Tujuh

422 55 4
                                    

Perjalanan berjam-jam disambung pekerjaan yang sangat melelahkan hingga tengah malam membuat Hye Won membuka matanya pukul 8 pagi.
"Omooo!!! Jam 8 pagi, aku ada pertemuan pukul 9 dengan Gerald juga yang lainnya." Wanita itu langsung membersihkan dirinya secepat kilat, menggenakan blus toska yang ia pasangkan dengan rok pensil bermotif kotak-kotak hitam-putih,ia memoleskan make up ringan di wajahnya, memakai sepatunya, langsung berlari kebawah setelah mengambil tasnya.

"Selamat pagi." Ucap Hye Won kepada Sajangnimnya, Dong Jae, dan Eun Ri yang sudah berkumpul di ruang makan. "Maaf telat."

"Selamat pagi." Balas Eun Ri dan Dong Jae.

"Duduklah Hye Won-ah, lagian pertemuannya diundur pukul 10." Ji Hoon berbicara seringan benang.

"Hah?" Mata Hye Won membulat.

"Duduklah Hye Won, ayo sarapan." Ji Hoon berkata tegas hingga Hye Won langsung duduk di sisi kiri Sajangnimnya itu.

Muka Hye Won kembali sumringah melihat nasi goreng dengan potongan cabe juga sosis tersaji cantik di depannya. "Woww.." Gumamnya. Ia langsung memakan nasi goreng itu dengan lahap.

Ji Hoon tersenyum melihat Hye Won masih menyukai nasi goreng sosis dengan cabe itu. Saat di bandara kemarin Ji Hoon baru tau bahwa Hye Won sangat menyukai masakan Indonesia itu karena neneknya memang berasal dari Nusantara ini.

***

Duar... Duarr... Petir - petir saling menyambar diiringi turunnya hujan deras. Hye Won yang hendak tidur setelah melewati hari ini yang tak kalah sibuknya dengan kemarin menjadi tak bisa terlelap.

Blup... seketika kamar Hye Won menjadi gelap karena lampu mati. Hye Won yang takut gelap langsung berusaha berlari keluar meskipun tersandung-sandung. Biasanya bila berdua dengan anaknya, Ji Woon akan memeluk Hye Won layaknya ayahnya juga memeluk Hye Won dulu saat gelap dan menenangkannya hingga terlelap.

"Ji Hoon Oppa!" Serunya tidak terlalu keras takut membangunkan Eun Ri dan Dong Jae karena ini sudah hampir tengah malam. "Oppa..Ji Hoon Oppa..." Tanpa sadar Hye Won memanggil Ji Hoon dengan sebutan saat mereka masih menjalin hubungan dulu.

"Aaa!!" Seru Hye Won, dirinya hendak jatuh dari tangga karena tak ada sedikitpun cahaya. Ia memejamkan matanya bersiap bila mengalami patah tulang dan mendapat beberapa jahitan. Tapi setelah beberapa menitpun ia tak merasakan sakit apapun  melainkan rasa nyaman yang ia rasakan.

"Tidak apa-apa Hye Won-ah. Oh (Ok)?Tidak apa-apa. Ada Oppa disini." Hye Won langsung melingkarkan tangannya di sekeliling pinggang Ji Hoon saat merasakan tangan pria itu mengelus punggungnya.

***

Ji Hoon tau Hye Won takut gelap karena sedari dulu ia yang selalu menenangkan wanita itu disaat seperti ini. Oleh karena itu, saat lampu mati Ji Hoon segera bergegas keluar ruang kerjanya dan mencari Hye Won. 

Ia melihat wanita itu berjalan sambil meraba-raba sekelilingnya dengan pandangan mata tidak fokus sambil berseru pelan. "Oppa..Ji Hoon Oppa.." Ada kebahagiaan sendiri saat Bye Won memanggilnya seperti itu.  Mata Ji Hoon terbelalak melihat Hye Won berjalan mendekati tangga.

"Hye Won-ah!" Dengan langkah lebarnya Ji Hoon menghampiri wanita itu. Dan seketika tangan kekarnya sudah setia menahan tubuh Hye Won agar tidak jatuh. Ji Hoon menghembuskan nafas lega saat merasakan kepala Hye Won bersandar di dada bidangnya.

"Tidak apa apa Hye Won-ah. Oh? Tidak apa apa. Ada Oppa disini." Tangan kekarnya secara otomatis mengelus punggung mantan pacar yang masih sangat ia cintai itu.

"Kita keruang kerja Oppa aja ya? Hye-ah?"

Hye Won mendongakkan kepalnya mendengar Ji Hoon memanggilnya dengan panggilan semasa mereka masih menjalin hubungan.
 
"Atau mau kekamarku? Atau kamarmu?" Goda Ji Hoon.

"Ke ruang kerjamu aja Ji Hoon Oppa."

"Biarlah khusus malam ini hubungan kita bisa hangat seperti ini." Batin Hye Won dalan hati.

***

Kim Dong Jae dan Park Eun Ri mencari-cari Sajangnim dan rekan mereka yang tidak ada dikamarnya masing-masing. Rencananya mereka akan rapat berempat pagi ini,tapi dua orang penting itu belum menampakkan batang hidungnya.

"Dong Jae-ssi,mungkin Sajangnim di ruang kerjanya. Coba kita cek." Saran Eun Ri.

"Kau benar. Ayo!" Dengan harapan menemukan Sajangnimnya,mereka berjalan ke arah ruang kerja di villa ini.

"Sajang.." Sapaan mereka berdua terhenti seketika melihat posisi tidur Sajangnim mereka si sofa putih super panjang hingga cukup menampung tubuh tegap Ji Hoon . Choi Ji Hoon tidur dengan posisi miring, sebelah tangannya digunakan sang asisten keuangan sebagai bantal yang tidur menghadap sang Sajangnim bahkan kepala cantiknya bersandar nyaman di dada bidang Ji Hoon. Sebelah tangan Ji Hoon melingkar di pinggang Hye Won,yang tak beda dengan posisi sebelah tangan wanita itu. Sedangkan kaki mereka tertutup selimut putih.

Dong Jae dan Eun Ri saling bertatapan. "Mereka.." Ucap kedua pemergok itu dengan nada terkejut dan tangan menunjuk Sajangnim bersama rekan mereka.

"Coba kita bangunin." Mereka berjalan lebih dekat. Dan terlihat bahwa kedua orang yang masih terlelap itu sangat damai dan nyaman.

"Nyenyak sekali. mereka." Gumam Eun Ri dan mengoyang pelan bahu Hye Won. "Hye Won-ah...Shin Hye Won... Bangunlah."
"Ji Hoon-ah...Choi Ji Hoon... " Panggil Dong Jae dengan tangannya yang sudah setia menepuk bahu Ji Hoon. "Sajangnim... Shin Hye Won..." Panggil Eun Ri dan Dong Jae kompak.

Bukannya bangun kedua orang di sofa itu semakin memeluk guling mereka alias orang yang mereka peluk bahkan kepala Hye Won semakin menyeruak ke dada bidang Ji Hoon.

"Hye Won-ah!" Panggil kedua rekan Hye Won.

Sunyi.

"Sajangnim!" "Ji Hoon-ah." Panggil Eun Ri dan Dong Jae berbarengan.

Hening..

"Ya!!!!Shin Hye Won! Choi Ji Hoon bangun!" Seru Dong Jae.

"Oppa,diamlah! Aku masih mengantuk!" Racau Hye Won tanpa sadar.

"Hah? Oppa?" Heran Dong Jae.

"Oppa? Emangnya aku seorang pria?" Heran Eun Ri. "Aku seorang wanita Shin Hye Won!!" Seru Eun Ri dengan keras bercampur geram.

Seketika mata kedua orang itu mengerjap-ngerjap.

"Ehmmm.."Gumam Hye Won sambil berusaha memfokuskan pandangan matanya.

"Aaaaa!!" Teriak Hye Won saat menyadari siapa yang ia peluk dan memeluknya.

"Diamlah!" Racau Ji Hoon sambil memeluk pinggang Hye Won semakin  erat.

"Sajangnim! Bangun!" Seru Hye Won sambil berusaha melepaskan pelukan Ji Hoon.

Mata Ji Hoon masih setia tertutup.

"Ya!!! Ji Woon-Appa (Ayah/Papa) bangun!!" Seru Hye Won hingga membuat seluruh orang di ruangan itu menatapnya tak percaya termasuk sang empunya ruangan yang langsung duduk.

"Kau memanggilku apa? Ji Woon-Appa?" Heran Ji Hoon dengan alis terangkat tinggi dan mata melebar.

***

Tbc

Woww.. Hye Won keceplosan atau kenapa tuh? Tunggu kelanjutannya hehehe... Maaf ya ngantung.

Jangan lupa vote dan comment ya guys.

Mian kalo masih ada typo atau kesalahan lainnya. Harap maklum ya..Readers juga boleh kasih saran kok. 

Gomawoo buat yang sudah menyempatkan membaca karyaku ini bahkan menyempatkan menekan tombol bintang.

-Renrent-

















Touch His Heart (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang