Tiga

549 67 2
                                    

Tanpa sadar tubuh Hye Won memakai tubuh Ji Hoon sebagai tumpuan sambil mengapai - ngapai ponsel di tangan kekar itu, hingga tubuh pria itu limbung ke sofa karena tak siap digunakan sebagai tumpuan.

"Kenapa sikapmu berubah?" Tanpa sadar Hye Won mengemukakan apa yang ada dipikirannya.

"Berubah gimana?"Tanya Ji Hoon sambil mengangkan sebelah alisnya.

"Sikapmu sangat dingin. Tapi tiba-tiba sekarang kau seperti ini."

"Entahlah."Ji Hoon menggedikan bahu. "Dari sejak kita di SHS, hanya Shin Hye Won yang bisa mencairkan kebekuanku."

"Aishhh... Dan saat sikap dinginmu cair, bakat mengombalmu akan aktif secara otomatis."

Ji Hoon terbahak

"Sajangnim, tadi..."ucapan Eun Ri terhenti saat melihat posisi Hye Won yang menindih Ji Hoon.
"Omo...(seperti astaga..)" Mata Eun Ri terbelalak.

Hye Won langsung berdiri dengan wajah memerah diikuti sang Sajangnim dengan wajah kembali tanpa ekspresi.

Ji Hoon berdeham. "Ada apa?" Suaranya sedingin kutub utara.

"Ehm... Sajangnim tadi aku mencari ke ruanganmu,jadi kupikir kau ada disini dan tebakanku benar. Aku mau memberitahu ada yang mencarimu."

"Siapa?"

Belum sempat Eun Ri menjawab 2 anak kecil berlari ke arah Ji Hoon dan Hye Won.

"Paman..." Soo Ah berlari ke arah Ji Hoon.

"Omma..." Ji Woon berlari ke arah Hye Won.

"Kenapa kalian ke sini?" Tanya Ji Hoon.

"Ji Woon belum dijemput,jadi aku mengajaknya kesini karena tadi kulihat paman kenal dengan ommanya Ji Woon." Jelas Soo Ah panjang lebar dengan suara imutnya.

"Kau tidak dijemput Halmoni Ji Woon-ah?" Hye Won mengalihkan pandangannya ke arah anaknya yang berada di gendongannya.

"Hari ini Halmoni kan pergi ke Busan omma."
"Aihhh. Aku lupa. Mianne,Ji Woon-ah. Kau tidak menangis kan?"
"Tentu tidak omma, aku bukan anak kecil atau anak perempuan yang sering menangis." Jawab Ji Woom dengan mimik lucunya.

"Yakk..Aku tidak sering menangis." Soo Ah yang berada di gendongan Hye Won bereaksi.

"Aku tidak bilang kau sering menangis Soo Ah-ya." Ji Woon mendengus. 

"Aish..Tadi kau bilang anak perempuan." Soo Ah tetap tidak terima.

"Tapi aku tidak menyebut namamu. Anak perempuan tidak kau saja Soo Ah."

Kedua anak kecil itu terus berdebat dengan mimik lucu yang membuat orang dewasa disekitarnya terkekeh.

"Tapi paman.." Tiba tiba muka Soo Ah beralih memandang Ji Hoon.

"Ada apa?"

"Kenapa kalian sangat mirip bahkan nama juga hampir sama Ji Hoon-Ji Woon." Soo Ah menunjuk Ji Hoon dan Ji Woon bergantian.

Hye Won mendesah "Kenapa anak kecil ini sangat pintar." Pikirnya."Ten...Tentu itu hanya kebetulan Soo Ah-ya." Hye Won menjadi gugup dipandang tajam oleh Ji Hoon.

"Bukannya ikut campur.Tapi kalian sangat mirip Sajangnim." Suara Eun Ri kembali terdengar.
Ji Hoon memperhatikan mata, rambut,alis,dan rambut Ji Woon yang mirip dengannya.

Ji Hoon menatap Hye Won dengan tatapan membunuh.

"Shin Hye Won. Apakah di..." Pertanyaan Ji Hoon otomatis terhenti saat pintu ruangan Hye Won dibuka kasar oleh sosok perepuan dengan mini dress mahal dan high heels 15cm.

"Ji Hoon-ah"

"Shi Kyung-ah"

"Yoon Shi Kyung"

Gumam Shi Kyung, Ji Hoon, dan Hye Won berbarengan.

Shi Kyung dan Hye Won saling bertatapan dengan mata terbelalak. Bedanya tatapan Hye Won tatapan terkejut sedangkan tatapan Shi Kyung tatapan membunuh.

Shi Kyung segera mengendalikan ekspresinya dan berjalan ke arah Ji Hoon, langsung mengandeng tangan Ji Hoon juga mencium pipi pria itu.

"Kenapa kalian semua jadi berkumpul di ruanganku? Sajangnim, kembalilah ke ruanganmu." Usir Hye Won dengan nada yang meninggi.

"Ji Woon dan Soo Ah kalian tetap diruanganku saja." Hye Won menoleh kearah 2 anak kecil yang sedang bersenda gurau di sofanya.

Shi Kyung menatap Hye Won dengan tatapan tak percaya.
"Beraninya kau mengusir kami." Protes Shi Kyung tak terima.

"Sudahlah ayo kita keluar."Ji Hoon melangkahkan kakinya diikuti Shi Kyung dengan tatapan membunuhnya ke perempuan yang mengusirnya, yang dibalas tak kalah tajamnya oleh Hye Won.
"Kalian sudah makan?" Tanya Hye Won kepada kedua anak kecil itu setelah Sajangnim dan wanita ular itu tak kelihatan lagi.

"Belum omma"
"Belum bibi"Jawab Ji Woon dan Soo Ah berbarengan.

"Ok,ayo kita makan." Digandengnya kedua anak kecil itu ke restoran terdekat.

***

Ji Hoon bernafas lega saat batang hidung wanita itu tak terlihat lagi. Pikirannya beralih ke asisten keuangannya.

"Seandainya aku tidak melakukan kesalahan sepele itu hingga harus terikat dengan Shi Kyung, pasti aku bisa menjalin hubungan kembali denganmu." Gumam pria itu.

Tiba-tiba perkataan keponakan dan sekretarisnya hinggap di otaknya. "Tapi paman..." "Kenapa kalian sangat mirip bahkan nama juga hampir sama Ji Hoon-Ji Woon." Bayangan muka heran Soo Ah masih sangat jelas dibenaknya. "Bukannya ikut campur.Tapi kalian sangat mirip Sajangnim." Begitupun wajah terkejut sekretarisnya.

"Apa Ji Woon anakku? Tapi hubunganku dengan Hye Won hanya sampai tahap ciuman."  Heran Ji Hoon.

"Tapi diperhatikan dia sangat mirip denganku."Keheranannya terus berlanjut.
"Ahhh... Aku harus tanyakan lansung ke Hye Won." Tekadnya dan ia langsung beranjak ke ruangan wanita itu karena sekarang juga sudah hampir jam pulang kerja.

***

Hai readers... I'm comeback..

Mianhae,updatenya lama dan ga terlalu panjang juga.

Karena part ini masih awal-awal jadi author agak pendekin ya readers..

Gomawo buat yang sudah baca tulisanku ini.

Ditunggu vote & commentnya ya..

-Renrent-


Touch His Heart (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang