06

1.3K 167 8
                                    

Chapter 06: Unexpected Meeting

Zayn Malik memejamkan mata dan menekankan buku-buku carinya di kerasnya stir. Pemuda itu menundukkan kepala sebelum menghela nafas dan mengangkat wajah. Zayn menatap pemandangan yang ada di hadapannya saat ini.

Orang-orang tampak melimpah ruah, memadati jalan kota Bradford. Bergandengan tangan, bersama pasangan ataupun anak-anak mereka dihiasi daun-daunan gugur dari pohon rindang yang menjulang tinggi di dekat mereka.

"Apa yang aku lakukan di sini?"

Zayn bertanya pada dirinya sendiri sebelum kembali menekan stirnya dan menundukkan kepala. We could be like that if we were still together.

Zayn memang baru putus beberapa saat lalu, dari gadis cantik yang disukainya sejak lama. Butuh waktu berbulan-bulan bagi Zayn untuk meyakinkan Lauren agar menjadi kekasihnya, tapi mereka menjadi kekasih dalam waktu yang sangat sebentar. Pendekatan selama hampir enam bulan dan hanya menjalin hubungan sebagai kekasih selama tiga bukan.

Lauren yang mengakhiri hubungannya dan Zayn, lewat pesan singkat dengan mengatakan jika dia tidak bisa melanjutkan hubungan karena dia sudah jatuh cinta dengan pria lain dan akan menikah dengan pria itu, di tempat asal mereka, Doncaster.

Setelah mengirim pesan itu, Zayn tak dapat lagi berhubungan dengan Lauren. Lauren memblokir atau mengganti nomor ponselnya, menonaktifkan semua akun sosial media. Gadis itu benar-benar melenyapkan dirinya dari hadapan Zayn. Zayn mencoba mencari Lauren untuk meminta penjelasan berlebih, tapi sia-sia. Lauren benar-benar seperti hilang ditelan bumi.

Zayn kembali menatap ke jalan sebelum akhirnya memutuskan untuk ke luar dari mobil dan ikut bersama kerumunan orang. Berjalan dengan tangan yang dimasukkan ke dalam jaket kulitnya sambil menatap kanan dan kiri, mencari sesuatu yang mungkin saja dapat menarik perhatiannya.

Kemudian, perhatian Zayn teralihkan oleh warung tenda yang menjual sosis bakar. Zayn berjalan mendekat dan pikirannya lagi-lagi melangkah menuju ingatan yang tak seharusnya masih diingatnya.

Lauren sangat suka sosis, apalagi sosis bakar. Jika memesan makanan apapun yang terdapat sosis di dalamnya. dia pasti meminta tambahan sosis.

Zayn mengantri bersama pengunjung lain untuk membeli sosis. Setelah mendapatkan pesanannya, Zayn kembali melangkah berbaur dengan yang lain di jalan, melirik kanan dan kiri lagi. Sesekali pemuda tampan itu menggigit sosis bakarnya, mengabaikan banyaknya tatapan kagum para gadis yang dilewatinya. Mengagumi ketampanan pemuda itu, tentu saja.

Perhatian Zayn lagi-lagi teralihkan, kali ini bukan karena sosis bakar ataupun apapun, tapi dari pemandangan yang berada di sisi barat lautnya. Zayn menahan nafas, mendapati seorang Taylor Swift tampak terus menundukkan kepala dengan telapak tangan yang dirapatkan kepada seorang pria bertubuh kekar yang mengenakan kaus tanpa lengan. Pria itu berteriak membentak Taylor, entah karena alasan apa.

Namun tiba-tiba Taylor menoleh dan bertemu pandang dengan Zayn yang masih tak mengerti dengan apa yang dilakukan gadis itu. Taylor langsung bergegas menghampiri Zayn dan berlindung di belakang tubuh Zayn yang bahkan tak jauh lebih tinggi darinya. Pria bertubuh kekar yang tadi memarahinya berjalan mengikuti, mendekati Zayn.

"Tolong aku! Aku tak sengaja menabraknya dan membuat samyang kesukaannya tumpah! Aku baru ingin mengganti, tapi dia malah memarahiku." Taylor berbisik cukup keras, menarik belakang jaket Zayn.

Zayn memutar bola matanya. "Kau pikir aku ped—,"

"Hei, kau! Urusan kita belum selesai!" Pria bertubuh tegap dengan wajah menyeramkan itu memotong dan mengalihkan perhatian Zayn. Taylor semakin mengeratkan tangannya yang menarik bagian belakang jaket yang Zayn kenakan.

Calling Your NameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang