Chapter 6

66 3 0
                                    

Chole mendapati dirinya sudah di kamar asramanya ketika ia terbangun karena perutnya berbunyi lapar. Hari sudah gelap dan sepertinya ia tertidur cukup lama tadi dan bodohnya ia belum makan sejak siang membuat cacing-cacing diperutnya berdemo minta diisi.

Chole menyalakan lampu kamarnya dan mendapati jam dinding di kamarnya sudah menunjukan pukul 10 malam.

'Astaga,ini sudah hampir jam malam dan cafetaria asrama pasti sudah tutup.' batin gadis itu lesu

Chole beranjak dari ranjangnya dan menggeledah tas kopernya berharap menemukan sesuatu yang bisa ia makan,ia kelaparan sial.

Chole mendengus mendapati roti terakhirnya yang ia beli sebelum berangkat kesini sudah berjamur dan tak layak di makan.

Gadis itu menghembuskan napasnya lalu ia baru saja hendak menghempaskan kembali tubuhnya ke kasur dan melupakan rasa laparnya sebelum ia mendengar ketukan di pintu masuknya membuat Chole mengerutkan keningnya,siapa yang malam-malam begini mengetuk pintu kamarnya?Aneh sekali. Apa itu petugas asrama?

Chole berjalan kearah pintu lalu membukanya perlahan dan mendapati seorang gadis berambut coklat kemerahan tersenyum manis kearahnya.

"Hai,namaku Ginnerva Miller. Kau bisa memanggilku Ginny. Aku tinggal di kamar sebelahmu."

Gadis itu menyapa Chole ramah membuat Chole balas tersenyum padanya.

"Hai, aku Chole Moretz." Chole balas menyapanya.

"Hm,tadi sore aku melihat Justin menggendongmu masuk ke kamarmu lalu setelah itu kau tak keluar lagi hingga melewati makan malam. Jadi kupikir kau pasti lapar."

Ginny menatap Chole dengan tulus sambil menyodorkan sekotak bekal makanan pada Chole. Gadis itu manis sekali.Dan Chole benar-benar tak menyimak dengan baik saat Ginny mengatakan Justinlah yang menggendongnya sampai ke kamarnya.

Chole menatap gadis itu tak percaya. Lalu mengambil kotak makananannya dengan senang hati.

"Terimakasih,kau baik sekali Ginny."

"Sama-sama Chole."

"Ohya,ngomong-ngomong kau beruntung sekali menjadi kekasihnya." ucap Ginny antusias.

"Dia bahkan rela menggendongmu dari bawah sampai sini. Kau pasti sangat bahagia!" lanjutnya.

"Kekasih?kekasih siapa maksudmu?" Chole menatapnya dengan bingung.

"Kekasihmu Chole!! Pria berwajah malaikat itu. Aku bahkan hampir pingsan saat ia meliriku sekilas."Chole memutar otaknya,mengingat-ngingat siapa pria terakhir yang bersamanya. Seingatnya tadi ia sedang berada dikolam lalu pria menyebalkan itu datang, mengganggunya.Lalu tertidur di kursi kolam dan terbangun sudah berada di kamarnya.Berarti yang membawanya kesini adalah Justin.

Tapi seingat Chole,tadi ia mengunci pintu kamarnya sebelum ia bersekolah tadi. Jadi,bagaimana bisa Justin masuk ke kamarnya?Sial,kenapa juga harus Justin yang mengendongnya sih?

"Hey kau baik-baik saja?"

Ginny mengibas-ngibaskan tangannya didepan wajah Chole,membuat gadis itu mengerjapkan matanya dan kembali fokus pada gadis berambut coklat kemerahan didepannya.

"Aku tidak apa-apa,Ginny.Terimakasih makanannya. Selamat malam Ginny."

"Malam juga,Chole. Semoga mimpi indah ya!" seru Ginny sebelum ia masuk kedalam kamarnya yang berada disamping kamar Chole.

Chole menutup pintu kamarnya perlahan kemudian menghela napas. Pandangannya beralih pada kotak makan berbentuk kepala sapi itu kemudian tersenyum kecil. Chole membuka kotak makan itu dan isinya beberapa potong sandwich yang tampak sangat lezat sekarang.

Flying Without WingsWhere stories live. Discover now