Bab 7

606 63 29
                                    

Sambil dengerin Animal by Maroon5, ane nulis ini. Semoga ngepas yak. //diserudukAdamLepin

***

Bunyi memekakkan lonceng raksasa yang sepertinya terdengar dari kuil di puncak bukit membangunkan seorang gadis polos tak berdaya dari ketidaksadarannya. Terbangun hanya demi mendapati dirinya berada di sebuah sel mirip penjara bawah tanah yang lembab dan gelap, gadis itu bergeming.

Tangan putih mulusnya terbentang di kanan kiri kepala, masing-masing terikat kuat ke tiang ranjang seukuran single size. Kedua kakinya pun terikat, membuatnya tak mampu bergerak. Hal terakhir yang mampu diingatnya sebelum pingsan adalah ketika setelah para pendeta dari Kuil Perawan Suci Utara dan Selatan mendatangi rumahnya dan memberitahu takdir besar yang mengubah seluruh hidupnya. Ia tengah bersama kedua orangtuanya yang mengadakan acara syukuran dan berbagi nasi kepada perjaka-perjaka jomblo di malam minggu. Lalu saat membagikan nasi bungkus pada perjaka ke-69, sekelompok orang berpakaian hitam-hitam mengepung kereta kuda mereka.

Orang-orang bersenjata pedang dan kapak merah menyerang dari berbagai arah. Holly tak bisa berbuat apa-apa melihat ayah, ibu dan kusir keluarganya yang tamvan rupawan dibantai. Lalu salah seorang dari komplotan itu membiusnya dan semuanya gelap. Ingatan itu masih terekam jelas di ingatannya seolah palu besar menghantam kepalanya.

Ya, dia adalah Holly Virgin, sang Perawan Suci yang diculik oleh Cepek Tong.

"Cepek Tong." Nama yang tak asing ketika matanya menangkap ukiran yang menghiasi ubin lantai. "Jadi, aku di negeri Tetangga? Cepek Tong yang menculikku?" tanyanya penasaran, namun tak ada yang menjawab.

Kasian!

Pasti kalau ibu-ibu tetangga yang suaminya rese suka godain lihat keadaanku sekarang, mereka akan menyukuri. Ya Dewa!

Airmata meleleh di pipi cerah tak bercela Holly menyadari ia sekarang sebatang kara. Terlebih, nasibnya yang kini berada di tangan Raja yang terkenal kejam. Tak seperti Kaisar Bei Ha Long Ghar yang masih menjadikan para perawan yang ditaksirnya menjadi selir dan dinikahi, namun juga dibiayai keperluannya. Cepek Tong justru lebih jahat dan tak punya hati.

Holly dengar dari bisik-bisik tetangga, rumornya di negeri Tetangga ini seluruh perawan yang akan menikah tidak boleh menghabiskan malam pertama dengan suaminya. Namun, peraturan mengharuskan mereka mendapat stempel dari Cepek Tong terlebih dulu baru dikembalikan pada suaminya untuk melanjutkan hidup berumah tangga. Sungguh biadab! Jerit hati Holly terus menangis.

Ya, Dewa! Aku tidak ingin menjadi korban kebrutalan Cepek Tong!

Sekuat tenaga ia memberontak. Tangannya perih berusaha ia lepaskan dari borgol platina yang membelenggunya. Sia-sia.

Ia mendongak, berusaha menatap ke satu-satunya jendela berjeruji yang menyalurkan cahaya dari luar. Seluruh dinding yang mengapitnya terbuat dari baja termasuk pintu selnya.

"Tolong! Siapapun di luar sana! Tolooong aku!"

Holly kembali menangis, lebih keras dari sebelumnya sampai ingusnya keluar-keluar. Ia mengibas-ibaskan kepalanya karena tangannya tak mampu menjangkau hidung mancungnya untuk mengelap. Naas, justru semakin meluber ke mana-mana. Membasahi pipi serambut-rambutnya.

"Yolooo, seseorang plis bawain tisu dong!" protesnya tak ingin imejnya tambah buruk, ingin rasanya ia berkoar curhat di medsos agar rasa sesaknya menghilang.

Ibarat sudah jatuh, terinjak kuda, Holly meratapi nasib buruknya.

"Bersabarlah, ini ujian ...."

Holly Virgin HuntersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang