Part 9 - Park Chanyeol

2.9K 306 34
                                    

[Kau harus percaya, karena aku berbeda]

***

Aku mengeratkan pelukanku. Aku juga mencium wangi yang sangat menenangkan. Tapi tunggu, kenapa aku merasakan hak aneh? Apakah benar yang aku rasakan ini? Aku merasa kulitku menyentuh langsung pada kulit seseorang. Aku membuka mataku, yang aku lihat leher jenjang, kemudian saat aku mendongak, aku melihat wajah Chaeyoung di hadapanki. Aish... aku mungkin bermimpi. Aku kembali memejamkan mataku bertepatan dengan itu yang berada dalam pelukanki bergerak, menggeliat.

Mataku terbuka sempurna. Ya Tuhan.... ini bukan mimpi.

Aku segera melepaskan pelukanku kemudian berguling kesisi lain, meringkuk membelakanginya. Aku kembali memejamkan mataku. Ya... Chanyeol!!! Apa yang sudah kau lakukan?. Aku kembali memejamkan mataku. Jika aku bangun sekarang pasti akan canggung. Aku memutuskan untuk pura-pura tidur.

Samar-samar aku merasakan ranjang di bagian belakang bergerak, kemudian suara Chaeyoung terdengar bergumam pelan.

"Syukurlah, dia belum bangun." Kemudian sebuah tangan terasa di kening dan leherku.

"Demammu juga turun." Aku merasakan Chaeyoung berada sangat dekat denganku, aku bahkan bisa merasakan hembusan nafasnya di pipi kananku, kemudian benda lembut tersapu hangat di kening, kemudian ke pipi kananku.

"Cepat sembuh Chan." Dia mengelus kepalaku, merapihkan setiap bagiannya. Setelah itu dia turun dari ranjang.

Aku mendengar samar-samar gemerincik air, aku mulai membuka mataku kemudian duduk.

Masih terasa pening di kepalaku, aku tak ingat seperti apa aku semalam, tapi aku yakin aku sangat panas. Kemarin aku tak sempat sarapan, aku melupakan makan siang karena sibuk untuk segera menyelesaikan pekerjaan dan melupakan makan malam karena foto menyebalkan itu.

"Kau sudah bangun?." Tanya Chaeyoung begitu keluar kamar mandi. Aku hanya bergumam menjawabnya.

Chaeyoung membuka lemari membawa sebuah kaus dan celana.

"Pakailah. Aku akan menyiapkan sarapan." Ia seger berlalu setelah memberikan pakaian itu, ia bahkan berbicara tanpa menatapku. Apakah ia gugup? Atau malu?.

Setelah mengenakan pakaian itu aku keluar kamar, menghampirinya yang sedang menyiapkan sesuatu.

"Kau yang membuka bajuku semaam Chae?."

"Kau pikir siapa lagi?."

"Jadi... kau melihat...."

"Tentu saja tidak! Aku membuka baju dan celanamu di balik selimut. Tentu saja aku tak mungkin melihatnya."

"Lalu kenpa kau membuka bajuku?." Aku menyeringai menatapnya. "Aku demam, badanku panas, bukankah seharusnya mengenakan pakaian? Atau mungkin seharusnya kau memberiku selimut lagi, bukan membukaya."

"Bajumu basah karena keringat! Aku cuma... aku... YA!!!."

Aku memeluknya dari belakang. Dia gagal berbohong, aku yakin dia bukan orang yang suka berbohong. Aku menumpukan dagu ke bahunya.

"Terimakasih Chae, kau sudah menjagaku dengan baik. Aku tak yakin akan merasa sebaik ini jika tak ada kau."

Chaeyoung terdengar menghela nafas. "Mendengar kau banyak bicara, sepertinya kau benar-benar sembuh. Lepas. Kau harus makan Chan."

"Chan? Kau...." aku mendengus kesal. "Kau memanggil namaku lagi?."

"Apa? Kau mau marah? Silahkan. Aku suka memanggilmu seperti itu."

"Baiklah. Apapun untukmu baby girl."

Chaeyoung membawa dua mangkuk berisi bubur ke meja makan. Aku duduk di sampingnya. "Kau harus makan dan minum obat lalu istirahat lagi. Aku akan ke tempat Lisa sebentar."

ROSE [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang