Happy reading!!!
Don't forget for give me beautifull star
Sorry, typo everytime :-)
..............................
Seoul Gangnam House
Kaki jenjangnya melangkah pelan menuju dapur, membuka lemari pendingin, mengambil sebotol susu cair kemudian menghangatkannya.
Mengambil sekotak biskuit keju meletakkannya di nampan kecil dengan susu coklat yang terlihat mengepul disampingnya. Berjalan pelan menuju balkon meletakkan nampan dimeja samping tempat tidurnya.Tidak terlalu luas,hanya berisikan ranjang queen size dengan meja belajar disamping kiri tempat tidur dan almari berukuran sedang yang terletak disamping pintu kamar mandi. Meja rias kecil dengan make up yang tergolong tidak terlalu banyak menghiasi kamar minimalis bercat coklat tua.
Mata hazel berbalut lensa kontak berwarna abu abu itu menatap intens pemandangan luar. Apartment yang cukup sederhana untuk seorang pecinta barang barang mahal sepertinya. Meskipun kecil dan tidak terlalu mewah apartment ini mempunyai view yang cukup bagus.
Menggigit sepotong biskuit mengunyahnya sebentar sebelum menenggak susu coklat untuk mendorong keju memasuki tenggorokannya. Mulutnya berdecak kala otaknya tak sengaja mengingat sesuatu. Dengan gerakan cepat ia berbalik, membuka laci meja dan mengambil buku kecil dengan berhias salah satu Bank Negara sebagai cofernya.Shiit!!!
Mulut manisnya tak berhenti mengumpat kala irisnya menangkap beberapa bilangan yang menunjukkan saldo tabungannya.
"Oh My Bhitch!!! Apa apan ini. " ia bersuara sebelum menghempaskan tubuh kurusnya diranjang miliknya dengan mata yang menatap horor buku yang ada ditangan kirinya.
"Astaga... Kenapa sesuatu yang aku dapat secara percuma selalu habis dengan cepatnya."ucapnya dengan tangan yang mengacak rambutnya frustasi.
Hemat.
Salah satu kata keramat yang paling ia benci. Sebagai mahasiswa managamant dan calon ekonom handal (menurutnya), ia benar benar nol besar dalam menerapkan ilmu pedagang china, percayalah...ia selalu berusaha menerapkan prinsip 'Keluarkan modal yang seminimal mungkin dan dapatkan laba semaksimal mungkin'
Dan sepertinya saat ini ia harus mengganti motto keuangannya dengan, 'Dapatkan laba semaksimal mungkin dan gunakan dengan seminimal mungkin'
Yahh...
Karena nyatanya cek yang baru seminggu lalu masuk kedalam kantungnya secara percuma hanya tinggal kertas masa lalu yang tak ada nilainya. Heehh... Mengingatnya benar benar membuatnya kesal. Ia sudah mencoba menekan pengeluarannya tapi sayang, sekali lagi nalurinya kalah dengan kebiasaan buruknya.Kebiasaan berbelanja barang mahal yang ia sendiri kadang tak terlalu membutuhkannya dan tak tahu apa manfaatnya. Salahkan mata indahnya yang selalu tersihir dengan segala sesuatu yang menurutnya keren dan berujung tak terpakai saat ia sedang berbelanja. Untung saja ia sudah mengirimkan untuk biaya ibu dan adiknya. Kalau tidak, mungkin ia harus menebalkan mukanya, meminta Jong In memberikan sejumlah uang dan mengesampingkan kenyataan kalau ia sedang kesal dengan pria itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Materiali$tiC Girl$
FanfictionKatanya, Hidup tanpa cinta bagai taman tak berbunga. Nyatanya, hidup tanpa uanglah yang membuat taman bunga malas membuka kelopaknya. Tak percaya? Coba bayangkan, bagaimana bungamu bisa tumbuh kalau kau tak punya tempat untuk menanamnya. Perlu uang...