Setelah pertemuan singkat dengan Nagato, Minato langsung mengantar Kurenai pulang dan menitipkan Naruto pada Sasuke. Lalu pria berambut pirang itu bergegas menuju kantornya.
Saat ia tiba didepan pintu ruang kerjanya, Minato melihat sang asisten sudah menunggu. Lalu Minato masuk dan diikuti oleh sang asisten.
"Bagaimana?" tanya Minato setelah ia mendudukan diri dikursi.
"Berjalan lancar seperti yang sudah kita rencanakan, tuan. Keadaan Namikaze Corp kembali normal seperti sedia kala, sesuai yang anda inginkan," jelas si asisten.
"Bagus, itu yang ingin kudengar." Minato menanggapi. "Apa nona Mitarashi sudah datang?" tanyanya.
Sang asisten melihat jam dipergelangan tangannya, "kira-kira lima menit lagi, tuan."
"Bagus. Siapkan semua berkas yang aku perlukan sesuai intruksiku kemarin, setelah selesai temui aku diruang rapat bersama nona Mitarashi," jelas Minato.
"Baik, tuan." Si asisten membungkuk dan pamit undur dirinya.
Mata Minato menerawang ke langit-langit ruangannya," semua yang sudah menjadi hakmu akan aku kembalikan, nak." Gumannya. "Kushina, aku tau ini sangat terlambat, tapi aku senang karena kau menitipkan Naruto padaku. Akan aku tebus semua kesalahanku walau dengan nyawa sekalipun dan pada akhirnya kita akan bersatu kembali."
Mata itu terpejam, kegelapan menyapanya dan ia berharap masalah itu lenyap secepat mungkin seperti saat ia menutup mata.
...
...Karin turun cepat dari mobilnya saat melihat mobil Minato baru saja meninggalkan area parkir Namikaze Corp, disusul mobil Mitarashi pengacara tetap keluarga Namikaze.
Dengan segera perempuan berkacamata itu menghampiri asisten ayahnya yang masih berdiri ditempatnya.
"Apa yang ayah dan nona Mitarashi bahas tadi?" tanya Karin tanpa basa-basi, membuang rasa sopannya tanpa tahu malu.
"Anda bisa langsung bertanya pada tuan besar nona," jawab asisten yang bernama Yamato itu.
"Dasar brengsek! Jangan bertingkah, jawab saja pertanyaanku!" bentak Karin.
"Jawaban saya masih tetap sama, nona. Saya hanya seorang asisten dan saya tidak bisa selalu ikutan campur urusan tuan besar," kembali Yamato berkata dengan sikap sopannya.
"Kau..." geram Karin. "Ingat! Aku akan menendangmu dari Namikaze Corp setelah aku berbicara dengan ayah dan aku akan membuat hidupmu menderita setelah ini!" ancamnya.
"Lakukan apa pun yang anda sukai, nona," ucap Yamato tenang.
"Brengsek!" maki Karin kemudian ia berlalu pergi dengan mobil yang ia kendarai sendiri.
Sekitar sepuluh menit, Karin sampai dirumah dan menemui Minato yang sedang duduk diruang keluarga bersama Kurenai.
"Karin," panggil Kurenai.
"Apa yang ayah bicarakan dengan pengacara itu?" tanya Karin, mengabaikan panggilan dari Kurenai.
"Karin, sopan sedikit pada ayahmu!" tegur Kurenai.
"Tidak sebelum ayah menjelaskan apa yang terjadi! Aku tau jika ayah sudah memanggil pengacara itu pasti ada sesuatu hal yang ayah rencanakan dan itu pasti sangat rahasia," ucap Karin panjang lebar.
"Kau terlalu berlebihan dan berburuk prasangka, Karin. Ayah dan nona Mitarashi hanya sedang membahas proses pencairan dana untuk Namikaze Corp agar tida menimbulkan masalah dikemudian hari," jelas Minato.
"Apa yang dikatakan ayahmu benar, nak." Kurenai menimpali. Membenarkan perkataan suaminya.
Karin masih terlihat tidak percaya, ia terus menatap lekat wajah Minato seolah mencari kebenaran disana, "ayah tidak berbohong, bukan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Fight ( FF ) 🔚
FanfictionSeperti sampan kecil di tengah samudra yang terombang ambing diterpa ombak besar. Seperti itulah perjuangan Naruto untuk mendapatkan kepercayaan dan hati ayahnya. Seperti itu juga perjuangannya Naruto untuk permasalahan cintanya. Akan tetapi, adaka...