Naruto berjalan memasuki area pemakaman, ditangannya terdapat sebuket bunga yang terdiri dari bunga mawar, lili dan matahari.Langkahnya berhenti pada sebuah makam dengan nama Namikaze Kushina. Setiap tahun Naruto selalu rutin mengunjungi makam sang ibu, saat ia berada di Ame ia akan meluangkan waktunya untuk mengunjungi makam Kushina, itu dilakukan tanpa sepengetahuan orang-orang yang tinggal di Konoha.
Hanya keluarga dan temannya di Ame yang mengetahui hal itu.
Setiap berkunjung, Naruto akan selalu ditemani oleh Utakata, tapi kali ini pria itu sudah pulang ke Ame karena panggilan darurat dari Nagato. Well, bukan masalah bagi Naruto jika harus berkunjung sendirian. Lagipula ia berniat memberikan Utakata libur beberapa hari, mengingat pria itu sudah bekerja keras serta menjaganya dengan baik.
Naruto berjongkok, tangan kecilnya bergerak lincah untuk mencabuti rumput dan daun kering yang mengotori makam Kushina. Setelah makam Kushina bersih, ia mencuci tangannya dengan air yang ia bawa. Lalu Naruto meletakan buket bunga tadi diatas tanah makam Kushina.
Naruto mengatupkan kedua tanganya didepan dada dan berdoa dengan tenang.
Setelah selesai berdoa, tangan Naruto bergerak mengelus batu nisan.
"Hai, ma. Aku datang lagi, maaf jika kali ini agak terlambat. Banyak yang terjadi belakangan ini sehingga membuatku sibuk," Naruto terdiam sebentar. "Aku akan melakukan apa yang sudah di rencanakan seperti yang aku selalu ceritakan setiap berkunjung. Aku harap mama tidak marah padaku jika melakukan rencanaku, tenang saja, aku hanya memberi mereka sedikit pelajaran, tidak lebih dari itu. Mama tahu, ibu Kurenai juga sudah menyetujui rencanaku, tinggal satu langkah lagi hal itu akan terwujud. Aku meminta kekuatan dari mama untuk menjalankan ini semua," lanjutnya.
"Oh, kali ini Utakata tidak ikut bersamaku. Dia aku liburkan untuk satu minggu dan aku rasa dia sangat cocok dengan kak Hotaru. Hehe, sebenarnya aku berniat menjodohkan mereka," jeda sesaat. "Ehem," Naruto berdehem kecil. "Mengenai Sasuke, semenjak pertemuan kedua kami, si teme itu semakin bertingkah menyebalkan, dia selalu mengikutiku kemana pun aku pergi, ma. Bayangkan saja bertapa risihnya aku, tapi ada sesuatu dalam hatiku yang tidak membenci dia. Aku tidak tahu cara mengatakan apa itu. Dan-- mengenai ayah, aku juga sudah bertemu kemarin. Maaf karena aku masih membencinya, semua ini terlalu sulit untuk aku usaikan," ceritanya.
Naruto terdiam menatap nisan Kushina, sementara pikirannya melayang pada kejadian dirumah sakit saat ia ingin menjenguk Kurenai dan bertemu dengan Minato disana.
Flashback On
Naruto cukup kaget mengetahui jika diruang inap Kurenai ternyata ada Minato, tapi dengan cepat ia mampu menguasai dirinya. Tidak sia-sia ia diajarkan oleh pamannya yang pemaksa serta teman-temannya.
Ia memandang datar Minato, tentu saja hal itu membuat suasana didalam ruangan terasa mencekam.
Naruta berjalan dengan tenang, setelah menatap Minato cukup lama, ia tersenyum manis pada Kurenai yang masih terbaring diranjang.
Sementara pria setengah baya itu hanya bisa menatap Naruto, ia juga cukup terkejut saat pintu terbuka dan sosok Naruto muncul diikuti oleh Sasuke.
"Bagaimana keadaan ibu?" tanya Naruto. Mengabaikan Minato yang berdiri diseberang ranjang Kurenai, ia meletakan bingkisan yang dibelinya tadi diatas meja, kemudian menuju kearah Kurenai dan mencium pipi wanita bermata merah itu.
"Sangat baik, terlebih karena Naru selalu datang menjenguk," ucap Kurenai dengan ceria. Bibir dan wajah Kurenai sudah terlihat sedikit merona dibandingkan saat pertemuan mereka yang pertama kalinya. Naruto bersyukur akan hal itu, ia sangat menyayangi Kurenai seperti ia menyayangi Kushina, walaupun ia belum pernah bertemu dengan Kushina, tapi setiap memandang foto yang diberikan Kurenai padanya membuat ia begitu menyukai Kushina.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Fight ( FF ) 🔚
FanficSeperti sampan kecil di tengah samudra yang terombang ambing diterpa ombak besar. Seperti itulah perjuangan Naruto untuk mendapatkan kepercayaan dan hati ayahnya. Seperti itu juga perjuangannya Naruto untuk permasalahan cintanya. Akan tetapi, adaka...