Sembilan

445 52 0
                                    

"Hye Won-ah kita kembali ke Seoul sekarang juga!! Ji Woon, putramu masuk rumah sakit!!" Perkataan Ji Hoon sukses membuat tubuh Hye Won limbung, untung saja pria itu menahannya.

"Ap..Apaa?" Gumam Hye Won lirih,tetesan bening mulai berjatuhan dari mata indahnya.

"Kita ke Seoul sekarang!" Kata Ji Hoon tegas.

Ji Hoon menatap tiga orang lainnya. "Kalian tetap disini. Kalian boleh menjelajahi Bali dulu. Jangan khawatir dengan kami."

***

Tangisan Hye Won semakin mereda seiring berjalannya waktu. Sudah 1 jam ia dan Ji Hoon didalam pesawat pribadi pria itu yang akan membawanya bertemu putranya. Ya putranya.. Ia sangat terpukul saat mendengar putranya masuk rumah sakit,pasalnya Ji Woon sangat jarang sakit. Saat begini, ia malah tidak berada disamping putranya. Bila terjadi sesuatu pada anak lelakinya itu, Hye Won tidak akan bisa memaafkan dirinya dan tidak akan bisa melanjutkan hidup. Ji Woonlah hidupnya.Anak pria yang sangat ia cintai. Bahkan Ji Woon belum mengetahui sosok ayahnya.

"Ya, Tuhan tolong jaga putraku. Sembuhkan dia. Ku Mohon." Doa Hye Won dalam hati.

Tak terasa sambil terus berdoa dalam hati,wanita satu anak itu tertidur dengan air mata yang mulai mengering di wajahnya.

Ji Hoon segera mengendong ibu Ji Woon itu ala bridal style ke salah satu kamar yang berada di pesawat mewahnya. Diletakkannya wanita itu perlahan ke kasur ukuran king size putih,takut mengusik tidurnya. Tangannya bergerak mengusap air mata dipipi Hye Won.

Perasaannya tak kalah sedih dengan Hye Won mendengar Ji Woon masuk rumah sakit. Entahlah kenapa. Hatinya serasa diremas.

Ji Hoon yang juga merasa lelah, mengistirahatkan tubuhnya ke sofa tak jauh dari kasur yang Hye Won tiduri.

***

Hye Won segera berlari diikuti Ji Hoon saat mereka telah sampai di rumah sakit tempat Ji Woon dirawat. Ji Hoon menarik tangan Hye Won yang kebingungan hendak kemana. Dibawanya wanita itu ke lift yang kebetulan sedang terbuka dan menekan tombol 11.

Ting.. 

Dari kejauhan terlihat Ji Rim yang menunggu kedatangan mereka. Hye Won langsung berlari ke arah wanita itu. "Unni,bagaimana keadaan Ji Woon?"

"Ji Woon sudah sadar. Dia baik-baik saja. Ia pingsan karena alergi." Ji Hoon yang mendengar Ji Woon sudah sadar langsung masuk kedalam kamar rawat teman keponakannya itu.

Hye Won teringat putranya itu mempunyai alergi stroberi. "Apakah dia memakan stroberi?"
"Iya. Ia makan cake stroberi dengan Soo Ah. Maafkan aku Hye Won-ah, tidak bisa menjaga putramu."

"Tidak,Unni. Bukan salah Unni. Kalau begitu aku melihat Ji Woon dulu ya Unni." Hye Won memutar tubuhnya,langkahnya terhenti saat pergelangan tanganya dicekal seseorang.

"Ada yang perlu kita bicarakan Hye Won-ah. Serius. Ini sangat serius." Muka Ji Rim berubah sangat serius membuat Hye Won sedikit gugup.

"Baiklah Unni. Tapi biarkan aku menjenguk putraku terlebih dahulu. Ok?" Mohonnya.

"Baiklah."

***

Ji Hoon tersenyum kecil seraya  mengangguk kecil ke arah Kwon Hye In -Omma Hye Won- yang dibalas senyuman ramah. Tatapannya beralih ke anak kecil yang tangannya terpasang infus."Hai jagoan,apa yang kau lakukan? Istirahatlah." Ji Hoon menahan Ji Woon yang hendak beranjak dari tempat tidur.

"Aku mendengar suara Omma, Paman. Aku rindu Omma." Ucapnya lemah.

"Omma sebentar lagi kesini. Ia sedang berbicara dengan Ommanya Soo Ah. Sabar sebentar kan ada Paman disini." Dielusnya kepala anak kecil yang memendam rasa rindu dengan Ommanya itu.

Touch His Heart (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang