Part 18

5.7K 609 39
                                    

Sasuke terduduk dikursi tunggu setelah selesai menelpon Minato dan Kurenai.

Sekitar lima menit yang lalu Naruto sudah dipindahkan keruang rawat inap khusus VIP, tapi perempuan berambut pirang itu belum sadar. Mungkin karena banyak kehilangan darah membuat Naruto masih enggan membuka matanya.

Sasuke masuk keruangan inap Naruto. Diatas ranjang perempuan itu masih terbaring.

Kemudian pria itu duduk dikursi samping ranjang, tangan besar Sasuke meraih tangan kecil Naruto.

Ia mengenggam tangan itu. Kecil. Tangan Naruto sangat kecil dan terasa dingin.

"Maaf tidak bisa menjagamu, seharusnya aku tidak melepaskanmu sedikitpun dari pandanganku. Cukup sekali saja kau menghilang dariku dan kini tidak akan aku biarkan itu terjadi lagi," kata Sasuke. Ia membawa tangan Naruto pada bibirnya dan mencium tangan itu lembut.

"Kau tahu, aku bahkan baru menyadari kebodohanku saat aku mengucapkan kata-kata menyakitkan itu. Aku pikir yang aku cintai adalah Karin, tapi ternyata aku salah, perasaan ini selamanya hanya untukmu, Naru. Dulu aku memang lemah untuk menyadarinya, akan tetapi setelah hari dimana kau mengetahui segalanya, hatiku malah berdenyut sakit. Dan semakin sakit kala kau membenciku dan pergi dariku," ia menatap wajah Naruto sendu.

"Saat kau menghilang perasaanku semakin menguat, aku mempunyai keyakinan jika kau masih berada dibawah langit yang sama denganku, masih menghirup udara dan masih berpijak dibumi yang sama, dan aku berjanji pada diriku jika suatu saat kaukembali, aku- aku tidak akan melepaskanmu. Seberapa banyak kau membenciku, seberapa keras kau menolakku, aku tidak peduli. Aku akan berusaha untuk meyakinkanmu bahwa aku bersungguh-sungguh akan perasaanku."

Sasuke bangun dan mendekat kearah Naruto, "aku memang pengecut karena mengatakan ini semua disaat kau tidak sadar." Pria itu membungkuk dan mengecup kening Naruto lembut.

"Aku mencintaimu," guman Sasuke dengan senyum tulus dibibirnya.

Sasuke menjauhkan diri dari Naruto saat suara pintu terbuka.

Minato masuk dengan mendorong Kurenai yang duduk diatas kursi roda.

Wajah keduanya tampak begitu cemas.

"Sasuke, bagaimana keadaan Naru?" tanya Kurenai bersuara lebih dulu.

"Sudah lebih baik," jawab Sasuke singkat. Ia menyingkir memberi ruang pada pasangan Namikaze untuk berada didekat Naruto.

"Syukurlah," ujar Kurenai lega. Ia mengisyaratkan pada Minato untuk mendekatkan kursi rodanya pada ranjang Naruto.

"Bagaimana ini bisa terjadi, Sasuke?" tanya Minato setelah cukup lama memperhatikan wajah Naruto.

Baru kali ini dirinya memperhatikan wajah Naruto secara seksama, ternyata Naruto adalah cerminan dari dirinya. Kenapa Minato baru menyadari hal sekecil ini sekarang?
Padahal mereka sudah hidup bersama selama belasan tahun. Tinggal seatap bahkan makanpun diruangan yang sama.

Minato terlalu dibutakan oleh kesedihan dan terlarut dalam kebencian yang menutupi akal sehatnya. Dia sudah terlalu banyak menyakiti Naruto, mengacuhkan Naruto bahkan menganggap keberadaan Naruto tidak ada.

Semuanya sudah terlambat.

Naruto terlanjur membencinya. Dan Minato sudah siap jika suatu saat Naruto datang untuk menghancurkannya.

Minato sudah mengetahui siapa dalang dibalik kemerosotan perusahaannya. Naruto. Dalangnya adalah putrinya sendiri. Tepat seperti yang dikatakan Karin.

Naruto telah melakukan kerjasama dengan para pemegang saham miliknya dan menjanjikan keuntungan yang sangat memadai jika mereka meninggalkan Namikaze dan beralih ke Kitsune. Sangat pintar, Minato akui itu.

The Fight  ( FF ) 🔚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang