Naruto mengaduh pelan saat sebuah sentilan mendarat di keningnya, ia mendelik tajam ke arah sosok yang berdiri di depannya. Saat ini keduanya sedang berada ditaman Ame. Sekarang baru pukul tujuh malam, tapi taman Ame masih di penuhi pengunjung, di sana banyak muda mudi serta orang-orang menghabiskan waktu santai mereka dan banyak juga terdapat jajanan khas kota Ame yang banyak diminati penduduk di sekitarnya.
"Jadi?" tanya seorang pria yang tadi menyentil kening Naruto.
"Oh ayolah!! Tidak ada yang bisa kumintai bantuan selain kakak, tidak mungkin aku meminta bantuan pada Utakata, kakak tahu sendiri dia itu sangat kaku," Naruto terus berbicara dengan suara memelas.
"Jadi kau mengorbankanku!" tatap sang pria tajam. Tapi hal itu hanya dibalas dengan cengiran oleh Naruto.
"Hehe, selain wajah kak Sasori yang tampan, kakak juga jago dalam bersandiwara. Tentu saja aku akan langsung memilih kakak menjadi patnerku untuk mengelabui pria yang akan di jodohkan paman denganku. Ck, ini semua salah paman! Aku sudah bilang kalau aku tidak ingin dijodohkan dengan anak rekan bisnisnya." Sebur Naruto kesal.
Pria yang dipanggil Sasori itu hanya terkekeh kecil, ia dengan gemas mengacak poni rata Naruto. "Paman Nagato berbuat seperti itu untuk kebaikanmu, tentu saja beliau akan memilihkan calon suami dengan latar belakang yang terbaik dari rekan bisnisnya."
"Tapi aku tetap tidak mau kak," sungut Naruto.
"Baiklah, baiklah. Terserah padamu saja." Sasori menyerah. "Lakukanlah jika itu menurutmu benar," ia melirik jam di tangan. "Aku harus kembali ke apartemen, dia sedang menungguku." Ujarnya. "Apa kau mau ikut?"
"Aku masih ingin disini, nanti aku akan meminta Utakata untuk menjemputku. Kak, sampaikan salamku untuk dia ya. Bilang kalau aku merindukanya." Ujar Naruto.
"Oke, aku pergi dulu." Ucap Sasori.
"Hati-hati kak!" Seru Naruto. Tidak lupa ia melambaikan tangannya kearah Sasori.
Setelah Sasori pergi, Naruto masih terdiam di tempat duduknya. Ini bukan pertama kalinya Nagato berniat menjodohkan Naruto dengan anak rekan bisnisnya. Hanya saja hati Naruto masih tertutup untuk menerima pria lain, di hatinya masih ada satu nama yaitu Uchiha Sasuke. Entah kenapa? Walaupun Sasuke sudah menyakiti hatinya, Naruto tidak bisa membenci pria itu seutuhnya. Ah mengingat itu, tidak terasa Naruto sudah setahun berada di Ame.
Masih jelas di ingatan Naruto ketika Utakata membawanya pada Nagato. Awalnya Naruto tidak pernah menyangka jika keluarga Uzumaki masih ada, karena sebelumnya Naruto tidak pernah mendengar itu dari mulut ayahnya. Sedangkan ibunya sendiri sudah berganti nama dengan marga Namikaze, ibu Kurenai yang memberitahukan pada Naruto jika marga ibunya sebelum menikah dengan ayahnya adalah Uzumaki. Hanya ada dua orang yang tersisa di keluarga Uzumaki, yaitu Uzumaki Mito_neneknya_ dan Uzumaki Nagato_pamannya_. Naruto sangat bersyukur, karena dia tidak sendirian lagi. Ada keluarga, sahabat dan asistennya yang selalu menyayanginya. Naruto juga masih ingat ketika pertama bertemu dengan Nagato dan Mito, air mata bahagia langsung turun dari matanya. Pelukan hangat, kasih sayang serta perhatian dari Nagato dan Mito sangat berkecukupan. Ada rasa haru yang membuncah keluar dari rongga dadanya, ini pertama kalinya ia merasakan sebuah keluarga yang hangat dan harmonis, maka dari itu senyum pun selalu menyertai langkah Naruto.
Soal balas dendamnya pada sang ayah serta kakak tirinya sedikit terlupakan, Naruto akan membalas keduanya jika sudah menemukan waktu yang tepat. Sedikit pelajaran tidak juga terlalu buruk untuk mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Fight ( FF ) 🔚
FanficSeperti sampan kecil di tengah samudra yang terombang ambing diterpa ombak besar. Seperti itulah perjuangan Naruto untuk mendapatkan kepercayaan dan hati ayahnya. Seperti itu juga perjuangannya Naruto untuk permasalahan cintanya. Akan tetapi, adaka...