"Ya!!! Ji Woon-Appa (Ayah/Papa) (Ji Woon-Appa = Ayah Ji Woon) bangun!!" Seru Hye Won hingga membuat seluruh orang di ruangan itu menatapnya tak percaya termasuk sang empunya ruangan yang langsung duduk.
"Kau memanggilku apa? Ji Woon-Appa?" Heran Ji Hoon dengan alis terangkat tinggi dan mata melebar.
Hye Won langsung duduk dan menggelengkan kepalanya. "Tidak Sajangnim. Kau mungkin salah dengar."
"Tidak Hye Won-ah. Aku juga dengar, begitu juga Dong Jae. Ya kan Dong Jae-ya?" Pertanyaan Eun Ri langsung mendapat anggukan kepala dari Dong Jae.
Hye Won yang merasa disudutkan semakin bingung. Apakah ia harus membuka kembali lembaran masa kelamnya?
Drrttt..
Seketika pandangan mereka berempat menatap ponsel Ji Hoon yang bergetar.
Ji Hoon menghela nafas kasar dan mengambil ponselnya. Sedangkan Hye Won menghembuskan nafas lega dan berterima kasih kepada penelfon itu karena sudah menyelamatkannya.
"Yeoboseo(Halo)." Sapa Ji Hoon pada orang yang meneleponnya.
"Hah? Pertemuannya dipercepat? Baiklah Gerald. Terima kasih sudah memberi tau." Ji Hoon menutup telfonnya.
"Kita harus segera rapat dan bersiap siap untuk bertemu dengan kontraktor. Pertemuannya dipercepat." Beritahu Ji Hoon tegas."Baiklah Sajangnim." Eun Ri dan Dong Jae langsung keluar dari ruang kerja itu.
Hye Won akan mengikuti kedua rekannya itu tapi sebuah tangan mencekal pergelangan tangannya.
"Kau harus menjelaskannya setelah pekerjaan disini selesai." Ucap Ji Hoon sedingin kutub utara.
Hye Won segera menganggukkan kepalanya. Dan segera keluar dari ruang kerja Sajangnimnya itu. Dalam hati ia bertekat berterima kasih dengan Gerald karena sudah menyelamatkannya hari ini.
Tapi sebersit perasaan cemas hinggap di hatinya meskipun berusaha ia tepis. Mungkin hari ini ada yang menyelamatkannya. Tapi bagaimana kemudian hari?
"Aishhh... Shin Hye Won kau ceroboh sekali." Gumam Hye Won dan menepuk mulutnya.
***
Matahari berganti bulan dan bintang. Hari berganti hari. Tak terasa urusan pekerjaan Ji Hoon sudah selesai tinggal menunggu waktu untuk berdirinya gedung hotelnya di Bali ini.
Hingga 3 hari kedepan Ji Hoon memberi waktu bawahannya untuk menjelajahi Bali ini. Dan selama beberapa hari ini setelah kejadian ceroboh itu. Hye Won belum berbicara diluar pekerjaan dengan Sajangnimnya itu. Mereka terlalu sibuk bekerja seharian dan beristirahat dimalam harinya.
Malam ini untuk merayakan kesuksesan proyek hotel di Bali ini, Ji Hoon,Hye Won,Dong Jae, Eun Ri,dan Gerald akan berpesta di pantai villa Ji Hoon.
Hye Won menatap pantulan dirinya di kaca. Dress putih tulang selutut membungkus tubuhnya yang indah meskipun telah melahirkan seorang putra, rambut sebahunya ia gerai, eyeliner dan bedak membuatnya wajahnya semakin cantik.
Tok.. tok.. tok..
Muncullah Eun Ri dengan dress biru selututnya. "Hye Won-ah, ayo turun!! Sajangnim dan lainnya sudah di pantai."
"Baiklah." Hye Won segera melangkahkan kakinya mengikuti Eun Ri yang sudah berjalan terlebih dahulu. Rambutnya menari-nari begitu kaki Hye Won menginjak pasir. Diamatinya Ji Hoon yang sibuk menuangkan sampanye. Pria itu sangat tampan dengan kaos hitamnya dan celana putih selutut. Sedangkan Dong Jae dan Gerald sibuk menyajikan makanan.
"Ok ayo kita duduk!!!" Gerald duduk terlebih dahulu,rekan rekannya pun mengikutinya.
"Selamat malam semuanya." Ji Hoon menatap rekan-rekannya. "Terima kasih atas kerja keras kalian hingga pembangunan hotel di Bali ini akan segera terlaksana. Malam ini kita akan merayakan keberhasilan proyek ini. Dan selama 3 hari ke depan kita dapat menjelajah kota yang sangat indah ini sebelum kembali ke Korea Selatan. Untuk keberhasilan proyek kita." Ji Hoon mengangkat sampanyenya "Cheerss!!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Touch His Heart (SUDAH TERBIT)
ChickLitShin Hye Won, wanita muda yang telah memiliki seorang putra berusia lima tahun, akhirnya diterima bekerja di salah satu perusahaan besar di Korea Selatan. Dia bertemu kembali dengan mantan kekasihnya, Ji Hoon. Choi Ji Hoon, seorang CEO muda yang b...