Satu

467 15 3
                                    

Tahukah dirimu, seperti apa rasanya

Tersakiti?

Mungkin, kau tak tahu

Karena yang kau tahu hanyalah

Menyakiti perasaanku

Apakah sesakit ini mencintaimu? Apakah salah jika aku mencintaimu? Jika memang cinta ini salah, kenapa Tuhan harus mempertemukan kita? Disa mulai hanyut kedalam lamunannya, yang tanpa ia sadari lamunannya itu mengundang tanya dalam hati Edo.

"Heey... ya elaahh, melamun aja lo dari tadi Dis" kata Edo yang kini telah duduk di samping Disa, entah sejak kapan.

"ehh... elu Do, iya nih lagi banyak pikiran" Disa pun kembali dalam lamunannya.

"yaellahhh... Dis, entar kesambet loh, dari pada lo melamun terus lebih baik lo pake waktu lo yang terbuang sia-sia itu untuk hal yang lebih berguna, misalnya berdoa, buat tugas atau apa kek yang penting bermanfaat buat lo deh, dari pada melamun terus..." Edo pun berlalu dari pandangan Disa.

"lo itu kok jadi cowok cerewet amat yah..." gerutu Disa yang malas meladeni perkataan Edo, tapi sebenarnya ia membenarkan perkataan Edo dalam hatinya.

Ternyata dia ada gunanya juga ya, jadi saudara gue. Disa tertawa geli mengingat kata-katanya itu. Edo adalah saudara kembarannya Disa, mereka sekarang berada di kelas 11 SMA, mereka merupakan siswa-siswi yang berprestasi. Walaupun mereka berdua kembar tapi, mereka masuk ke jurusan yang berbeda, Disa memilih IPA sedangkan Edo lebih memilih IPS.

Disa pun mulai hanyut dalam dunianya sendiri, tanpa Disa sadari ponselnya bergetar pertanda ada notifikasi yang masuk. Detik berganti menit, menit berganti jam, tak terasa Jam kini menunjukkan pukul 12.30 pantas saja Disa mulai merasa ngantuk, tapi Disa tak menghiraukan rasa kantuknya itu. Satu jam kini telah berlalu dan rasa kantuk  yang hebat kembali menyerang Disa tanpa bisa diajak kompromi lagi. Akhirnya Disa pun menyerah dan lebih memilih untuk merebahkan tubuhnya ke atas kasurnya yang empuk dan nyaman itu, sebelum ia sempat menutup mata ia meraih ponselnya yang berada tak jauh dari jangkauannya. Seketika rasa kantuk itu sirna entah kemana.

Nathan

Dis, maafin gue, gue bisa jelasin semuanya. Ok! Gue masih sayang sama lo gue nggak mau kita putus seperti ini. I Love you

Tanpa Disa sadari air matanya mulai menetes membasahi pipinya.

maaf ya kalau ada typo ;)

Cinta yang akan Menghampiri KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang