Are You Jealous Too? (Oh Jinseok)

54 3 0
                                    


Jinseok baru saja membuka mulut, namun Jinhee sudah berdiri meninggalkan Jinseok dengan mulut setengah terbuka. "Aku mau ke mini market."

Jinseok mengikuti Jinhee, "Eh.. n.. Noona! Tunggu!"

"Mengapa kau selalu mengikutiku seperti anak ayam?" Jinhee yang masih sibuk dengan coat dan sneakers-nya menyempatkan diri untuk melirik Jinseok yang berdiri di sampingnya, melakukan hal yang sama.

"Memangnya tidak boleh?" lelaki kurus itu sudah siap terlebih dulu. Melihat gadisnya yang masih kerepotan dengan tali sepatu yang belum terikat dengan dompet dan ponsel di salah satu tangannya, inisiatifnya untuk berlutut dan mengikat tali sepatu Jinhee muncul begitu saja. "Bagaimana jika aku mengikuti wanita lain?"

"Huh?" semburat merah itu masih bisa terlihat tipis-tipis di wajah kaget Jinhee, karena pertolongan Jinseok dan kalimatnya, tentu saja. "Apa aku harus memanggil Youngdoo Oppa agar dia bisa membuatmu seperti Sunghyun?"

"Apa dengan begitu Noona akan mengobati lukaku juga?"

"Kau gila?" sahut Jinhee tanpa pikir panjang seraya menyempatkan untuk memutar bola mata sebelum melangkahkan kakinya keluar pintu rumah. Urusan Jinseok dengan sepasang sneakers merah yang diinjak Jinhee sudah selesai, dan sekarang Jinseok dan sepatunya yang harus bekerja sama, untuk berurusan dengan langkah cepat Jinhee. Gadis itu memakai kaki pendeknya dengan sangat baik.

"Noona, tunggu!" Jinseok sudah hampir mencapainya sementara Jinhee juga turut memelankan langkah. "Mengapa Noona selalu meninggalkanku?" Wajah tampan yang biasanya penuh senyum itu kini bertekuk karena kekasihnya yang masih enggan menatapnya. "Sebelumnya juga, Noona langsung mengobati luka Sunghyun, tapi ketika kutanyakan apakah Noona akan mengobatiku, Noona malah mengataiku gila. Apa salahku sebenarnya?"

"Apa kau merasa melakukan sebuah kesalahan?"

"Tidak, maka dari itu aku bertanya."

Jinhee melirik Jinseok yang kini telah berjalan di sampingnya sekilas, mendapati lelaki manis itu masih menatapnya dengan bibir mengerucut. Menggemaskan. "Kalau begitu kau memang tak melakukan kesalahan apapun." Mati-matian ditahan tawanya agar tak pecah sebelum mendorong pintu mini market kemudian, meninggalkan Jinseok – sekali lagi.

"Aku tak akan mengikuti Noona kali ini!"

Masih, Jinhee masih bisa mendengar teriakan itu dari Jinseok yang berdiri di luar mini market. Teriakan yang membuatnya menggelengkan kepala seraya berjalan cepat menuju belakang rak terdekat. Bersembunyi di sana untuk melampiaskan tawanya kemudian. Hanya karena satu orang lelaki menggemaskan bernama Oh Jinseok.

Jinseok masih di sana ketika Jinhee meletakkan belanjaannya di kasir. Dia di sana, menendang-nendang salju di depan pintu mini market dengan hotpack yang berpindah pindah di tangan kanan dan kirinya, persis seperti anak kecil yang sedang dihukum ibunya. Membuat Jinhee menatapnya dengan alis berkerut, agak khawatir, dia berpikir bagaimana jika ada orang jahat yang menculik anak manis itu?

"Semuanya limaribu Won, Nona." Suara pekerja paruh waktu di belakang mesin kasir memecah lamunan Jinhee, membuat gadis itu agak tersentak sebelum membayar semua belanjaannya kemudian. Setelah menganggukkan kepala sekilas dan mengucapkan terimakasih, akhirnya Jinhee keluar dari mini market, bersiap menghampiri anak manis yang masih menendang salju di depan sana.

"Sampai kapan kau akan menendang salju di sini, Jinseok-ah?"

Kepala Jinseok yang sedari tadi menunduk itu akhirnya terangkat, menatap Jinhee dengan senyum – tidak, Jinseok urung tersenyum untuk Jinhee. Bukankah dia masih marah? Maka dipasangnya lagi muka cemberut yang sebelumnya. "Noona tak ingin meninggalkanku lagi?"

"Kau tak ingin menjadi Sunghyun lagi?"

"Aisshh.... Sebelumnya Yeorum, kemudian tadi Yeonju juga, bahkan sekarang Noona. Mengapa Sunghyun selalu membuat kami khawatir? Apa hebatnya bayi besar itu?" hotpack yang sebelumnya berada di genggaman Jinseok itu kini turut bergerak berasama tangannya, mengacak rambutnya dengan frustasi. "Baiklah dia tinggi, tampan, kaya – "

Jinhee yang sedaritadi mengangguk-angguk karena kalimat Jinseok pun kini ikut berhenti karena kalimat Jinseok yang menggantung. Menyisakan keheningan di antara mereka berdua yang hanya saling tatap dengan ekspresi heran yang nyaris identik.

"Mengapa kau berhenti?"

"Mengapa aku tak bisa menemukan kelemahannya, Noona?"

"Mengapa pula kau harus mencari kelemahannya?" tawa yang sedari tadi ditahannya kini dibiarkan pecah begitu saja di depan Jinseok. Sudahlah, Jinseok sudah bertingkah terlalu bodoh Jinhee tak bisa menahannya lagi. "Kau benar-benar tak ingin seperti Sunghyun?" tatapan bingung Jinseok masih di sana, bahkan kini bercampur dengan ekspresi lain yang terlihat sebal karena nama Sunghyun yang kembali meluncur dari bibir 'Noona'-nya.

"Oh Jinseok?" Jinhee akhirnya mengulurkan tangan karena Jinseok yang tak kunjung menjawab pertanyaannya. "Kau tak ingin menjadi Sunghyun? Aku bisa menjadi Yeonju."

Beberapa kali mata Jinseok berkedip karena kalimat Jinhee, menandakan pikiran yang telah kembali ke tubuhnya setelah melayang entah kemana. "Tidak, tidak perlu. Aku tak perlu menjadi Sunghyun dan Noona tak perlu menjadi Yeonju."

Kalimat itu yang terdengar sebelum tangan Jinseok terulur kemudian, merangkul Jinhee ke dalam dekapannya sementara tangannya yang lain mengambil belanjaan dari tangan Jinhee. "Ayo pulang." Tatapan bingung dan sebalnya juga sudah hilang, berganti dengan bibirnya yang nyaris robek karena tersenyum.

Sementara Jinhee, dia hanya mengikuti langkah Jinseok seraya menunduk dan menggigit bibir bawahnya, menahan umpatan yang nyaris keluar dari sana dengan wajah merah padam.

"Eii... Lihat, wajah Noona merah sekali."

"Diam!"

"Apakah ini yang membuat Noona selalu berjalan di depanku? Karena Noona malu aku melihat wajah merahmu?"

"Diamlah, atau aku akan benar-benar meninggalkanmu lagi."

"Tidak tidak. Noona tak boleh meninggalkanku lagi. Hihihi..."

Listen to The NightWhere stories live. Discover now