Dedicated to kurcacinakal juga.
"Mulailah harimu dengan tertawa."
***
Putri Rafe Me kemudian teringat dengan salah satu kenalannya yaitu seorang pemuda perjaka bernama Mhaykl. Mereka bertemu di ajang pencarian bakat ketika Putri Rafe Me menjadi salah satu jurinya. Penampilan Mhaykl saat itu sangat menarik perhatian. Tentu saja karena wajah pemuda itu tertutup topeng hitam ditambah mengenakan tudung jubah hitam yang menutup seluruh aurat tanpa celah. Tak seorang pun yang tahu wajahnya. Dia juga memiliki bakat yang tidak biasa. Bakat kutukan yang dimilikinya sangat luar biasa. Tak ingin kalah dari kutukan ibu Malinkundang, Mhaykl mengutuk Jenderal Kinchiro menjadi seekor katak. Kutukannya baru hilang seminggu kemudian.
Hal yang membuat Putri Rafe Me terkikik geli saat membayangkannya, karena si Jenderal galak itu paling benci dengan katak. Mhaykl gagal menjadi pengawal Kaisar, namun atraksinya sangat menghibur semua rakyat Negeri Mhayya. Sang Putri mendatangi Mhaykl seusai acara dan menobatkan dirinya menjadi fangirl nomer satu pemuda itu. Tak lupa juga Putri Rafe Me memberikan beasiswa belajar magic keluar Negeri jika sewaktu-waktu Mhaykl ingin keluar dari zona nyaman. Mhaykl berjanji akan siap menolong Putri Rafe Me, jika butuh bantuannya.
Saat malam tiba, setelah hampir semua penghuni istana tertidur lelap, Putri Rafe Me menyelinap keluar istana secara diam-diam. Ia melihat ayahnya sedang tertidur pulas ditemani beberapa selirnya. Di pikiran Putri Rafe Me pernah terlintas ingin mengutuk ayahnya memiliki wajah buruk rupa agar para perawan akan lari ketakutan dan menolak untuk menjadi selirnya. Mungkin suatu hari nanti ia akan menyuruh Mhaykl mengutuk ayahnya.
Mengecoh penjaga yang mengantuk dan tak waspada, Putri Rafe Me mengendap-ngendap ke kandang kuda lalu mengambil salah satu kuda poni kesayangan ayahnya. Tanpa buang waktu lagi ia memacu kudanya secepat kilat menuju rumah Mhaykl yang berada bawah di kaki gunung Pegunungan Karet. Pegunungan yang menjadi satu-satunya sumber daya para penduduk Negeri Mhaya dan sekitarnya. Karet penghasil k****m. Komoditi terlaris di dunia Phantasista. (*silakan imajinasikan sendiri)
Tepat saat fajar mulai menyingsing, Putri Rafe Me tiba di desa Ter Ven Cyl, sesuai geografisnya yang juga tervencil, tempat Mhaykl tinggal. Ia segera bergegas menuju rumah satu-satunya di desa. Kasian! Mhaykl ternyata benar-benar hidup sebatang kara di desa seluas ini, batin sang Putri.
Baru saja Rafe Me akan mengetuk pintu, Mhaykl keluar rumah. Pemuda itu terkejut melihat putri Rafe Me sampai melompat mundur sejauh satu meter ke dalam rumah. Bergabung dalam kegelapan. Anjir, merinding bulu kuduk gue, ngapa horor gini sih? Lagi-lagi sang Putri membatin.
"Apa yang Anda lakukan di sini, Tuan Putri Rafe Me?''
Melihat siluet hitam yang akan bersujud, Rafe Me berbisik, "Kecilkan suaramu! Nanti ada yang dengar." Tentu saja karena penduduk Negeri Mhayya sangar-sangar, punya bakat tak terduga, mau seberapa jauh jarak terbentang bisa saja ada yang mampu mendengar percakapan mereka. Mhaykl mengangguk, meski tak terlihat.
"Panggil Raf saja. Aku datang ke sini untuk menangih janjimu padaku. Aku butuh bantuanmu, Mhaykl," sambung Putri Rafe Me.
"Bantuan apa yang Anda inginkan dari saya, Yang Mulia—er, Raf?''
"Menyelamatkan gadis perawan suci dari cengkeraman Cepek Tong, Kaisar Negeri Tetangga, sebelum tim pasukan ayahku berhasil menyelamatkannya. Aku tidak ingin ayahku menjadikan gadis itu sebagai selir. Jadi apa kamu mau membantuku?''
Putri Rafe Me memandang Mhaykl dengan tatapan memaksa. Kalau pemuda itu tidak mau membantunya, ia tidak punya pilihan selain membuka paksa topeng yang Mhaykl kenakan. Sebenarnya putri Rafe Me sangat penasaran seperti apa wajahnya. Ia tahu hal itu menjadi sesuatu yang tidak menyenangkan bagi Mhaykl pribadi. Entah apa alasannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Holly Virgin Hunters
UmorSang Perawan Suci terpilih telah diculik Raja Cepek Tong dari Negeri Tetangga! Kaisar Negeri Mhayya murka! Diumumkanlah sayembara penyelamatan sang perawan ke seluruh penjuru negeri. Mampukah ke delapan perjaka terbaik negeri menyelamatkan kepolosan...