanita itu merinding mendengar ucapan adibta dan berlalu pergi sesuai keinginan sang iblis bisnis.

Wanita itu bernama celine, dia seorang model yang sangat cantik. Dia membutuhkan uang dan selalu mengejar dibta agar mendapat uang bulanan untuk adiknya yang sedang koma 1 bulan lalu.

Adibta membiayai seluruh pengobatan sang adik tanpa meminta imbalan, tapi celine rela memberikan tubuh dan jiwa untuknya.

Celine selalu mengejar dibta dan penolakanlah yang ia dapat selama ini, hingga tadilah baru pertama kali adibta mau menerima ciumannya.


"Pasti gara-gara wanita itu, adibta awalnya menolak saat ia cium lalu ketika celine ingin menyerah tiba-tiba terdengar suara pintu terbuka dan adibta langsung melumat mulut celine"

"Adibta bodoh... kenapa malah membuat orang yang dia cintai dan mencintainya sakit hati. Dia memang pandai dalam bisnis tapi nihil dalam cinta"

Celine mendengus memikirkan tingkah bodoh laki-laki yang di kejarnya dan berlalu pergi.

Alena & Adibta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang