20

1.3K 138 9
                                    

Chapter 20: Karaoke

"Hei,"

Taylor Swift menoleh dan tersenyum tipis. Zayn Malik berjalan mendekati ranjang tempatnya berbaring dengan tangan yang membawakan nampan berisikan semangkuk bubur dan juga segelas susu.

Zayn meletakkan nampan itu di atas meja sebelum duduk di tepi ranjang. "Kau mengigau semalaman dan membuatku sulit tidur. Suhu tubuhmu panas. Apa kau merasa lebih baik sekarang?"

Taylor mengangguk. "Sedikit."

"Hanya sedikit?" Zayn mengangkat satu alis berusaha untuk memancing gadis itu lebih bersemangat, tapi nyatanya tidak ada pengaruh sama sekali.

Taylor menghela napas. "Aku tak tahu harus melakukan apa. Aku sudah mulai lelah dengan hidupku."

Zayn memejamkan mata dan bangkit berdiri. Taylor mengikuti pergerakan Zayn. Zayn berbalik dan tersenyum tipis kepada gadis itu. "Habiskan sarapanmu dan mandilah. Aku menunggu di depan dan jangan membuatku menunggu terlalu lama. Mengerti?"

"Zayn, aku tak mau pergi ke manapun."

"Kau harus pergi bersamaku dan aku tak menerima penolakan jadi, cepatlah bersiap." Zayn menekankan  seraya menunjuk ke arah lemari pakaian sebelum melangkah ke luar kamar. Taylor tak punya pilihan lain selain menurut meskipun dia sangat tidak ada semangat untuk melakukan apapun hari ini.

Taylor memakan bubur yang Zayn bawakan dan tidak menghabiskan namun, menghabiskan segelas susu yang juga Zayn hidangkan. Setelah itu, Taylor segera bergegas menuju ke kamar mandi untuk membasuh tubuhnya. Benar saja, Zayn sudah menyiapkan pakaian di dalam lemari. Tanktop, sweater dan jeans hitam panjang. Sempurna.

Taylor mengenakan pakaian itu dengan cepat, mengikat rambut pirangnya ke belakang dan memoles sedikit make up sebelum ke luar kamar dan mendapati Zayn yang duduk dengan kaki yang bergerak tak sabaran.

"Kita akan pergi ke mana, Zaynie?" Taylor berkata dan membuat Zayn menoleh sebelum bangkit berdiri.

Senyuman muncul di bibir pemuda itu. "Kau terlihat jauh lebih manis dengan pakaian seperti ini."

Taylor terkekeh mengejek. "Kenapa sekarang kau yang menggodaku? Duh."

Zayn tersenyum lagi. "Sudah menghabiskan sarapanmu?"

Taylor menggeleng. "Aku memakan setengahnya."

Zayn memutar bola matanya. "Kita tak akan pergi sebelum kau menghabiskan sarapanmu. Jadi, habiskan sekarang."

Taylor tak mengerti kenapa tiba-tiba tubuhnya berbalik dan seakan tak dapat berbuat apapun selain mengikuti perintah dari seorang Zayn Malik.

Setelah menghabiskan bubur itu dengan susah payah karena Zayn memperhatikan Taylor dan tak memberi Taylor kesempatan untuk membuang bubur itu, akhirnya mereka berdua jadi juga untuk pergi ke luar. Entah ke mana. Zayn tak memberitahu Taylor sama sekali dan Taylor sedang tak dalam mood baik untuk bertanya.

Mobil yang Zayn kendarai berhenti tepat di depan sebuah gedung dengan sebuah replika mikrofon yang cukup besar. Ini jelas-jelas tempat untuk melakukan karaoke.

"Kau mengajakku karaoke?" Taylor bertanya, setelah diam sepanjang perjalanan.

Zayn mengangguk seraya melepas sabuk pengamannya. "Kudengar kau suka menyanyi. Mungkin jika kau menyanyi, sedikit dapat menghilangkan rasa stress-mu."

Calling Your NameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang